Lima Hari Di Basecamp Bima

Usai menyelesaikan wilayah pencacahan (wilcah) terakhir dalam Studi Evaluasi Dampak Program WSLIC-2 (The Study of Evaluation of Second Water & Sanitation For Low Income Communities Project/WSLIC-2) di Rora dan Palama pada Sabtu (24/07/2010), Tim 10 (NTB-2) kembali ke basecamp sewaktu melaksanakan pengumpulan data (data collecting) di Desa Panda, yaitu di rumah Drs. H. Usman M. Amin yang beralamatkan di Jalan Bandeng Gang Kepiting Kp. Sumbawa RT 10 RW 04 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima.

Dari Desa Rora, kami berdua naik bus jurusan Dompu – Bima dan turun di Terminal Dara Kota Bima. Dari terminal, kami naik cidomo menuju ke basecamp yang berjarak sekitar 1 kilometer. Tiba di basecamp, kami langsung berjumpa dengan Field Coordinator Muhammad Mulia, karena basecamp itu memang rumah orangtuanya.

Berpamitan dengan keluarga besar Drs. H. Usman M. Amin, pemilik basecamp di Kota Bima, NTB (Foto: 28/07/2010)

Di basecamp Bima, kami menyelesaikan pekerjaan lapangan, mulai dari matriks analisa FGD, laporan keuangan, dan transkrip wilcah terakhir, dan juga sambil menanti Tim 11 (NTB-3) merampungkan 11 wilcah di Kabupaten Bima bagian timur, yaitu di Kecamatan Sape.

Keesokan harinya, kami dihubungi oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Parado Rato, Jufrin AR,S.E., yang berada di Kota Bima bersama keluarganya. Sekdes Parado Rato mengajak kami jalan-jalan lihat Museum Asi Mbojo yang berada di sebelah timur Lapangan Merdeka Serasuba (Alun-Alun Bima).

Di sana, kami melihat aneka koleksi museum yang menempati bekas bangunan istana dari Kesultanan Bima. Sambil potret-potret, kami menyimak penjelasan perihal kumpulan koleksinya dari guide museum tersebut.

Di atas kapal feri dalam penyebarangan dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok dini hari (Foto: 29/07/2010)

Tim 11 (NTB-2) yang terdiri atas Amalinda Fajari (moderator) dan Bambang (notulen) tiba di basecamp Bima siang hari pada Selasa (27/07/2010). Namun, Bambang setelah mengantar Amalinda Fajari langsung balik ke Sape. Kebetulan asal notulen Tim 11 (NTB-3) itu dari Sape.

Hari itu di basecamp menjadi ramai, selain Tim 10 (NTB-2) dan Tim 11 (NTB-3) serta Field Coordinator juga keluarga pemilik basecamp. Sikap kekeluargaan pemilik basecamp membikin kami betah di sana.

Kami juga diajak oleh Field Coordinator bersama saudaranya jalan-jalan ke Pasar Raya Amahami yang berada di dekat pantai. Di pasar itu, kami dengan mudah bisa menjumpai barang-barang bekas yang berasal dari luar negeri namun kondisi barangnya masih cukup bagus dan berharga murah. Mulai dari barang elektronik hingga pakaian.

Berkesempatan mengunjungi Museum Asi Mbojo di Kota Bima, NTB (Foto: 25/07/2010)

Rabu (28/07/2010) siang kami berkesempatan mengunjungi Masjid Sultan Muhammad Salahuddin dan menunaikan salah Dhuhur di sana. Sore harinya, kami bersama Field Coordinator berpamitan dengan pemilik basecamp beserta keluarga untuk menuju ke Terminal Dara karena sudah harus melanjutkan langkah kembali ke Yogyakarta.

Dari Terminal Dara, kami naik bus Dunia Mas dari Bima menuju ke Mataram di Pulau Lombok. Sekitar pukul 02.43 WITA (dini hari), bus Dunia Mas masuk ke kapal feri untuk melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Poto Tano Sumbawa menuju ke Pelabuhan Kayangan, Selong, Lombok Timur. Dalam penyeberangan tersebut, penumpang bus Dunia Mas berada di dek atas kapal feri.

Turun dari kapal feri di Pelabuhan Kayangan, bus Dunia Mas langsung lanjut menuju ke Kota Mataram yang berjarak sekitar 80 kilometer. Tiba di Terminal bus Mandalika Kota Mataram sekitar pukul 07.30 WITA.

Di terminal tersebut, kami dijemput oleh saudaranya Pinus Nesuki yang berdomisili di Kota Mataram. Kami bermalam di rumah saudaranya Pinus Nesuki selama dua hari di Kota Mataram, karena tiket pesawat ke Yogyakarta dibookingkan pada Sabtu (31/07/2010). ***