Sabtu, Maret 11, 2023

Sepincuk Botok Tawon di Warung Nayamul Kepanjen

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, Maret 11, 2023
Sebuah mobil Fortuner putih memasuki halaman Warung Nayamul dan memarkirnya. Mobil itu berisi peneliti Polusi Pembakaran Sampah Plastik (PPSP) Universitas Brawijaya (UB), Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Tim SMARThealth UB, dan dua orang dari India, yaitu Praveen Devarsetty dan Renu John.
Pulang dari Desa Sumberejo, suatu desa yang warganya banyak berkutat pada limbah sampah plastik dan pembakaran gamping sekitar pukul 14.46 WIB, rombongan itu mampir untuk makan siang di Warung Nayamul, yang berada di sebelah timur Stadion Kanjuruhan.
Sesuai namanya, dalam bahasa walikan Malang, kata Nayamul artinya Lumayan. Bahasa walikan adalah salah satu dasar bahasa malangan yang menjadi fenomena sosial hingga hari ini. Faktanya banyak masyarakat yang berasal dari Malang, Jawa Timur, masih menggunakan bahasa walikan saat berkomunikasi di lingkungan informal.

Makan siang bersama kolega peneliti PPSP UB dari India

Dilihat dari fasadnya, bangunan Warung Nayamul ini terlihat modern dengan dinding permanen, namun setelah Anda memasuki warung terlihat akan nuansa etnik. Tidak hanya bangku dan kursinya, tapi juga menunya yang didominasi masakan tradisional yang dihidangkan secara prasmanan.
Menunya cukup banyak yang diatur sedemikian rupa. Penggunaan wadah tanah liat (gerabah) ini dijadikan sebagai alat penyaji aneka masakan yang berkuah, seperti kothokan iwak phe, krecek pedas, kare ayam pedas, kothokan mujaer, kothokan lele, bali telor, sayur asem, maupun sayur sop.
Sedangkan yang tak berkuah, ditaruh dalam nampan, baik dari tanah liat, logam dan bambu (tampah), seperti aneka lauk pauk dan sayur oseng-oseng dong kates, oseng-oseng pare, oseng-oseng kacang panjang maupun urap. Semuanya bisa disantap dengan nasi putih atau nasi jagung.
Saya yang masuk dalam rombongan sebagai Tim SMARThealth UB, memilih iwak phe (ikan pari), oseng-oseng pare, dan krecek pedas. Yang lainnya mengambil menu masakan sesusai selera masing-masing. Yang orang India memilih kothokan mujaer.

Sepincuk botok tawon

Kemudian di sela-sela itu, peneliti PPSP UB mengambil dua botok tawon. Satunya untuk dirinya, dan satunya untuk Sub Koordinator Substansi PTM dan Keswa Dinkes. Yang diberikan kepada Sub Koordinator PTM dan Keswa dimakan berdua dengan saya.
Seperti namanya, bahan utama botok tawon adalah sarang tawon yang masih berisi lebah muda atau larva di dalamnya. Sarang tawon tersebut dibungkus dengan daun pisang dan dibumbui dengan tomat, cabai, gula merah, asam dan bawang merah yang kemudian dikukus. Rasanya yang lezat ini tidak hanya memanjakan lidah namun juga dapat menyehatkan tubuh.
Konon, botok tawon memiliki manfaat lain untuk segi kesehatan, seperti sebagai antioksidan, antivirus, obat alami aterosklerosis, meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh, dan regenerasi sel hati.
Selain itu, sarang tawon juga dikenal dengan kekayaan proteinnya. Kandungan protein ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan stamina laki-laki. Botok tawon juga dapat meredakan rasa pegal-pegal pada tubuh laki-laki seiring dengan meningkatnya jumlah stamina.

Nasi iwak phe dengan oseng-oseng pare dan krecek pedas ditambah kemangi

Kedua orang India itu merasa tercengang setelah diterangkan perihal menu masakan botok tawon yang terbuat dari honey bee hive (sarang lebah madu). Praveen pun sampai mengulangnya, “Honey bee !
Mungkin kedua orang India merasa heran. Karena di India tidak dijumpai botok tawon, jadi begitu tahu, mereka pun tersenyum. Saya pun menjelaskan rasanya manis dan ada pedasnya. Manisnya disebabkan oleh propolis.
Sepincuk botok tawon itu tentunya akan mengingatkan kedua orang India yang pernah diajak makan di Warung Nayamul, sebelah timur Stadion Kanjuruhan. Makanan orang Indonesia, unik!
Sekitar lima belas menit makan siang di Warung Nayamul, rombongan kembali ke Ruang Multimedia Lantai 2 Dinkes Kabupaten Malang untuk melanjutkan diskusi perihal performa aplikasi eKader dengan pengembangan dashboardnya. *** [110323]


logoblog

Thanks for reading Sepincuk Botok Tawon di Warung Nayamul Kepanjen

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog