Dysdercus cingulatus atau bapak pucung sedang bertengger di antara akar-akar kecil di halaman Sekretariat SMARThealth Kepanjen |
Serangga kecil itu jauh dari kesan sebagai musuh tanaman. Bentuknya imut-imut, sayapnya berwarna orangye tua dan ada hitamnya, suka berjalan di antara dedaunan dan bisa terbang. Tapi bila sudah berkelompok akan menyusahkan para penanam tumbuhan.
Pagi kemarin, pada waktu menyiangi di halaman Sekretariat SMARThealth Kepanjen, saya menjumpai serangga mungil itu di rerumputan antara pot-pot berisi tanaman asem Jawa (Tamarindus indica).
Serangga kecil yang menjadi musuh tanaman itu dikenal dengan bapak pucung. Kebetulan namanya kerap dijumpai juga dalam salah satu jenis tembang macapat khas Jawa, yaitu pucung. Meskipun bermakna kematian namun tembang pucung memiliki watak yang jenaka atau lucu yang digunakan untuk menceritakan hal lelucon sebagai nasihat.
Bapak pucung,
cangkemu madhep mendhuwur,
Sabamu ing sendhang,
Pencokanmu lambung kering,
Prapteng Wisma, Si Pucung mutah guwaya
Bapak pucung,
mulutmu menghadap ke atas,
Tempat bermainmu di mata air,
Tempatmu di lambung sebelah kiri,
Sesampai di rumah, Si pucung mengeluarkan air
Empat larik dalam tembang pucung itu mengiaskan klenthing dalam morpologi dan ekologi hewan serangga bernama bapak pucung. Klenthing adalah alat dapur tradisional untuk mengambil air yang biasanya terbuat dari tanah liat.
Terkait dengan fauna, bapak pucung merupakan spesies serangga dari famili Pyrrhocoridae yang tumbuh sekitar panjang 12-18 mm. Spesies ini memiliki warna oranye tua (agak kemerahan) yang dominan dan mereka memiliki warna kerah putih serta sejumlah bintik hitam.
Bapak pucung memiliki nama ilmiah Dysdercus cingulatus (Fabricius, 1775) dalam dunia hewan (fauna) [
1https://www.gbif.org/species/4778098
]. Dysdercus cingulatus awalnya dideskripsikan sebagai Cimex cingulatus oleh Johann Christian Fabricius (1745-1808), seorang entomolog Denmark yang pernah menjadi murid Carolus Linnaeus, pada tahun 1775, yang dipublikasikan di Systema entomologiae, sistens insectorum classes, ordines, genera, species, adiectis synonymis, locis, descriptionibus, observationibus (Kortii, Flensbvrgi et Lipsiae, 1775: 719). Kemudian mengalami sejumlah revisi dan akhirnya menjadi Dysdercus cingulatus.Habitat bapak pucung atau Dysdercus cingulatus terdapat di Nepal, India (bagiun timur laut), Sri Lanka, Maladewa, Bangladesh, Kamboja, Thailand, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, Australia (bagian utara), dan Argentina [
2Schaefer, Carl W. & Panizzi, Antonio Ricardo (2000). Heteroptera of Economic Importance. CRC Press. pp. 276–280. ISBN 978-1-4200-4185-9. Retrieved from https://www.inaturalist.org/taxa/335537-Dysdercus-cingulatus#cite_ref-Schaefer_3-0
].Selain itu, bapak pucung juga mempunyai nama umum yang dikenal di berbagai negara, misalnya red cotton bug dan cotton stainer bug (Inggris), chinche manchadora (Spanyol), punaise du cotonnier (Prancis), dan kapokwants (Belanda) [
3https://plantwiseplusknowledgebank.org/doi/10.1079/pwkb.species.20225
].Namun dari nama-nama umum itu, spesies ini lebih sering disebut sebagai cotton stainer bug (kutu pewarna kapas). Hal ini mengacu pada kecenderungannya untuk meninggalkan noda pada buah kapas saat memakan bagian tanaman [
4https://singapore.biodiversity.online/taxo4254/mainSpace/Dysdercus%20cingulatus.html
]. Dysdercus cingulatus menghisap getah tanaman kapas dan karenanya dianggap sebagai salah satu hama kapas yang serius di seluruh dunia [5Uzmi, S., Shruthi Sureshan, C., Ghosh, S., & K. M. Habeeb, S. (2019). IDENTIFICATION OF MICROBIAL COMMUNITY COLONIZING THE GUT OF DYSDERCUS CINGULATUS FABRICIUS (HEMIPTERA: PYRRHOCORIDAE). Journal of Microbiology, Biotechnology and Food Sciences, 9(3), 496–501. https://doi.org/10.15414/jmbfs.2019/20.9.3.496-501
].Mereka mencolok karena warnanya yang cerah dan kontras sering menarik perhatian ketika mereka berkumpul dalam jumlah besar di bawah daun tanaman inangnya. Tanaman inang selain kapas, bapak pucung memakan sejumlah tanaman-tanaman lain termasuk okra, kembang sepatu, kapasan, yute putih, jeruk, dan jagung. Serangga ini juga menyerang pohon randu alas, kapuk randu, jati, dan waru laut [
6https://www.planterandforester.com/2020/09/serangga-dysdercus-cingulatus-alias.html
].Dibalik bentuknya yang lucu dan imut-imut, bapak pucung dalam jumlah tertentu sangat tidak disukai oleh penanam tumbuhan maupun petani. Serangga ini bisa langsung menjadi hama di kala menjumpai tanaman inangnya, dan kerusakan yang disebabkan oleh nimfa maupun serangga dewasa Dysdercus cingulatus (bapak pucung) sangat merugikan pemilik tanaman tersebut, apalagi jika jumlah tanamannya dalam skala besar maka menyebabkan kerugian ekonomi yang harus ditanggung pemilik tanaman tersebut. *** [250523]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar