Senin, Juni 05, 2023

Mecopoda elongata, Walangkrik Yang Bunyinya Tak Kalah Nyaring Dengan Jangkrik

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Juni 05, 2023
Belalang Kerik (Walangkrik) hingga di atas daun kuping gajah di Sekretariat SMARThealth Kepanjen

Entah sudah berapa lama belalang warna cokelat memanjang itu hinggap di daun kuping gajah (Anthurium crystallinum). Kalau saja tak menyirami, saya tak melihatnya. Belalang itu hinggap di atas daun kuping gajah yang tertutup oleh daun kuping gajah dari pot lainnya.
Pada waktu sedang ramai-ramainya orang memelihara burung lovebird, belalang ini menjadi idola para Kicau Mania. Kegemarannya mengeluarkan suara nyaring memekakkan telinga pada malam hari, sering digunakan oleh para Kicau Mania sebagai masteran untuk menambah variasi isian burung ocehan seperti loverbid. Karakter suaranya yang kasar akan terdengar menonjol jika dinyanyikan burung-burung lomba gantangan.
Dalam bahasa Inggris, belalang ini dikenal dengan sebutan bush cricket atau katydid. Orang Sunda menamainya dengan cihcir atau caricangkas, dan orang Jawa menyebutnya dengan walangkrik (belalang kerik).
Belalang kerik ini ada dua jenis warna, hijau dan cokelat, yang sering hinggap di pepohonan yang ada di pelataran Sekretariat SMARThealth Kepanjen. Namun yang berhasil saya abadikan dalam foto dengan handphone ini kebetulan berwarna cokelat.
Belalang kerik ini memiliki nama ilmiah Mecopoda elongata (Linnaeus, 1758) [
1https://www.gbif.org/species/1689529
] dalam dunia fauna. Nama Mecopoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari gabung kata “meco” yang berarti memanjang dan “pous” yang artinya kaki. Hal ini mengacu pada bentuk kedua kaki belalangnya yang lebih memanjang ketimbang empat kaki depan maupun tengah. Sedangkan, “elongata” berasal dari bahasa Latin yang berarti memanjang, merujuk pada antena yang dimilikinya lebih panjang dari tubuhnya.
Spesies Mecopoda elongate dapat ditemukan di India, Sri Lanka, Asia Tenggara, China, Korea hingga Melanesia ini, pertama kali dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (Carl von Linné), seorang ilmuwan Swedia yang dikenal sebagai Bapak Klasifikasi dan Bapak Taksonomi karena menciptakan sistem dan kaslifikasi hierarkis dan Binomial Nomenklatur, di Systema naturae per regna tria naturae :secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis Tomus I (1758) [
2Linnaei, Caroli. (1758). Systema naturae per regna tria naturae: secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis Tomus I. Holmiae: Impensis Direct. Laurentii Salvii. Available from: http://www.biodiversitylibrary.org/item/10277#page/3/mode/1up 824 pp.
].
Di samping nama ilmiah, spesies serangga ini juga mempunyai sebutan umum di berbagai negara, antara lain daemancheolsseogi (Korea), taiwankutsuwamushi (Jepang), fǎngzhī niáng (China) [
3https://eol.org/pages/498117/names
], dan long-homed cane grasshopper (Inggris) [
4Li-ying, Li & Ren, Wang & Waterhouse, Doug F., 1997. "The Distribution and Importance of Arthropod Pests and Weeds of Agriculture and Forestry Plantations in Southern China," Monographs, Australian Centre for International Agricultural Research, number 117177. Retrieved from https://www.aciar.gov.au/sites/default/files/legacy/node/2287/mn46_pdf_37174.pdf. Accessed on June 04, 2023
].
Belalang kerik (Mecopoda elongate) dari genus Mecopoda adalah serangga semak yang relatif besar yang terkenal karena suaranya selama berabad-abad. Studi bioakustik di India dan Cina mengungkap keanekaragaman pola suara yang sangat besar [
5Heller, Klaus-Gerhard & Baker, Ed & Ingrisch, Sigfrid & Korsunovskaya, Olga & Liu, Chun-Xiang & Riede, Klaus & Warchałowska-Śliwa, Elżbieta. (2021). Bioacoustics and systematics of Mecopoda (and related forms) from South East Asia and adjacent areas (Orthoptera, Tettigonioidea, Mecopodinae) including some chromosome data. Zootaxa. 5005. 101–144. 10.11646/zootaxa.5005.2.1.
].
Dari produksi suara yang dihasilkan dari gesekan ujung sayap yang bergerigi ke sayap lainnya menimbulkan suara yang tak kalah nyaringnya dengan suara jangkrik. Suara serangga yang sering terdengar di malam hari itu menjadi melodi yang cukup indah dan alami yang dibuat oleh belalang kerik. Belalang kerik jantan mengeluarkan bunyi suara tersebut untuk memainkan lagu cinta guna menarik perhatian betinanya [
6https://pictureinsect.com/wiki/Mecopoda_elongata.html#:~:text=to%20identify%20it%3F-,Description,commonly%20found%20in%20Southeast%20Asia.
].
Karena melodi suara yang dihasilkan dalam keheningan malam itu, sejumlah literatur sastra lawas sering mencantumkan karakter belalang kerik untuk menggambarkan suasana malam yang diulas oleh para pujangga. Dalam Kitab Bharatayuda karya Empu Sedah pada tahun 1157 Masehi bait ke 664 disebutkan:
 
Têkan rit lwah ikang taluktak atarik saksat salundhing wayang/pring bungbang muni kanginan manguluwang, yêkan tudung-yangi ring/gêndhing stri nyapa bandungi prasamaning kungkang karèng wing jurang/cênggèrèt nya walangkrik atri kamanak tan patarangangsyani/.”

Lagi pula di sungai-sungai kicir-kicir berbunyi seperti gender wayang/ bambu yang berlobang berbunyi tertiup angin berdengung-dengung, itulah seruling pengiringnya/ nyanyian waranggananya ialah: suara bersama katak-katak yang terdengar dari dalam jurang/ suara cenggeret dan belalang kerik riuh tak henti-hentinya seperti suara kemanak dan kangsi/” [
7http://staffnew.uny.ac.id/upload/131662619/pendidikan/A-Diktat+Tinjauan+SR+Nusantara.pdf
].

Selain itu, dalam naskah Merapi-Merbabu yang berkembang pada abad 16-18 yang pertama kali ditemukan pada tahun 1822 di rumah Kyai Windusana di lereng Gunung Merbabu itu, juga berkisah tentang suasana malam yang ditengarai dengan suara binatang maupun serangga malam.
Dalam naskah Merapi-Merbabu yang berbentuk kakawin itu, yaitu tepatnya Kakawin Sena [
8Restinaningsih, Lilis. (2009). “Kakawin" Sena (Dalam Tinjauan Filologis). Skripsi S1. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret.
], bercerita tentang perjalanan Sena di hutan belantara. Dilihat dari segi isi cerita Kakawin Sena merupakan bagian atau cuplikan episode dari Nawaruci:

prapteng madyaning kang setra pakĕḃĕkan ratri kawanḃa pĕtĕng
munya gya kutupuk kuwongnya sahuran ḃĕngĕn dares bĕbĕluk
walangkrik muni ratri walang kamanak kinjĕng tangisnya humung
kunang kunang humur mabaḃḃung apupul lwir bahni muntab murub

Sampai ditengah kuburan, bangkai basah itu, malam hari terang (dan) gelap.
Segera berbunyi burung hantu, kuwong bersahut-sahutan (hantu) dĕngĕn, dares berteriak.
Belalang kerik berbunyi malam seperti belalang kamanak. Kinjeng tangis berdengung
Kunang-kunang berterbangan bergerombol seperti api yang menyala. 
*** [050623]


logoblog

Thanks for reading Mecopoda elongata, Walangkrik Yang Bunyinya Tak Kalah Nyaring Dengan Jangkrik

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog