Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 Pasal 14 pada Ayat 1 disebutkan bahwa Bank Indonesia (BI) dapat menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan, yang dapat bersifat makro dan mikro untuk mendukung pelaksanaan tugas BI.
Salah satunya adalah Survei Riset Komoditas Pangan Strategis: Analisa Ketahanan, Disparitas Harga dan Perdagangan Antar Daerah Tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan ketersediaan/kecukupan komoditas pangan strategis (surplus-defisit), mengeksaminasi pola perdagangan antar daerah (moda transportasi, komunikasi, logistik, dan marketing, serta mengukur derajat disparitas harga antar daerah beserta faktor penyebabnya.
Keikutsertaan saya dalam survei ini karena dimintai bantuan oleh teman semasa di SurveyMETER, Janji, yang kemudian berkarya di PT Sigma Research Indonesia yang beralamatkan di Perkantoran Orlin Arcade I Graha Raya, Jalan Boulevard Graha Raya Blok JA No. 28 Kelurahan Paku Jaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Wawancara dengan Kepala Bulog Divre Papua & Papua Barat (Foto: 01/08/2012) |
Teman menelpon saya pada Sabtu (28/07/2012) yang meminta saya untuk membantu supervisi ke Jayapura, Provinsi Papua, dalam survei ini selama dua hari. Surat tugas, surat izin penelitian, dan tiket pesawat sudah diemailkan ke saya. Survei ini merupakan kerja sama BI dengan Sigma Research.
Saya berangkat dari Solo pada Selasa (31/07/2012) pukul 13.00 WIB dari Terminal Tirtonadi dengan naik bus EKA jurusan Solo-Surabaya. Tiba di Terminal Bungurasih Sidoarjo sekitar pukul 20.00 WIB. Turun dari bus, saya berusaha buka puasa dengan nasi dulu di dalam terminal tersebut dan sekalian beli bekal sahur untuk di dalam pesawat. Kemudian selesai makan, saya langsung mencari bus yang jurusan ke Bandara Juanda.
Sampai di Bandara Juanda menjelang pukul 21.00 WIB, dan saya terus melakukan check in. Usai check in, saya langsung naik ke lantai 2 menuju ruang tunggu pesawat yang menuju ke Papua. Pesawat Merpati yang saya tumpangi dengan kode penerbangan MZ766, lepas landas pada pukul 22.30 WIB.
Pada waktu berkunjung ke Perum Bulog Divre Papua & Papua Barat, bangunan depan baru saja mengalami musibah kebakaran (Foto: 01/08/2012) |
Pesawat ini transit di Bandara Frans Kaisepo Biak sebentar, dan kemudian lanjut penerbangan ke Bandara Sentani Jayapura. Tiba di Bandara Sentani pada hari Rabu (01/08/2012) sekitar pukul 07.10 WIT, dan kemudian saya lanjut dengan angkutan umum menuju ke Kota Jayapura.
Sampai di Jayapura, saya dijemput oleh satu-satunya enumerator di sana, dan diajak ke rumahnya yang ikut saudaranya yang berada di lingkungan Kodam XVII/Cendrawasih. Di sana langsung mandi, dan kemudian briefing sebentar dengannya untuk mendengar jumlah capaian yang telah diperoleh dalam melakukan wawancara dengan para pedagang yang ada di Jayapura. Setelah itu, kita beredar ke lapangan.
Agenda hari itu, saya melakukan wawancara dengan Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Papua dan Papua Barat yang beralamatkan di Jalan Nindya No. 1 Kelurahan Gurabesi, Kecamatan Jayapura Utara, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Lokasinya Kantor Perum Bulog ini berada di belakang Polresta Jayapura Kota.
Mendampingi enumerator Papua melakukan wawancara di Pasar Sentral Hamadi Papua (Foto: 02/08/2012) |
Pada waktu berkunjung ke Kantor Perum Bulog tersebut, bangunan bagian depannya usai mengalami musibah kebakaran. Sehingga, saya diterima di ruang kantornya yang pindah di bangunan belakangnya.
Dengan ramah, Kepala Bulog menerima saya dan berkenan diwawancarai. Yang masih tersisa dalam ingatan saya ketika berjumpa dengan Kepala Bulog usai dipersilakan duduk, pertanyaan awal yang keluar darinya adalah “Bapak puasa ya?” dan saya pun menjawab “Iya Pak, saya sedang menjalankan ibadah puasa”
Lebih lanjut, Kepala Bulog itu mengatakan, “Sebenarnya saya mau mengajak Bapak untuk makan siang usai wawancara ini. Tapi berhubung Bapak puasa, saya mohon maaf”.
Dari Kantor Perum Bulog, saya kemudian dijemput enumerator untuk diajak pulang mengingat saya usai perjalanan jauh. Dalam perjalanan ke rumahnya, kebetulan melewati Museum Sarwo Edi Wibowo. Saya pun minta berhenti sebentar untuk mengunjungi museum tersebut.
Indahnya Kota Jayapura dilihat dari atas bukit (Foto: 02/08/2012) |
Dari museum, saya langsung membonceng sepeda motornya untuk kembali ke rumahnya. Lingkungan rumahnya merupakan kompleks tentara yang lokasinya berada di perbukitan dan bisa melihat ke arah laut.
Ketika waktu Maghrib tiba, saya diajak berbuka puasa di rumahnya. Kami makan bersama di dalam suasana bulan Ramadhan dengan menu yang berkuah. Pada saat tarawih, kami melaksanakannya di rumah saja pada waktu itu.
Setelah itu, saya langsung tidur karena masih merasa capek. Dini hari, saya dibangunkan untuk makan sahur bersamanya. Di Jayapura, tengah malam terasa dingin karena berada di perbukitan, namun di saat siang udara terasa panas karena hembusan angin dari arah pantai.
Kamis (02/08/20121), saya dari pagi hingga menjelang Maghrib mendampingi enumerator melakukan wawancara dengan para pedagang di lingkungan Pasar Sentral Hamadi yang berada di Jalan Perikanan, Kelurahan Hamadi, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
Suasana Kota Jayapura (Foto: 02/08/2012) |
Dalam perjalanan pulang, saya mengajak enumerator untuk buka puasa dulu di warung makan ayam goreng Lamongan. Penjualnya memang asli dari Lamongan yang merantau ke tanah Papua. Awalnya ia mengikuti saudaranya yang terlebih dahulu bekerja di Jayapura.
Jumat (03/08/2012) pagi, saya berpamitan dengan enumerator beserta keluarganya untuk pulang ke Jawa. Dari Jayapura, saya naik angkutan umum menuju ke Bandara Sentani. Dalam perjalanan, saya turun di Museum Negeri Provinsi Papua dulu untuk melihat koleksi-koleksi museum tersebut.
Sekitar setengah jam berkeliling melihat koleksi museum tersebut, saya pun melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum menuju ke Bandara Sentani yang berjarak sekitar 17 kilometer. Tiba di bandara, saya langsung check in.
Pesawat yang saya tumpangi dalam perjalanan pulang adalah Wings Air dengan kode penerbangan JT 1797. Pesawat take off pada pukul 11.00 WIT dan landing di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 14.35 WIB.
Suasana Pasar Ikan di Jayapura (Foto: 02/08/2012) |
Dari Bandara Juanda, saya pun naik bus bandara yang menuju ke Terminal Bungurasih, Sidoarjo. Di terminal saya membeli perbekalan untuk buka puasa di dalam bus berupa roti dan aqua. Setelah itu, baru naik bus EKA jurusan Solo.
Dalam perjalanan itu, saya berbuka puasa di dalam bus yang sedang melaju ke arah Solo dengan roti dan air putih. Namun, ketika bus berhenti di Rumah Makan Duta di Ngawi, saya baru makan nasi yang telah disediakan oleh P.O. EKA.
Tiba di Terminal Tirtonadi Solo pada Sabtu (04/08/2012) dini hari. Terus naik taxi menuju ke rumah tapi turun di dekat Lumbung Batik Sondakan, Solo, untuk beli nasi gudeg buat serumah untuk makan sahur.
Sampai di rumah, sudah memasuki waktu sahur. Jadi, saya langsung sahur bersama keluarga. Kebersamaan ini seakan menghilangkan rasa capek saya usai perjalanan jauh dari Tanah Papua. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar