Kepanjen Punya Mie Rakyat Rasa Sultan

Mie Rakyat (Nusantara) The Sultan Croffle Kepanjen

Seharian ada kegiatan pasti Anda lelah. Senin (26/06) kemarin, saya merasakan hal itu. Pagi hingga siang menghadiri pelatihan kader SMARThealth di Puskesmas Poncokusumo, terus pulang dan bikin laporan liputan kegiatan.

Selesai diupload di laman eKader, saya langsung mandi terus meluncur ke Kauman, Kepanjen, untuk melihat giat skrining PTM yang dilakukan oleh kader kesehatan pada pertemuan PKK RT 01 RW 04. Rasanya capek?

Ternyata terbayarkan setelah pulangnya diajak ibu-ibu kader berkelana rasa di The Sultan Croffle Kepanjen yang terletak di Jalan Suruji RT 07 RW 03 Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

The Sultan Croffle merupakan salah satu francaise yang membuka gerai makanan di Kepanjen pada pertengahan 2022. Sesuai namanya, tentu menu croffle sebagai menu andalan utamanya. Croffle merupakan salah satu makanan kekinian yang memiliki tekstur renyah, garing dan berbentuk unik seperti bulan sabit menjadi jenis roti yang sedang tren di kaum milenial.

Croffle merupakan singkatan dari croissant dan waffle. Baik croissant atau waffle, keduanya terkenal sebagai sarapan ala Barat. Croissant umumnya memiliki bentuk seperti bulan sabit, sementara waffle memiliki banyak bentuk tergantung cetakannya.

Croffle mulai dikenal dan naik daun pada saat aktris sekaligus penyanyi Kang Min-kyung asal Korea menampilkannya pada akun Youtube miliknya yang memiliki lebih dari 600.000 subscriber. Dikutip dari laman The Taste, ide kreasi croffle bermula dari uji coba memadukan croissant dan waffle oleh koki Louise Lennox asal Dublin dihadapan Marco Pierre White dan rekan-rekan kritikusnya, dan mendapat apresiasi. Kemudian dijual untuk pertama kalinya di sebuah kafe bernama La Petite Boulangerie milik Cuisine de France yang berlokasi di pusat kota Dublin.

Selain croffle, pengunjung bisa pesan pesan beberapa menu lainnya seperti, dimsum, sushi, mie, pizza, dan lain-lain. Karena ibu-ibu kader dan saya sudah bukan milenial lagi, bahkan menjelang lansia, tidak pesan croffle pada hari itu melainkan mie rakyat dengan level status L. Saya pilih level L artinya pedas mantap!

Sepintas tampilan mie yang disuguhkan dalam piring melamin ceper warna hitam dengan sumpit itu, menyerupai mie Aceh. Menggunakan mie kuning yang tebal atau mie Hokkian, dan rasanya pedas nendang dan gurih. Perpaduan mie dan sambal matah yang menggugah selera. Toppingnya ada kerupuk dengan ornamen berupa daun selada, kerupuk siomay, cincangan daging ayam, dengan taburan bawang merah goreng. Rasanya enak! Setelah digelontor teh yang sudah hangat, langsung gembrobyos.

“Mie rakyat rasa Sultan,” kata orang-orang. Dari testimoni yang ada, rasa mienya enak, harganya terjangkau alias sama dengan yang dijual di pinggir jalan. Hanya saja, tempatnya bernuansa kafe, nyaman, dan instagramable.

Meja kayu yang ada di bagian halaman belakang bernuansa taman bergaya etnik. Pencahayaan yang remang-remang itu membuat suasana syahdu. Di sebelah timur terlihat seperangkat alat musik. Pramusaji telah menawarkan kepada pelanggan untuk uro-uro. Istilah uro-uro dalam bahasa Jawa berarti menyanyi.

Barangkali karena mie rakyat yang saya santap tadi dengan harga terjangkau, enak, dan pedasnya nendang, yang dinikmati dalam suasana kafe yang mewah bergaya etnik dan bernuasa taman serta fasilitas lainnya itu, orang-orang menyebutnya dengan “mie rakyat rasa Sultan.” *** [300623]