On the field, everyone is equal -Roger Milla (Ilustrasi gambar: Photo via PexelsBy Pixabay) |
Judul di atas, saya temukan ketika mengikuti International Webinar: “Physical and Mental Health Problems in Children Exposed to Natural Disasters: Tip of The Iceberg” yang diselenggarakan oleh International Pediatric Association (IPA) pada Sabtu (25/06/2022) melalui link Zoom.
Ketika Dr. Yogi Prawira, MD, narasumber pertama, menyampaikan makalahnya yang berjudul “When Disaster Strikes: Expecting The Unexpected”, di tengah-tengahnya ia mengutip sebuah ujaran: “In the fields, everyone is equal.”
Kutipan (quote) tersebut berasal dari Albert Roger Mooh Milla, yang dikenal sebagai Roger Milla, mantan pemain sepak bola asal Kamerun yang bermain sebagai penyerang. Kutipan aslinya berbunyi, “On the field, everyone is equal” (Di lapangan, semua orang sama). [
1https://quotefancy.com/quote/1776508/Roger-Milla-On-the-field-everyone-is-equal
]Dalam sebuah surat kabar online Inggris, The Independent terbitan Jumat (04/12/2009), Roger Milla diwawancarai oleh jurnalis The Independent terkait Piala Dunia 2010: “Di lapangan, semua orang sama. Ini bukan Brasil, Italia atau Prancis yang kita lihat 10 tahun lalu. Ini 50-50. Pemain Inggris, Prancis, Italia bermain di kejuaraan besar di Eropa bersama pemain Afrika. Ini akan menjadi tim dengan persiapan terbaik yang akan melaju.” [
2https://www.independent.co.uk/sport/football/international/roger-milla-ghana-and-ivory-coast-are-the-teams-to-spring-surprises-1833757.html
]Pernyataan Roger Milla dalam wawancara tersebut mengisyaratkan level playing field. Dalam Farlex Dictionary of Idioms (2015), dijelaskan bahwa level playing field merupakan situasi yang adil untuk semua; situasi di mana orang memiliki kesempatan yang sama.
Jika kami memulai dengan level playing field, semua orang akan memiliki kesempatan yang sama. Dalam sepak bola, level playing field merupakan suatu konsep tentang keadilan, yang tidak berarti setiap pemain memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil, tetapi mereka bermain dengan seperangkat aturan yang sama.
Yogi Prawira menyitir ujaran Roger Milla, karena ujaran tersebut juga berlaku pada saat terjadi gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Palu dan Donggala pada 28 September 2018. Gempa dan tsunami telah meluluhlantakkan beberapa wilayah di Sulawesi Tengah.
Karena bencana memiliki dampak yang begitu besar pada kehidupan manusia, penting untuk membuat manajemen risiko bencana inklusif untuk semua. Tidak mungkin mengurangi risiko bencana bagi semua orang jika kebutuhan semua kelompok penduduk tidak ditangani.
Secara efektif melibatkan semua orang dalam kebijakan dan program manajemen risiko bencana (disaster risk management) memerlukan upaya bersama untuk memahami dan mengatasi hambatan yang dihadapi orang saat berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik mereka. Hambatan fisik, keuangan, informasi, sikap, kelembagaan, dan lainnya dapat mencegah orang mengakses pasar, layanan, dan ruang publik penting secara bermartabat. Mengalihkan perhatian pada rintangan-rintangan ini, daripada berfokus pada kemampuan masyarakat, memungkinkan pembuat kebijakan dan pemerintah untuk melihat kelompok-kelompok yang terpinggirkan sebagai agen perubahan. Di Indonesia, GFDRR (Global Facility for Disaster Reduction and Recovery) menerapkan pendekatan ini dengan mendukung penerapan standar aksesibilitas universal ke dalam desain bangunan di provinsi Sulawesi Tengah. [
3https://blogs.worldbank.org/sustainablecities/inclusive-disaster-risk-management-what-have-we-learned
]Mengembangkan pendekatan holistik untuk manajemen risiko bencana, dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan faktor yang menambah kerentanan kelompok tertentu, akan sangat penting. Salah satu cara untuk memastikan bahwa kita merencanakan lebih banyak risiko adalah dengan menempatkan warga dan komunitas – yang sangat mengetahui bahayanya – di pusat perencanaan risiko bencana yang inklusif. Hal ini untuk memastikan bahwa upaya pembangunan ketahanan di mana-mana mencakup semua orang: perempuan dan anak perempuan, orang tua, penyandang disabilitas, anak-anak, keluarga berpenghasilan rendah, dan kelompok rentan atau terpinggirkan lainnya.
Dalam intervensi penanggulangan risiko bencana, bagaimanapun ujaran Roger Milla tersebut memperlihatkan relevansinya, “Di lapangan, semua orang sama.” Hal ini agar supaya menyiratkan keadilan, ketidakberpihakan, non-diskriminasi bagi setiap individu. *** [300622]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar