Burung kuntul kerbau mencari mangsa di atas tumpukan sampah di TPA Randuagung Singosari, Kabupaten Malang |
Saat mendampingi dua staf peneliti Yayasan Percik Salatiga (YPS) – Damar Waskitojati dan Singgih Nugroho - berkunjung ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Randuagung Singosari, Kabupaten Malang, sebulan yang lalu, saya melihat kawanan burung kuntul kerbau terbang di atas kawasan TPA tersebut.
Kawanan burung kuntul kerbau yang biasa hidup di rawa, padang rumput, sawah maupun hutan mangrove tersebut terlihat mencari makan dari tumpukan sampah di TPA Randuagung Singosari. Tampungan sampah antara 270-280 kubik per hari itu menyediakan jenis mangsa makanan yang lebih beragam, seperti larva atau maggot dari sejumlah serangga.
Burung kuntul kerbau itu dapat memakan mangsa yang lebih bervariasi sehingga menyebabkan burung ini tidak perlu bergantung terhadap lahan basah, tetapi juga dapat beradaptasi di lahan pertanian, perkotaan, bahkan kondisi lingkungan yang tercemar seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kuntul kerbau termasuk dalam ordo Pelecaniformes dan famili Ardeidae serta genus Bubulcus dengan nama ilmiah Bubulcus ibis (Linnaeus, 1758) [
1https://www.gbif.org/species/2480830
]. Nama genus Bubulcus berasal dari bahasa Latin yang artinya penggembala kerbau atau sapi, sedangkan untuk nama spesiesnya, ibis, berasal dari bahasa Latin yang berarti burung wading putih (a white wading bird) [2http://ogaclicks.com/cattle-egret-detail
].Menurut Merriam-Webster Dictionary, burung wading itu adalah salah satu burung berkaki panjang yang gemar mengarungi air untuk mencari makan, atau biasa disebut juga dengan burung rawa. Dalam bahasa Inggrisnya, Bubulcus ibis dikenal dengan cattle egret.
Spesies Bubulcus ibis dideskripsikan dan diklasifikasikan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, dengan nama Ardea ibis pada tahun 1758 [
3http://www.eu-nomen.eu/portal/taxon.php?GUID=urn:lsid:faunaeur.org:taxname:96648
] dalam Systema naturae per regna tria naturae: secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis, Tomus I [4Linnaei, Caroli. (1758). Systema naturae per regna tria naturae :secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis, Tomus I. Holmiae: Impensis Direct. Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/10277
].Kuntul kerbau memiliki tubuh berukuran lebih kecil ketimbang kuntul-kuntul yang lainnya. Memasuki musim kawin, biasanya terjadi sedikit perubahan warna dalam tubuhnya. Tubuh tetap didominasi warna putih bersih, namun kepala, leher dan dada muncul warna jingga. Jika tidak sedang berbiak, tubuhnya berwarna putih dengan sapuan sedikit jingga di dahinya. Paruh berwarna kuning lebih pendek dan tebal serta kaki berwarna hitam.
Dia disebut kuntul kerbau karena burung kuntul jenis ini kerap bertengger di atas tubuh kerbau yang sedang digembalakan oleh pemiliknya di areal persawahan, atau saat sedang berendam di kubangan lumpur pada lahan terbuka yang tak jauh dari desa. Oleh karena itu burung kuntul putih kecil itu acapkali dianggap sebagai burung sahabat penggembala.
Bubulcus ibis (kuntul kerbau) adalah spesies kolonial, sangat beradaptasi dengan beberapa habitat, darat dan air. Secara umum, domainnya adalah dataran rendah, delta, atau lembah yang luas, tempat burung menikmati sumber daya yang melimpah sepanjang tahun [
5Gherbi-Salmi R, Bachir AS, Ghazi C, Doumandji SE. How food supply in rubbish dumps affects the breeding success and offspring mortality of cattle Egret Bubulcus ibis? Avian Biology Research. 2022;15(1):47-52. doi:10.1177/17581559211066090
].Habitatnya yang mulai terganggu dengan adanya alih fungsi lahan yang masif, seperti pemukiman maupun yang lainnya, menyebabkan mereka terlihat di tempat pembuangan sampah akhir yang menggunakan metode open dumping. Mereka adalah opportunis makanan, dan makanannya sebagian besar terdiri dari serangga, didukung oleh hewan amfibi, reptil, dan mamalia kecil. Ia dikenal sebagai burung pemangsa (predator). *** [080723]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar