Kereta Api Kahuripan tiba di Stasiun Blitar pada pukul 13.01 WIB |
Selesai mudik lebaran 1444 H di Solo, saya harus kembali ke Kepanjen, Kabupaten Malang, untuk menjalankan rutinitas kerja lagi. Kamis kemarin, saya mendapatkan tiket Kereta Api (KA) Kahuripan dengan booking code Z8S6RJS. Harga tiketnya 80 ribu.
KA Kahuripan merupakan layanan khusus kelas ekonomi yang dihadirkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Daerah Operasi 8 Madiun. Kereta api kelas ekonomi ini secara khusus melayani perjalanan dari kota Bandung ke kota Blitar, dan sebaliknya.
Saya naik KA Kahuripan dari Stasiun Purwosari, satu dari lima stasiun yang berada di kota Surakarta, atau yang terkenal dengan sebutan kota Solo. KA Kahuripan tiba di Stasiun Purwosari pada pukul 08.20 WIB.
Semua penumpang yang telah menanti di Stasiun Purwosari dipersilakan memasuki gerbong sesuai yang tertera dalam tiketnya masing-masing. Sesuai tiket, saya mendapat tempat duduk (seat number) di gerbong Ekonomi 4 (EKO-4) pada kursi 17 C.
Posisi tempat duduk menghadap ke barat berhadapan dengan kursi 18 C yang berada di sisi kiri dari gerbong tersebut. Rangkaian gerbong EKO-4 ini kebetulan berada setelah gerbong kereta makan (gerbong restorasi). Jika diurutkan dari lokomotif, gerbong EKO-4 ini merupakan urutan rangkaian gerbong yang kelima.
Gerbong EKO-4 ini diinventarisir oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dengan kode K3 0 08 08 yang berdaya tampung 106 tempat duduk yang disusun 3-2 kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan.
Gerbong penumpang seluruhnya telah disejukkan dengan AC sebanyak dua unit per gerbongnya. Sejak ditangani Ignasius Jonan, seorang mantan Direktur Utama PT KAI, wajah KAI berubah. Berbagai perubahan bahkan tampak langsung hingga saat ini, mulai dari sterilisasi stasiun, penerapan pembelian tiket online, sistem boarding pass, hingga peningkatan kebersihan dan penyediaan AC gerbong kereta di semua kelas penumpang.
Suasana gerbong EKO-4 pada hari itu cukup ramai mengingat masih suasana lebaran dengan arus kembalinya para pemudik. Satu deretan tempat duduk saya, diisi juga oleh keluarga dengan dua anaknya yang masih kecil.
Senangnya mengambil trip pagi hingga siang, saya dapat menikmati pemandangan yang indah selama perjalanan. Didukung cuaca yang cerah dalam perjalanan, saya bisa melihat hamparan persawahan yang menghijau, sungai, rimbunnya hutan jati, serta gunung-gunung.
Perjalanan KA Kahuripan dari Solo hingga Blitar menempuh waktu 5 jam 17 menit dengan menyinggahi 14 stasiun, yaitu Stasiun Purwosari, Stasiun Sragen, Stasiun Walikukun, Stasiun Ngawi (dulu bernama Stasiun Paron), Stasiun Magetan (dulu bernama Stasiun Barat), Stasiun Madiun, Stasiun Caruban, Stasiun Nganjuk, Stasiun Kertosono, Stasiun Papar, Stasiun Kediri, Stasiun Kras, Stasiun Tulungagung, dan Stasiun Blitar.
Tiba di Stasiun Blitar pada pukul 13.01 WIB. Seperti biasanya, begitu keluar dari stasiun, saya langsung menuju ke loket. Untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Kepanjen, Kabupaten Malang dengan KA Penataran. Namun mengingat suasana masih lebaran, tiket KA lokal itu telah habis jauh-jauh hari.
Akhirnya, saya pun jalan-jalan terlebih dahulu menuju ke Alun-alun Kota Blitar yang berjarak sekitar 550 meter, dan singgah sebentar di Bakso Kikil dan Urat Kenanga Jaya yang berada di tenggara Kantor Wali Kota Blitar guna mengisi perut, atau selatan Taman Pecut Kota Blitar.
Selesai jalan-jalan di seputaran Alun-alun Kota Blitar, saya melanjutkan langkah dengan jalan kaki menuju Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesuma Negara yang berada di selatan BNI, atau timur Pasar Wage, untuk mengambil patokan memesan ojek online menuju ke Terminal Patria Blitar yang berjarak sekitar 3 kilometer. *** [280423]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar