Jumat, Juni 02, 2023

Copera marginipes, Capung Mungil Seukuran Jarum

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, Juni 02, 2023
Copera marginipes atau capung jarum sedang bertengger di daun beringin kimeng

Capung kecil itu terlihat di dekat kolam Sekretariat SMARThealth Kepanjen. Ia bertengger di daun pohon beringin kimeng (Ficus malacocarpa) yang ditanam di pot dan diletakkan di atas umpak hitam yang mepet kolam.
Ia bergerak ketika saya menyirami tanaman di sebelahnya. Begitu melihat, saya menghentikan aktivitas menyiram dan mengambil handphone untuk memotret capung berukuran mungil itu. Hal ini dilakukan untuk mengarsipkan keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan Sekretariat SMARThealth Kepanjen.
Capung mungil itu dikenal dengan capung jarum (damselfly). Masyarakat Jawa umumnya menyebutnya kinjeng dom. "Kinjeng: artinya capung dan "dom" artinya jarum. Namun di Solo, tempat saya dibesarkan, kinjeng dom juga akrab dengan nama ndok iyek dom. Di sana, ndok iyek itu berarti jenis capung berukuran kecil.
Capung jarum adalah salah satu spesies Odonata yang berasal dari subordo Zygotera dan famili Platycnemididae. Dalam dunia fauna, capung jarum ini bernama ilmiah Copera marginipes (Rambur, 1842).
Hewan serangga ini dideskripsikan oleh Jules Pièrre Rambur (1801-1870), seorang dokter dan ahli entomologi Prancis (médecin et entomologiste français) dalam Histoire naturelle des insects yang terbit pada tahun 1842 [
1Rambur, Jules Pierre. (1842). Histoire naturelle des insects, Névroptères. Paris: Librairie Encyclopédique de Roret. Retrieved from https://books.google.co.id/books/about/Histoire_naturelle_des_insectes.html?id=LXntrBsX8GgC&redir_esc=y Accesed on June 02, 2023
].
Penyebaran hewan serangga jenis capung jarum ini tergolong luas, dari India hingga China (menyeberang hingga Taiwan) dan selatan hingga Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil (the Lesser Sunda Islands) [
2https://www.mybis.gov.my/sp/50527
].
Dilihat dari morfologinya, capung biasa dengan capung jarum berbeda. Capung jarum memiliki tubuh lebih langsing, lebih kecil menyerupai jarum dan terbang lambat dibandingkan dengan capung biasa.
Pada kepala, capung biasa mempunyai kepala bulat besar yang sebagian besar ditutupi oleh mata majemuknya yang memungkinkan bisa melihat hampir 360 derajat. Sedangkan, capung jarum berkepala panjang melintang, dan matanya berada di ujung-ujungnya.
Untuk sayap, terdapat perbedaan pada capung biasa dan capung jarum. Kalau pada capung biasa, sayap depan dan belakang berbeda ukuran dan merentang ketika hinggap. Sementara itu, pada capung jarum memiliki sayap depan dan belakang yang bentuknya sama, keduanya menyempit pada dasarnya dan ketika istirahat dilipatkan di atas tubuhnya bersama-sama atau sedikit melebar [
3Wakhid, W., Koneri, R., Tallei, T., & Maabuat, P. V. (2014). Kelimpahan Populasi Capung Jarum (Zygoptera) di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara (Population Abundance of Damselfly (Zygoptera) in Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi). JURNAL BIOS LOGOS, 4(2). https://doi.org/10.35799/jbl.4.2.2014.5234
,
4KS Odonata. (2021, April 14). Mengenal Capung Lebih Dekat. Retrieved from http://himabio.student.uny.ac.id/mengenal-capung-lebih-dekat/
].
Perbedaan formasi saat hinggap ini mempengaruhi cara menangkap mangsanya. Capung jarum dengan sayap menutup akan menangkap mangsa yang hinggap, sedangkan capung biasa dengan sayap senantiasa terbuka (merentang) akan bisa menyambar mangsanya yang terlihat oleh capung tersebut.
Capung jarum pada umumnya senang hidup di dekat aliran air dan sungai, rawa-rawa, maupun kolam, seperti famili Lestidae, Coenagrionidae, Calopterygidae, Protoneuridae, dan Chlorocyphidae [
5Pamungkas, D.W. (2015). Keragaman jenis capung dan capung jarum (Odonata) di beberapa sumber air di Magetan, Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1, 1295-1301.
]. Termasuk spesies capung jarum yang saya jumpai dekat kolam Sekretariat SMARThealth.
Capung jarum ini dapat ditemukan di sekitar perairan sungai bersih (belum tercemar limbah) dan mengalir dengan intensitas cahaya matahari sedang atau di bawah naungan pohon. Kemungkinan berasal  dari aliran tersier yang melintas sawah di belakang Sekretariat SMARThealth kemudian hingga di kolam yang berada di halaman Sekretariat SMARThealth yang sejuk.
Dalam kehidupannya, capung jarum dari famili Platycnemididae, seperti famili-famili yang gemar berada di sepanjang aliran air itu, menjadi indikator perairan yang belum tercemar. Mereka memilih tinggal di sumber air yang masih bersih dan belum tercemar untuk meletakkan telur-telurnya agar terjamin tingkat hidupnya. 
Itu sebabnya keberadaan capung jarum bisa dijadikan indikasi, apakah perairan itu masih bersih atau sudah tercemar. Capung tersebut dalam masyarakat Jawa sering digunakan sebagai pertanda perubahan yang berpengaruh pada eksistensi air. 
Baris 11 pada geguritan tembang ati “Kinjeng Dom” yang diupload Pdr Domasan dari Omah Gurit Perwata di Facebook itu, menurut saya cukup menggambarkan manfaat atau nilai penting spesies capung jarum bagi manusia. “Kinjeng dom setya njagi weninge telaga” (Capung jarum setia menjaga kejernihan telaga). *** [020623]


logoblog

Thanks for reading Copera marginipes, Capung Mungil Seukuran Jarum

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog