Di ujung Jalan Brantas di Dusun Dadapan, Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, kami diantar kader SMARThealth Desa Sumberpetung. Jaraknya sekitar 2 kilometer dari Dusun Cungkal. Sudah beda kecamatan tapi secara geografis bersebelahan.
Di depan Warung SAHABAT Nasi Tiwul Ikan Nila, kader Karni menunjuk tepian Waduk Karangkates sebagai dermaga tradisional dan terus berpamitan. Sambil menunggu perahu berlabuh, saya dan pensiunan staf Sub-Substansi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Gatot Sujono, S.ST, M.Pd melihat panorama sekelilingnya.
Tak begitu lama, perahu bertuliskan Rahayu di badannya mulai merapat untuk bersandar. Ada empat penumpang dan tiga motor turun dari perahu tersebut. Setelah itu, pengemudi perahu itu bergantian memasukkan motor penumpang ke dalam kapal, dan penumpangnya dipersilakan menempati tempat duduk.
Perahu yang digunakan sebagai moda transportasi penyeberangan di Waduk Karangkates |
Jumlah penumpang yang berangkat dari dermaga Dadapan menuju dermaga Wisata Rajut Indah ada tujuh penumpang dengan lima motor. Kata pengemudi perahu, jarak tempuh dari dermaga Dadapan ke dermaga Wisata Rajut Indah yang berada di Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung itu sekitar satu kilometer.
Dari sudut perbatasan, perairan merupakan pemisah geografis yang eksotis, tapi dari sudut kebersamaan, perairan merupakan penyambung antar wilayah yang tidak terhubung. Pada akhirnya semua berlabuh di dermaga yang sama. Hanya saja dari perahu yang berbeda-beda.
Laju perahu yang saya tumpangi membelah Waduk Karangkates dari selatan ke utara itu dalam batas normal, tidak lambat dan tidak terlalu kencang, sehingga asyik digunakan untuk menikmati pemandangan dari tengah-tengah Waduk Karangkates.
Hamparan Waduk Karangkates yang menakjubkan ditemani dengan indahnya pemandangan. Pegununan Karst Pulau Jawa bagian selatan menjadi latar belakang tepian sisi selatan. Di tepian sebelah barat sejauh mata memandang kelihatan hutan jati dan kebun sengon. Begitu pula di sisi timur dan utara, kehijauan terpancar dengan jelas.
Perahu Rahayu berlabuh tepat di dekat pintu masuk kawasan Wisata Rajut Indah Kecopokan: menurunkan dan menanti muatan |
Rumah-rumah kecil di keramba jaring apung yang berada di kiri kanan jalur perahu itu menjadi spot memesonakan. Gerakan mengombak di permukaan air memberikan selaksa ritme yang bisa dirasakan indra kita.
Lingkungan alam yang saya nikmati dalam perjalanan berlayar menyeberang Waduk Karangkates memberikan sensasi tersendiri. Menepi dari keramaian usai melihat skrining PTM yang dilakukan kader SMARThealth Desa Sumberpetung dan menikmati alam Waduk Karangkates, menghasilkan suasana mendamaikan jiwa.
“Berada di atas perahu adalah salah satu cara terbaik untuk mengakses manfaat kesehatan dari air,” kata Wallace J. Nichols, Ph.D, seorang ahli biologi kelautan Amerika yang menulis buku international best seller “Blue mind : the surprising science that shows how being near, in, on, or under water can make you happier, healthier, more connected and better at what you do” (New York: Little, Brown and Company, 2014).
Blue Mind atau Pikiran Biru adalah studi menarik tentang hubungan emosional, perilaku, psikologis, dan fisik yang membuat manusia begitu terpesona dengan air. Blue Mind mengacu pada perubahan neurologis, psikologis, dan emosional yang dialami otak kita saat kita dekat dengan air.
Perahu Gangsar menyusul bersandar di sebelah barat Perahu Rahayu yang saya tumpangi |
Penelitian Blue Mind telah menunjukkan keluar di atas air dengan perahu meningkatkan keadaan tenang, dengan berbagai manfaat fisiologis dan psikologis. Berada di atas perahu meningkatkan perubahan fisiologis dan psikologis yang mencakup kesehatan dan kebugaran, kekaguman dan keajaiban, kreativitas dan permainan, kebahagiaan dan relaksasi.
Dua puluh menit melintasi Waduk Karangkates, akhirnya perahu bersandar di dermaga Wisata Rajut Indah yang sejuk. Penyeberangan ini sesungguhnya memangkas setengah perjalanan dari Desa Sumberpetung menuju Kepanjen ketimbang memutar lagi seperti waktu berangkat menuju Desa Sumberpetung. Jalan pintas itu: naik perahu di Waduk Karangkates!
Selain menyingkat perjalanan dan waktu, berlayar mengarungi Waduk Karangkates ternyata memberikan pengalaman positif. Hanya dengan melihat dan mendengar suara air dapat meningkatkan kesehatan dengan menurunkan kortisol, meningkatkan serotonin, dan mendorong relaksasi. Laura Dekker, seorang pelaut Belanda kelahiran Selandia Baru, pun juga merasakan pengalaman berperahu. “Begitu saya naik perahu, sesuatu di dalam diri saya berubah. Kemudian saya benar-benar merasakan apa itu hidup.” *** [260523]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar