Aeschynanthus radicans Jack (Dipotret pada 10/05 malam hari) |
Bila Anda sedang nongkrong di Grajen Coffee Shop Kepanjen dan menghadap ke arah selatan, Anda akan melihat deretan pot kecil yang ditempatkan di kanopi teras. Salah satu pot yang berada di ujung paling selatan dari kanopi tersebut ada sebuah tanaman yang merambat dengan cabang terjumbai yang ujungnya sedang bermekaran bunga warna merah.
Pemilik Grajen Coffee Shop menyebutnya dengan tanaman lipstik gantung. Hal ini karena warna bunganya yang merah merona seperti gincu, dan bunganya bergantungan di ujung dari cabang-cabangnya.
Tanaman dari keluarga Gesneriaceae ini memiliki nama ilmiah Aeschynanthus radicans Jack. Sedangkan di sejumlah negara, tanaman ini juga mempunyai sebutan sendiri-sendiri, antara lain akar berenas, akar setebal, akar kechubong ayer (Malaysia), eldfackla (Swedia), lipstick plant (Inggris), dan lippenstiftblume, dan tanaman lipstik (Indonesia).
Aeschynanthus didirikan sebagai genus oleh William Jack pada tahun 1823, dan diterbitkan pertama kali dalam The Transactions of The Linnean Society of London (Vol. 14 (1): 43, 1823) [
1https://www.gbif.org/species/3824774
]. Jack adalah seorang dokter dan ahli botani yang brilian kelahiran Skotlandia, yang meninggal dan diimakamkan di Bengkulu pada tahun 1822 pada usia 27 tahun karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Hampir semua karya botaninya diterbitkan secara anumerta [2https://gesneriads.info/gesneriad-genera/aeschynanthus/
, 3https://www.findagrave.com/memorial/159846254/william-jack
].Jack menggunakan kata dalam bahasa Yunani dalam menamai genus Aeschynanthus, yaitu aischune yang berarti “malu” dan anthos yang mempunyai arti “bunga”. Bila kedua kata itu digabung maka dapat diterjemahkan menjadi “bunga yang membuat malu” [
4https://plants.ces.ncsu.edu/plants/aeschynanthus-radicans/
, 5https://www.housedigest.com/1162893/what-you-need-to-know-about-caring-for-a-lipstick-plant/
]. Hal ini mengacu pada bunganya yang menyerupai falus jantan. Orang Melayu menyebutnya simbar burong.Tanaman lipstik ini ditemukan oleh Jack ketika mendampingi Sir Stamford Raffles menjelajah pedalaman hutan dari Sumatera Barat hingga Bengkulu. Tanaman ini biasa tumbuh di atas batang pohon tua, dengan akarnya kadang di tanah dan kadang di atas pohon. Sifat tanaman bunga lipstik ini epifit yang artinya menempel ke tanaman lain jika hidup di lingkungan alami.
Kisaran asli spesies ini adalah Semenanjung Melayu hingga Malesia Barat & Tengah [
6https://powo.science.kew.org/taxon/377844-1?_gl=1*1eld79h*_ga*ODEwNTg0OTI2LjE2ODM1OTIzNzY.*_ga_ZVV2HHW7P6*MTY4NDQyMDY5My41LjAuMTY4NDQyMDY5My4wLjAuMA.
]. Ini adalah epifit atau litofit dan tumbuh terutama di bioma tropis basah. Malesia merupakan daerah biogeografi (geografi tumbuhan) yang meliputi Filipina, kawasan Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Papua Nugini [7https://glosarium.org/arti-malesia/
].Ciri-ciri tanaman lipstik bisa tumbuh hingga ketinggian satu setengah meter. Daunnya berdaging dan tidak berurat dengan warna hijau tua dan kasar, bertangkai pendek dan daunnya berseberangan. Bentuknya bervariasi, mulai dari bulat telur hingga lanset elips. Kadang-kadang ada juga daunnya hampir berbentuk hati di pangkal.
Bunganya bisa tumbuh antara 5 cm hingga 7 cm, dan memiliki jenis warna yang berlainan. Ada warna koral, oranye, kuning maupun merah, tergantung varietas dari tanaman itu. Tanaman lipstik yang berada di Grajen Coffee Shop Kepanjen itu berjenis Aeschynanthus radicans var. “Monalisa” dengan bunga warna merah dan berkelopak maroon.
Tanaman ini akan mengeluarkan bunga selama musim panas yang bisa bertahan beberapa minggu, dan bisa menghasilkan biji yang banyak di kedua ujungnya. Sementara itu, batangnya bila tidak terawat dengan baik akan mudah membusuk. Hal ini sesuai penamaan spesiesnya oleh Jack dengan tambahan radicans dari kata Yunani yang maknanya memiliki batang yang membusuk. *** [190523]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar