Rabu, Juni 14, 2023

Chrysomya megacephala, Lalat Hijau Yang Bikin Risau

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Juni 14, 2023
Lalat hijau di antara dedaunan di lahan TPS Perum Griya Permata Alam, Karangploso, Kabupaten Malang

Namanya Tempat Pembuangan Sampah, pasti ada bau tak sedapnya. Demikian halnya dengan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Perum Griya Permata Alam (GPA) di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, yang saya kunjungi bersama dua peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) pada Kamis (08/06) kemarin.
Setiap menggunung karena telat diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randuagung Singosari, baunya bisa tercium hingga keluar lahannya. Baunya sangat tajam lantaran sampahnya campur baur, terutama sampah organik yang mudah membusuk.
Bau busuk menyengat itu yang menjadi magnet lalat hijau mendekati dan berkerumun di atas tumpukan sampah hingga tanaman yang ada di sekitar lahan sampah tersebut. Itulah kenapa lalat hijau termasuk hewan yang jorok.
Lalat hijau merupakan spesies dari famili Calliphoridae dan genus Chrysomya. Nama genus ini berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari gabungan kata “chrysos” dan “mya” [
1https://en.wikipedia.org/wiki/Chrysomya
]. Kata “chrysos” berarti emas, yang mengacu pada kemilau kulit dari genus ini yang seperti logam. Sedangkan, kata “mya” merupakan turunan dari kata “myia” yang memiliki arti terbang.
Lalat hijau ini dikenal dengan blow fly dalam bahasa Inggrisnya. Orang di daerah saya, Solo, menyebutnya dengan laler ijo. Sedangkan, dalam dunia fauna, lalat hijau ini mempunyai nama ilmiah Chrysomya megacephala (Fabricius, 1794).
Chrysomya megacephala pertama kali dideskripsikan secara formal pada tahun 1794 oleh Johann Christian Fabricius, seorang ahli entomologi Denmark, dalam Entomologia systematica emendata et aucta. Secundum classes, ordines, genera, species adjectis synonimis, locis, observationibus, descriptionibus, Tom. IV [
2Fabricius, J. C. 1794. Entomologia systematica emendata et aucta. Secundum classes, ordines, genera, species adjectis synonimis, locis, observationibus, descriptionibus. Tom. IV. - pp. [1-7], 1-472, [1-6]. Hafniae. (Proft). Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/218712#page/5/mode/1up, Accessed om June 12,2023
].
Sebutan khusus spesies ini adalah megacephala, yang berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu “mégas” dan “kephalé” [
3https://en.wikipedia.org/wiki/Melaleuca_megacephala#cite_ref-RWB_7-0
]. Kata “mégas” berarti besar, dan kata  “kephalé” yang berarti kepala. Jadi, penamaan khusus megacephala mengacu pada kepala besar yang dimiliki oleh lalat hijau.
Tubuh lalat hijau memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan lalat lainnya. Tubuhnya berwarna hijau mengkilap dengan mata berwarna merah. Kalau pas terbang kerap bersuara bising yang mengganggu konsentrasi pendengaran seseorang.
Lalat hijau (Chrysomya megacephala) terdapat di setiap benua dan berhubungan erat dengan bangkai dan bahan yang membusuk di lingkungan manusia. Kemampuannya untuk menemukan bau-bau yang tidak sedap itu, menjadikan lalat hijau sering menjadi perhatian ahli entomologi forensik [
4Badenhorst, R., & Villet, M. H. (2018). The uses of Chrysomya megacephala (Fabricius, 1794) (Diptera: Calliphoridae) in forensic entomology. Forensic sciences research, 3(1), 2–15. https://doi.org/10.1080/20961790.2018.1426136
].
Khesller Patrícia Olázia Name et.al (2010) dalam Micron (Volume 41, Issue 7, October 2010, Pages 853-860) [
5Name, K.P.O., Pujol-Luz, J.R. & Báo, S.N. (2010). Structure and ultrastructure of spermatozoa of Chrysomya megacephala (Diptera: Calliphoridae). Micron, Volume 41, Issue 7. https://doi.org/10.1016/j.micron.2010.04.015. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0968432810001058
], menerangkan bahwa sekitar 150.000 spesies lalat dideskripsikan di dunia dan lebih dari 24.000 di wilayah Neotropis. Lebih dari 1000 spesies Calliphoridae yang sampai saat ini dikenal, tersusun dalam 150 genera dan 5 subfamili: Calliphorinae, Mesembrinellinae, Chrysomyinae, Toxotarsinae dan Rhiniinae
Di daerah neotropik sekitar 130 spesies lalat dikenal. Calliphoridae menghadirkan keragaman ekologis yang besar, menempati beberapa habitat – dari bahan organik hingga jaringan hewan dalam dekomposisi, dan didistribusikan ke seluruh dunia. 
Mereka menyebabkan masalah medis yang acapkali membawa kerugian pada manusia. Ancaman lalat terjadi bersama timbulnya masalah sampah yang merupakan dampak negatif dari pertambahan penduduk. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap hygiene dan sanitasi menyebabkan lalat memiliki dampak negatif bagi kesehatan masyarakat secara luas dari segi estetika sampai penularan penyakit. 
Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, typhus, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi buruk. Penularan penyakit ini terjadi secara mekanis, di mana kulit tubuh dan kaki-kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit yang kemudian lalat tersebut hinggap pada makanan.
Lalat hijau yang pada umumnya memiliki habitat di TPS, TPA dan pasar berpotensi menularkan penyakit, sehingga keberadaannya seringkali membikin risau masyarakat. Meski sebenarnya, terkadang lalat hijau bisa berperan dalam penyerbukan juga. *** [140623]


logoblog

Thanks for reading Chrysomya megacephala, Lalat Hijau Yang Bikin Risau

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog