Kamis, Juni 02, 2022

Penipuan, Kisah Lampau Yang Melegenda

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Juni 02, 2022
An ordinary fool isn’t a faker; an honest fool is all right. But a dishonest fool is terrible! -Richard Phillips Feyman (Ilustrasi: Photo via Unsplash By William Moreland)

Belakangan ini sejumlah media sosial dan situs berita ramai mewartakan berita hoaks yang telah terjadi lima puluh tahun silam di tanah air. Berita hoaks perihal penipuan ini menjadi viral lantaran bersinggungan dengan istana. Intinya, beberapa Presiden kita pernah/hampir tertipu karenanya.
Beberapa judul yang ditampilkan juga mencuri hati khalayak. Misalnya, “Soeharto Hampir Tertipu Bayi Ajaib yang Bisa Bicara dari Dalam Kandungan” (Republika edisi 06 Maret 2022), Cut Zahara Fona Perempuan Tak Tamat SD, Menghebohkan Indonesia dengan Berita Hoaksnya” (Dirgantara Online edisi 31 Mei 2022), dan “Hoaks Bayi Mengaji di Kandungan yang Hebohkan Indonesia pada 1970-an” (Solopos edisi 02 Juni 2022).
Dikutip dari detiknews, kisah ini bermula dari Cut Zahara Fona, perempuan tidak lulus SD ini memiliki ide jenius yang bisa membohongi orang se-Indonesia pada tahun 1970-an. Perempuan ini mengklaim janin yang ada di perutnya bisa bicara bahkan mengaji. Kabar aneh itu tentu menggegerkan masyarakat. Orang-orang beramai-ramai menemui Cut Zahara untuk menyaksikan keajaiban tersebut.
Berita aneh itu pun menyebar dan dimuat media massa. Efeknya, sejumlah ulama yang dimintai pendapat tentang keanehan tersebut memberikan pendapat yang cenderung membenarkan berita aneh tersebut.
Hebatnya, kasus janin bisa ngaji itu sampai dipercaya Wakil Presiden (Wapres) Adam Malik. Wapres era Soeharto itu diyakinkan adiknya jika janin bisa mengaji itu memang benar adanya. Adam Malik lantas mengundang Cut Zahara Fona agar datang ke Istana Wapres. Di Istana Wapres inilah, Adam Malik menempelkan kupingnya ke perut Cut Zahara demi mendengar suara si janin.
Kedok Cut Zahara tersingkap ketika perempuan ini berkunjung ke Banjarmasin. Panglima Daerah Kepolisian (sebutan Kapolda waktu itu) Kalimantan Selatan Brigjen Abul Hamid Swasono tidak percaya ada janin bisa bicara, dan memerintahkan anak buahnya untuk mengungkap kasus itu.
Kapolres Banjarmasin ditemani istri dan polwan waktu itu lantas menemui Cut Zahara dan pura-pura ingin mendengarkan suara si janin. Dengan taktik yang jitu, akhirnya si polwan berhasil menyingkap kain Cut Zahara dan menemukan tape recorder di balik kain perempuan itu. Setelah kedoknya terbuka Cut Zahara pun dipenjara. Ia sempat kabur namun berhasil ditangkap kembali.
Kasus yang menggoncang istana tidak hanya sekali itu saja. Jauh sebelum Cut Zahara, kisah Raja Idrus dan Ratu Markonah yang sebenarnya hanya tukang becak dan pelacur berhasil membodohi Soekarno pada pertengahan 1950.
Dua orang pasangan yang mengaku suami istri yakni Raja Idrus dan Ratu Markonah, berhasil mengecoh sejumlah pejabat negara dan kalangan istana. Konon, Idrus adalah Raja Kubu (Suku Anak Dalam di Jambi), sementara Markonah adalah permaisurinya.
Mereka mengaku sedang melakukan perjalanan muhibah dalam rangka pembebasan Irian Barat (sekarang Papua). Kebetulan, itu masalah Irian Barat sedang menjadi isu internasional. Presiden Soekarno pun terperdaya. Kedua “pembesar” itu kemudian diundang ke istana. [
1https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/602a44f68ede4817f82ee523/beberapa-presiden-kita-pernah-tertipu-dari-raja-idrus-hingga-bayi-ajaib
]
Penipuan dengan korban kalangan istana tidak cuma itu. Pada 2008, nama Joko Suprapto sempat mencuat setelah mengaku menemukan bahan bakar berbasis air, blue energy. Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) sempat tertarik atas “temuan” Joko itu, dan memberikan fasilitas untuk penelitian lebih lanjut. Namun dia kemudian menghilang tanpa alasan.
Joko Suprapto akhirnya ditangkap dan ditahan Kepolisian Yogyakarta pada Juli 2008 dengan tuduhan penipuan terhadap Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). [
2https://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/01/090122_bluenergy.shtml
]
Tiga contoh kisah penipuan fenomenal itu telah membuat geleng-geleng kepala rakyat Indonesia. Bagi orang awam, hal itu membuatnya tak habis pikir. Istana dengan sejumlah filter tingkat tinggi sempat mengalami kecolongan karena minimnya validasi ilmiah sebuah muatan kabar/berita.
Richard Phillips Feynman (1918-1988), seorang ahli fisika dari Amerika Serikat pernah mengingatkan kita dengan ujarannya, “Orang bodoh biasa bukanlah penipu; orang bodoh yang jujur baik-baik saja. Tapi orang bodoh yang tidak jujur itu mengerikan!” (An ordinary fool isn’t a faker; an honest fool is all right. But a dishonest fool is terrible!). 
Berdasarkan eksistensinya, manusia dikenal sebagai al ‘insãn mahalul khata’ wannisyãn (manusia tempatnya salah dan lupa). Namun yang harus diingat adalah kita tidak boleh memakbulkan penipuan. Karena penipuan itu sesungguhnya merupakan kebohongan.
Kata Jessica Khoury, penulis dari trilogi Corpus, The Forbidden Wish, Last of Her Name, dan The Mystwick School of Musicraft, “Harga untuk setiap kebohongan adalah bahwa kebenaran akan selalu muncul” (The price of every lie is that the truth will always come out). Apabila manusia dikenal sebagai pembohong maka akan hilang keadilan dan harga dirinya. Perkataannya akan hilang makna dan orang lain akan memandang rendah pembohong. *** [020622]


logoblog

Thanks for reading Penipuan, Kisah Lampau Yang Melegenda

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog