Rabu, Juni 21, 2023

Dibalik Keindahan Miana, Ada Manfaat Bagi Kesehatan Jiwa dan Raga

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Juni 21, 2023
Miana Wizard Velvet Red tumbuh di lahan Taman Wisata Edukasi Jowaran, Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang (Foto: 08/06/2023)

Merah merona! Kata yang pas untuk sebatang tanaman setinggi 40 cm di dekat kedai Kopi Merah Jambuwer (KMJ). Kedai kopi ini berada di lingkungan Taman Wisata Edukasi Jowaran, Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.
Kudekati tanaman tersebut sesaat pesan kopi di kedai KMJ bersama dua peneliti dari Yayasan Percik Salatiga (YPS). Tanaman miana jenis daun wana merah tersebut memang cocok ditanam di area lahan terbuka, seperti Taman Wisata Edukasi Jowaran.
Tanaman miana ini ada banyak jenisnya. Tercatat ada puluhan jenis tanaman miana dan jumlahnya bisa mencapai hingga 173 varietas. Hanya saja kebetulan yang tumbuh di Taman Wisata Edukasi Jowaran yang berdaun merah, yang biasa disebut Wizard Velvet Red.
Beberapa daerah memiliki sebutan nama bagi tanaman miana, seperti sigresing (Batak), plado (Minangkabau), adong-adong (Palembang), jawer kotok (Sunda), iler (Jawa Tengah), majana (Madura), ati-ati (Bugis), bulunangko (Toraja) dan Sarawung (Minahasa). Namun secara umum di Indonesia tanaman tersebut dikenal dengan miana atau iler. Sedangkan dalam bahasa Inggris, tanaman miana disebut coleus atau painted-nettle.
Tanaman miana adalah spesies tanaman berbunga dalam famili Lamiaceae (keluarga mint atau jelatang) dan genus Plectranthus, asli Asia Tenggara hingga Australia [
1https://encyclopedia.pub/entry/36512
]. Dalam dunia botani, tanaman ini bernama ilmiah Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.
Nama genus genus Plectranthus berasal dari bahasa Yunani, hasil gabungan kata “pléctron” (taji) dan “anthos” (bunga). Mengacu pada bentuk bunganya yang pada punggungnya memiliki perpanjangan berbentuk seperti taji.
Sedangkan, nama spesiesnya, scutellarioides, berasal dari kombinasi Scutellaria, spesies yang termasuk dalam famili yang sama, dengan akhiran “-oeidḗs” dari turunan kata “êidos”, yang artinya bentuk atau tampilan. Jadi, nama scutellarioides itu berarti mirip dengan Scutellaria [
2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Plectranthus scutellarioides. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/plectranthus-scutellarioides/?lang=en
].
Spesies Plectranthus scutellarioides pertama kali dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (1763) dalam bukunya “Species Plantarum” untuk pertama kalinya sebagai “Ocimum scutellarioides”. Lalu, kemudian dipindahkan ke genus Plectranthus oleh Robert Brown pada tahun 1810 [
3Kalita, H., Basumatary, J., Sharmin, S., & Bordoloi, C. (2020). FLORAL AND ANATOMICAL STUDIES OF PLECTRANTHUS SCUTELLARIOIDES (L.) R. BR. (LAMIACEAE) FROM UDALGURI, ASSAM, INDIA. Plant Archives Volume 20 No. 2, 2020 pp. 5883-5888. Retrieved from http://www.plantarchives.org/20-2/5883-5888%20(6228).pdf
].
Selain itu, tumbuhan ini juga mempunyai nama ilmiah lannya atau bersinonim dengan Coleus blumei Benth.; Coleus blumei var. verschaffeltii (Lem.) Lem.; Coleus laciniatus (Blume) Benth.; Coleus scutellarioides (L.) Benth.; Coleus verschaffeltii Lem.; Ocimum scutellarioides L.; Plectranthus blumei (Benth.) Launert; Plectranthus laciniatus Blume; dan Solenostemon scutellarioides (L.) Codd.
Spesies ini pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada 1851 oleh M.J.A. Willink, seorang ahli hortikultura Belanda, yang dibawa dari Jawa (Hindia Belanda). Karena dedaunannya yang berwarna cerah dan beraneka ragam, miana (coleus) segera mendapatkan popularitas di kalangan hortikultura Eropa dan Inggris [
4Janick, Jules (Ed.). (1985). Plant Breeding Reviews Volume 3. Wesport, Connecticut: Avi Publishing Compay, Inc. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=K6PLCgAAQBAJ&pg=PA344&lpg=PA344&dq=M.+J.+A.+Willink,+a+Dutch+horticulturist&source=bl&ots=zxworq3xuE&sig=ACfU3U3LDS9frxMvJW5rS2EZcQ6EdevZRQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjAnba12NH_AhUigGMGHckeBLkQ6AF6BAgbEAM#v=onepage&q=M.%20J.%20A.%20Willink%2C%20a%20Dutch%20horticulturist&f=false
].
Tanaman miana tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan merupakan tanaman semusim. Umumnya tumbuhan ini ditemukan di tempat lembab dan terbuka seperti pematang sawah, tepi jalan, dan pekarangan sebagai tanaman liar. Tanaman cocok juga untuk argoforestry yang digunakan sebagai pagar hidup di perkebunan kopi
Batang bersegi empat dengan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya, berambut, percabangan banyak, berwarna ungu kemerahan, dan berongga. Daunnya cukup bervariasi bentuk, ukuran dan warnanya, berseberangan, biasanya berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi. Permukaan daun agak mengkilap dan berambut halus panjang dengan panjang 7-11 cm, lebar 3-6 cm berwarna ungu kecoklatan sampai ungu kehitaman.
Tanaman miana ini menjadi populer karena memiliki variasi warna daun yang menarik dan berjumlah banyak, serta pembiakannnya mudah melalui stek batangnya, sehingga diminati untuk digunakan sebagai jenis tanaman hias yang ditanam untuk menciptakan kesan keindahan, kecantikan, dan menciptakan daya tarik.
Selain cocok untuk tanaman hias, tanaman miana juga telah digunakan sebagai obat tradisional. Orang Tlanchinol di Meksiko menggunakan infus tanaman ini untuk pengobatan penyakit gastrointestinal (radang usus/lambung). Orang India lokal di Arunachal Pradesh menggunakan ekstrak air panas Plectranthus scutellarioides yang dicampur dengan jus buah untuk dioleskan pada kulit untuk mengurangi gejala yang tidak diinginkan setelah gigitan kalajengking [
5Tungmunnithum, D.; Garros, L.; Drouet, S.; Renouard, S.; Lainé, E.; Hano, C. Green Ultrasound Assisted Extraction of trans Rosmarinic Acid from Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br. Leaves. Plants 2019, 8, 50. https://doi.org/10.3390/plants8030050
]. 
Di Filipina daunnya digunakan sebagai karminatif dan digunakan untuk pengobatan sakit kepala, untuk penyembuhan memar dan strain, pendarahan luka, dispepsia, sinusitis dan sebagai obat tetes mata untuk oftalmia dan konjungtivitis [
6Suva, Manoj. (2015). Coleus Species: Solenostemon scutellarioides. Inventi Rapid: Planta Activa. 2015. 1-5. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/271700372_Coleus_Species_Solenostemon_scutellarioides
]. Di Papua Nugini, tanaman ini digunakan sebagai bahan tambahan makanan, sedangkan di Asia Tenggara dianggap sebagai tanaman obat dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit termasuk dispepsia, oftalmia, dan infeksi luka [
7Datiles, M. J. (2022) ‘Plectranthus scutellarioides (coleus)’, CABI Compendium. CABI International. doi: 10.1079/cabicompendium.118545.
].
Di Indonesia, secara tradisional, tanaman miana atau Plectranthus scutellarioides telah digunakan baik dalam bentuk segar, direbus atau diinfuskan untuk mengobati penyakit seperti bisul, bisul, borok dan radang pada telinga atau mata. Akar tanaman telah digunakan untuk mengobati diare dan perut. sakit serta untuk diabetes melitus, konstipasi, demam, dan dismenore [
8Bismelah, Nor & Ahmad, Rohana & Kassim, Zethy & Ismail, Nor & Rasol, Nurulfazlina. (2022). The antibacterial effect of Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br. leaves extract against bacteria associated with peri-implantitis. Journal of Traditional and Complementary Medicine. 12. 10.1016/j.jtcme.2022.07.002.
].
Masyarakat Papua memanfaatkan tanaman miana untuk menghilangkan rasa sakit saat persalinan, ramuan untuk sakit perut, dan membantu terjadinya proses kehamilan (WHO, 2009) [
9http://scholar.unand.ac.id/58198/7/BAB%201%20Pendahuluann.pdf
]. Masyarakat Toraja menggunakan daunnya untuk mengobati tuberculosis paru [
10Pakadang, S. R., Salasa, A. M., & Hatta, M. (2022). Toll Like Receptor 4 Expression Profile in Mice Infected Mycobacterium Tuberculosis Given with Miana Leaves Extract (Coleus scutellarioides (L.) Benth)(Tuberculosis Preventive and Curative Mechanisms). Pharmacognosy Journal, 14(3).
], dan masyarakat Amuntai, Kalimantan Selatan memakai tanaman miana untuk menghilangkan rasa nyeri, demam, dan diabetes mellitus, dengan cara merendam seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan pada air rebusan [
11Illyyani, S., Intannia, D., & Triyasmoro, L. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Tanaman Iler (Coleus atropurpureus Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Pharmascience, Vol 2, No. 1, hal.: 19-25.
].
Dari pengetahuan kearifan lokal dalam bentuk pengetahuan etnomedisin yang dipraktekkan secara tradisional tersebut, mengilhami sejumlah penelitian untuk melihat kandungan senyawa bioaktif yang ada pada tanaman miana untuk dikembangkan menjadi obat secara ilmiah.
Hasilnya, diketahui bahwa di dalam tanaman miana terdapat asam rosmarinic yang secara farmakologis dianggap sebagai antibakteri, antiimflamasi dan antioksidan. Selain itu, berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis fitokimia terhadap ekstrak daun iler, hasil analisis menunjukkan kandungan kimia daun miana seperti minyak atsiri, flavonoid, tanin, dan zat aktif lainnya yang berguna bagi kesehatan. Bahkan, penelitian Preeti Shanbhag et.al (2022) [
12Shanbhag, Preeti & Bhat, Ramdas & Mestha, Sujana & Nagesh, Sahana. (2022). Investigation of Anti-anxiety Activity of Hydroalcoholic Extract of Plectranthus scutellarioides Leaves in Experimental Animal Models. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 76. 115-118. 10.47583/ijpsrr.2022.v76i01.021.
] menunjukkan bahwa  tanaman miana (Plectranthus scutellarioides)  memiliki sifat antiansietas (anti-kecemasan).
Dibalik indahnya miana dengan daun beraneka warna, ternyata tanaman tersebut menyimpan manfaat bagi kesehatan jiwa dan raga. *** [210623


logoblog

Thanks for reading Dibalik Keindahan Miana, Ada Manfaat Bagi Kesehatan Jiwa dan Raga

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. Terima kasih kang Budiarto, tulisan yang bermanfaat.

    BalasHapus

Sahabat Blog