Bila Anda berkunjung ke Puskesmas Kalipare (Kabupaten Malang) melalui pintu pagar sebelah utara, coba perhatikan sebentar. Di pojok sebelah utara di luar pagar yang mepet dengan gang Pangkalan LPG 3 Kg Sutris, terlihat sebuah pohon setinggi sekitar 3 meter yang berdaun lebat dengan bunga berwarna merah muda kucam.
Di Indonesia, tanaman itu dikenal umum dengan tabebuia (pink trumpet tree). Spesies dari genus Tabebuia banyak macamnya. Namun yang terdapat di pojok itu, menurut sejumlah online shop dinamakan Tabebuia pallida, dan memang tanaman ini bernama ilmiah Tabebuia pallida (Lindl.) Miers [
1https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/3/1/3169
].Bunga Tabebuia pallida yang sedang mekar di pojok pagar Puskesmas Kalipare, Kabupaten Malang |
Tabebuia pallida merupakan pohon bunga neotropikal yg tumbuhnya dapat mencapai 8-9 meter. Tanaman dari keluarga Bignoniaceae, dan merupakan spesies dari genus Tabebuia ini menghasilkan bunga berwarna pink pucat yang sekilas jika dilihat dari jauh mirip bunga sakura.
Tumbuhan ini pertama kali dijelaskan oleh John Lindley (1799-1865), seorang ahli botani Inggris, dan kemudian diberi nama yang tepat oleh John Miers, seorang ahli botani dan insinyur Inggris, terkenal karena karyanya pada flora Chili dan Argentina [
2https://en.wikipedia.org/wiki/John_Miers_(botanist)
]. Hasil deskripsinya diterbitkan di Proceedings of the Royal Horticultural Society of London 3: 199. 1863 [
3Proceedings of the Royal Horticultural Society London Volume III From January 1, To December 31, 1863. London: Printed for The Society By Bradbury And Evans. accessed via https://www.biodiversitylibrary.org/item/43460 on 2023-05-27.
]. Dalam perjalanan hidupnya, Miers berhasil mengumpulkan dan mengidentifikasi 1963 nama, 111 spesimen, dan 4 referensi [4http://legacy.tropicos.org/Person/7280
].Pohon Tabebuia pallida di tepi Jalan Kalipare, depan Puskesmas Kalipare |
Kisaran asli tanaman Tabebuia pallida adalah Lesser Antiles [
5https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:110996-1
] maupun dari kepulauan Karibia lainnya, seperti Barbados, Dominika, Grenada, Guadalupe, Martinik, St. Lucia, St. Vincent dan Grenadines. Kemudian tersebar ke Amerika Latin lainnya, seperti Kuba, Meksiko, Paraguay, Chili, Brasil, dan Argentina [6Jiménez-González FJ, Veloza LA, Sepúlveda-Arias JC (2013) Anti-infectious activity in plants of the genus Tabebuia. Universitas Scientiarum 18(3): 257-267 doi: 10.11144/Javeriana. SC18-3.aapg
], hingga terus menyebar ke belahan benua lainnya.Nama genus Tabebuia berasal dari bahasa Tupian yang diberikan di Brasil oleh penduduk asli untuk beberapa tanaman yang bergenus sama, dan dan merupakan kombinasi dari nama "semut" dan "kayu", mengacu pada hubungan timbal balik antara semut (perlindungan dari herbivora) dan pohon (keramahan). Sedangkan, nama Latin dari spesies “pallida” berarti pucat. Hal ini mengacu pada warna bunganya [
7https://www.monaconatureencyclopedia.com/tabebuia-pallida/?lang=en
].Selain nama ilmiah, tanaman Tabebuia pallida mempunyai nama umum di sejumlah negara, antara lain “white cedar”, “whitewood” (Inggris); “calice du pape”, “poirier blanc”, “poirier-pays” (Prancis); “roble de Florida”, “roble merrill”, “cáliz de papel” (Spayol); dan “ipê rosa (Portugis).
Ada yang sudah mekar dan ada yang masih bentuk kuncup |
Pohon Tabebuia pallida memiliki kulit kayu agak keabu-abuan dan retak pada spesimen dewasa. Daunnya berbentuk elips dan berwarna hijau mengkilap bagi daun tuanya. Bunganya berbentuk corong, berwarna putih dan merah muda pucat, dengan tenggorokan diliputi warna kuning.
Spesies Tabebuia pallida mempunyai kelebihan, di antaranya daunnya tidak mudah rontok ketika musim bunga tiba, bunga cukup indah, dan akarnya tidak merusak pondasi meski berbatang keras. Sehingga cocok dijadikan sebagai pohon lansekap, dan cantik apabila ditanam berjajar dan berbunga bersamaan di musim yang sama.
Di samping memiliki keunggulan dari morfologi tanamannya, spesies Tabebuia pallida memiliki rekam jejak dalam entomedisin atau etnofarmakologi. Tabebuia pallida adalah tanaman obat asli Karibia yang terkenal. Penelitian Rahman et al. [
8Rahman, M.M., Hossain, A.S.M.S., Mostofa, M.G. et al. Evaluation of anti-ROS and anticancer properties of Tabebuia pallida L. Leaves. Clin Phytosci 5, 17 (2019). https://doi.org/10.1186/s40816-019-0111-5
, 9Rahman, Md & Reza, A S M Ali & Khan, Muhammad Ali & Sujon, Khaled & Sharmin, Rokshana & Rashid, Mamunur & Sadik, Md & Reza, Md & Tsukahara, Toshifumi & Capasso, Raffaele & Mosaddik, Ashik & Gobe, Glenda & Alam, Khurshid. (2021). Unfolding the Apoptotic Mechanism of Antioxidant Enriched-Leaves of Tabebuia pallida (Lindl.) Miers in EAC Cells and Mouse Model. Journal of Ethnopharmacology. 114297. 10.1016/j.jep.2021.114297.
] menunjukkan bahwa daun dan kulit batang Tabebuia pallida dimanfaatkan sebagai obat tradisional berupa jamu atau obat herbal untuk mengatasi penyakit kanker, demam, dan nyeri. Selain itu, ekstrak daun Tabebuia pallida menunjukkan aktivitas antioksidan dan antikanker yang manjur. *** [270523]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar