Sabtu (29/06/2013) pagi, saya dan Evaluation Coordinator GRM berpamitan dengan Tim M dan pemilik basecamp di Haju Wangi untuk lanjut monitoring ke Tim yang kala itu sedang berada di Desa Foa, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.
Kami berangkat dengan menggunakan angkutan umum berupa otobis yang melintas dekat basecamp. Pemilik basecamp mengupayakan mencegat bus tersebut agar tidak ketinggalan sedari mentari sedang memperlihatkan semburat sinarnya. Hal ini dimaklumi karena Desa Haju Wangi hanya dilintasi otobis pagi dan sore hari saja. Pagi dari Haju Wangi menuju ke Ruteng lewat Roa, dan sorenya dari Ruteng menuju ke Haju Wangi.
SMP Negeri 4 Aimere, Kabupaten Ngada (Foto: 30/06/2013) |
Transportasi yang kami tumpangi hanya sampai Ruteng, dan ganti otobis dari Ruteng menuju Bajawa. Sampai di pertigaan Aimere yang menuju Foa, saya turun. Sedangkan, Evaluation Coordinator GRM yang semula mau ikut monitoring ke Tim K batal. Karena merasa badannya kurang sehat setelah monitoring di Haju Wangi. Ia pun izin lanjut menuju ke Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada untuk beristirahat. Sejak itu, saya dan Evaluation Coordinator GRM berpisah. Saya kemudian melanjutkan agenda monitoringnya.
Dari pertigaan yang berada di Jalan Lintas Flores itu, saya naik ojek menuju ke basecamp yang berada di rumah Kepala Desa Foa. Karena sudah menjelang sore tiba di basecamp, saya hanya melakukan briefing dengan Tim K dan pengenalan medan di sana serta izin menginap di basecamp.
SDK Foa, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada (Foto: 30/06/2013) |
Keesokan harinya, baru saya gunakan untuk mengikuti sejumlah enumerator dalam melakukan wawancara dengan orangtua murid yang menjadi responden hingga siang hari. Mengingat hari itu adalah hari Ahad (30/06/2013) maka saya hanya bisa menyaksikan wawancara rumah tangga saja. Namun demikian, saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi SMP Negeri 4 Aimere.
SMP Negeri 4 Aimere ini merupakan sekolah target dalam Survey Konstruksi Pendidikan (SKP) 2013 atau dalam term of reference (TOR) tertulis Performance Oversight & Monitoring Baseline Survey for The Evaluation of The Education Partnership-Component 1 (School Construction).
SDI Paupaga, Aimere, Kabupaten Ngada (Foto: 30/06/2013) |
SMP Negeri 4 Aimere ini memiliki empat sekolah feeder, yaitu SDK Foa, SDI Waeweru, SDK Lekogo, dan SDI Paupaga. Saya berkesempatan untuk melihat tiga sekolah feedernya pada saat monitoring di sana, yaitu SDK Foa, SDI Waeweru, dan SDI Paupaga, yang merupakan sekolah feeder paling jauh letaknya dengan jalan yang cukup terjal.
Usai berkeliling, saya bergegas akan melanjutkan perjalanan menuju ke Bajawa. Akan tetapi, disuruh pemilik basecamp untuk makan terlebih dahulu. Akhirnya, makan bersama terlebih dahulu dengan personil Tim K yang terdiri dari Santoso Widodo (Field Supervisor), Nur Kholis (Editor), Naffi Nurhayati (Enumerator), Kartika Yoga Asmara (Enumerator), dan Dwi Indria Khatulistiwa (Enumerator).
Enumerator sedang mengunjungi oangtua murid di Foa (Foto: 30/06/2013) |
Setelah nasinya turun beberapa saat ke dalam perut, saya pun berpamitan dengan Tim K dan pemilik rumah untuk melanjutkan ke Bajawa guna memudahkan akses menuju ke Bandara Soa di Kabupaten Ngada, lusanya.
Ke pertigaan Aimere, saya diantar oleh Field Supervisor. Dari pertigaan itu, saya meneruskan perjalanan dengan menggunakan otobis. Perjalanan dari Aimere menuju ke Bajawa sekitar empat jam lamanya, dan tiba di Terminal Bajawa menjelang Maghrib.
Wawancara dengan orangtua murid di teras (Foto: 30/06/2013) |
Dari Terminal Bajawa, saya naik ojek untuk mencarikan penginapan di Bajawa. Oleh tukang ojek, saya dipilihkan penginapan di Hotel Virgo yang beralamatkan di Jalan D.I Panjaitan, Kelurahan Trikora, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Di Hotel Virgo, saya menginap semalam. Udara di Bajawa cukup dingin hingga menembus tulang. Tidak bisa kemana-mana karena pada saat itu turun hujan.
Esok paginya, Selasa (02/07/2013), saya check out dan kemudian pesan tavel melalui Hotel Virgo untuk mengantar ke Bandara Soa yang berjarak sekitar 18 kilometer dari penginapan tersebut. Pesawat yang saya tumpangi adalah TransNusa dengan kode penerbangan M8 512. Pesawat lepas landas pada pukul 10.20 WITA, dan mendarat di Bandara El Tari Kupang pada pukul 11.20 WITA.
Wawancara dengan kedua orangtuan murid (Foto: 30/06/2013) |
Di Bandara El Tari, saya transit untuk ganti pesawat Lion Air menuju ke Surabaya. Namun keberangkatannya ke Surabaya masih menunggu sekitar dua jam. Akhirnya, waktu tunggu selama dua jam itu, saya gunakan untuk mengunjungi Museum Daerah Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Bandara.
Saya naik ojek ke museum tersebut, dan tukang ojeknya saya suruh menunggu. Di museum saya langsung berkeliling untuk melihat koleksi-koleksinya. Kurang dari satu jam berkeliling ke museum tersebut, saya pun langsung balik ke Bandara El Tari lagi.
Field Supervisor ikut wawancara dengan orangtua murid (Foto: 30/06/2013) |
Selang beberapa saat, pesawat Lion Air yang akan menuju Surabaya sudah tersedia. Penumpang dipersilakan memasuki pesawat. Perjalanannya sekitar dua jam lebih, dan tiba di Bandara Juanda Surabaya sore hari.
Dari Bandara Juanda, saya langsung langsung naik taxi menuju ke kos yang berada di Gang Masjid, Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan Semolowaru, Kota Surabaya. Esok harinya baru beraktivitas di Kantor REDI lagi. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar