Senin, Maret 27, 2023

Cleret Gombel, Si Cicak Terbang Yang Mengangkang

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Maret 27, 2023
Cleret gombel di atas kursi penjalin

Puluhan tahun lamanya saya tak lihat cleret gombel. Dulu waktu saya masih kecil, sering jumpa dengan cleret gombel di pekarangan rumah nenek di Solo. Ia sering berada di antara pepohonan yang menjulang.
Mungkin karena di daerah saya itu sudah berdiri rumah-rumah beton, sehingga tanaman besar jarang terlihat lagi, dan ini berpengaruh kepada kehidupan satwa unik yang gemar meluncur dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Senyampang menambah isian air kolam Sekretariat SMARThealth Kepanjen pada Ahad siang kemarin, saya melihat cleret gombel hinggap di kursi penjalin yang saya taruh di halaman dekat kolam.
Cleret gombel adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae yang kerap dijumpai di Jawa. Ia dikenal dengan cicak terbang kendati sesungguhnya tidak termasuk cicak seperti halnya tokek (suku Gekkonidae).
Reptil ini dikenal dengan nama ilmiah Draco volans Linnaeus [
1https://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Draco&species=volans
]. Nama lokalnya di antaranya cekibar (Betawi), hap-hap (Sunda), dan cleret gombel atau klarap di Jawa. Dalam bahasa Inggris disebut gliding lizard atau flying dragon.
Hewan reptil ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaysia di barat, Kepulauan Filipina di utara, Sumatera, Mentawai, Riau, Natuna, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.
Cleret gombel ini senang tinggal pekarangan yang masih banyak pohon tingginya. Makanan mereka umumnya berupa serangga, kebanyakan memakan semut kecil, rayap maupun serangga kecil lainnya.
Ciri khas reptil ini yaitu adanya sayap yang disebut patagium, berupa perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium dengan warna kuning hingga jingga, berbecak hitam. Sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan bintik-bintik warna hitam.
Dengan patagium itu, genus kadal agamid Draco menjadi vertebrata meluncur yang paling luar biasa dan sukses, dan mereka dikenal sebagai cicak/kadal terbang karena kemampuan mereka untuk meluncur jarak jauh dari satu pohon ke pohon yang lainnya [
2Nattawut Srichairat, Pattanee Jantrarotai, Prateep Duengkae, Yodchaiy Chuaynkern, Identification key to species of the flying lizard genus Draco Linnaeus, 1758 (Squamata: Agamidae) in Thailand, Agriculture and Natural Resources, Volume 51, Issue 1, 2017, Pages 40-46, ISSN 2452-316X, https://doi.org/10.1016/j.anres.2017.02.002. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2452316X1730090X)
]. Mereka umumnya dapat meluncur rata-rata sejauh 8 meter.
Pada saat meluncur itu, kedua kaki depan dan kaki belakangnya mengangkang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengangkang memiliki arti “dengan kaki terbuka lebar.” Posisinya mirip dengan orang yang menggemari wingsuit flying, olahraga menerbangkan tubuh di udara dengan menggunakan wingsuit.
Ciri khas lainnya yang terlihat pada cleret gombel, memiliki penutup gular yang disebut dewlap, yang terletak di bawah kepalanya, tepat di dagu  atau jakunnya. Dikutip dari laman Animal Diversity Web (ADW), cleret gombel jantan memiliki dewlap runcing panjang, yang berwarna kuning cerah. Mereka juga memiliki warna kebiruan di sisi perut sayap, dan coklat di sisi punggung. Betina sedikit berbeda karena dewlap lebih kecil dan abu-abu kebiruan. Selain itu, sisi perut sayap berwarna kuning.
Sebagai spesies diurnal, jantannya lebih aktif daripada perempuan di siang hari. Kebanyakan cleret gombel jantan sangat teritorial. Wilayah tersebut mencakup dua hingga tiga pohon tempat tinggal satu sampai tiga betina, sehingga menentukan cleret gombel sebagai penentunya. Si jantan akan mempertahankan wilayah tersebut dari pejantan lainnya yang tidak memiliki wilayah, atau dianggap bukan penduduk [
3https://animaldiversity.org/accounts/Draco_volans/
].
Hewan yang suka terbang mengangkang ini sudah mulai jarang dijumpai di lingkungan yang sudah mulai jarang pepohonan yang tinggi. Daerah masa kecil saya tumbuh dulu masih banyak pepohonan besar, seperti pohon kluwih, klengkeng, nangka, jambu sukun, randu, kelapa, mangga, jambu air, dan sawo, kini sudah tak ada lagi. Berubah jadi bangunan semua. *** [270323]


logoblog

Thanks for reading Cleret Gombel, Si Cicak Terbang Yang Mengangkang

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog