Pernahkah Anda melihat serangga kecil bersayap hitam yang gemar berada di pucuk pohon beringin kimeng? Serangga kecil yang dalam bahasa Inggris dikenal sebutan cuban laurel thrips dan weeping fig thrips itu terkenal di seluruh dunia sebagai penginduksi gall daun pada beringin kimeng (Ficus microcarpa).
Gall tanaman adalah pertumbuhan abnormal dari jaringan tanaman, mirip dengan tumor jinak atau kutil pada binatang. Dalam gall biasanya ditandai dengan daunnya berlipat ganda dan dilipat ke belakang seperti sabit. Di antara bagian daun banyak serangga kecil (thrips) tersebut di semua tahap. Daun yang sakit menguning, menjadi keras dan akhirnya rontok [
1https://bladmineerders.nl/parasites/animalia/arthropoda/insecta/thysanoptera/tubulifera/phlaeothripidae/gynaikothrips/gynaikothrips-ficorum/
].Gynaikothrips ficorum di pucuk daun beringin kimeng di Sekretariat SMARThealth Kepanjen |
Serangga kecil bersayap hitam yang gemar melipat daun beringin kimeng itu dikenal dengan nama ilmiah Gynaikothrips ficorum (Marchal, 1908). Genus Gynaikothrips memang dikenal sebagai serangga yang suka menghisap getah tanaman. Sedangkan julukan spesies ficorum berasal dari bahasa Latin dari kata “of figs”(dari buah ara) atau “of Ficus” (dari ficus/beringin) [
2https://bugguide.net/node/view/233774
].Spesies Gynaikothrips ficorum pertama kali dijelaskan oleh Paul Alfred Daniel Marchal (1862-1942), seorang ahli entomologi Prancis, pada tahun 1908 sebagai Phloeothrips ficorum di Bulletin de la Société entomologique de France [
3Société entomologique de France. (1908). Bulletin de la Société entomologique de France. Paris: Au Siege De La Société. Available from: https://www.biodiversitylibrary.org/item/37020
].Phloeothrips ficorum Marchal (1908) dideskripsikan dari Aljazair, pada bahan yang dikumpulkan dari Ficus microcarpa (sebagai nitida) [
4Mound, L. A., Wang, C.-L., & Okajima, S. (1995). Observations in Taiwan on the Identity of the Cuban Laurel Thrips (Thysanoptera, Phlaeothripidae). Journal of the New York Entomological Society, 103(2), 185–190. http://www.jstor.org/stable/25010155
]. Pada berbagai waktu sejak saat itu telah dianggap sebagai spesies yang sama dengan Mesothrips uzeli Zimmermann (1900) dari Jawa (Hindia Belanda), jenis spesies dari genus Gynaikothrips [5Zimmermann, A. (1900). Ueber einige javanische Thysanoptera. Bulletin de l'Institut botanique de Buitenzorg No. VII: 6-19. Buitenzorg: Imprimerie de L'Institut
].Seekor Gynaikothrips ficorum menjaga lipatan daun beringin kimeng |
Sebaliknya, Priesner (1939) dan del Canizo (1945) membedakan dewasa sebagai dua spesies berdasarkan panjang pronotal posteroangular pasangan setae, dan sebagian besar peneliti telah menerima perbedaan ini. Jacot-Guillarmod and Brothers (1986) memasukkan lima nama spesifik dalam sinonim di bawah Gynaikothrips ficorum, dan dua nama lainnya di bawah Gynaikothrips uzeli [
4Mound, L. A., Wang, C.-L., & Okajima, S. (1995). Observations in Taiwan on the Identity of the Cuban Laurel Thrips (Thysanoptera, Phlaeothripidae). Journal of the New York Entomological Society, 103(2), 185–190. http://www.jstor.org/stable/25010155
].Spesies Gynaikothrips ficorum yang termasuk dalam famili Phlaeothripidae ini ditemukan secara alami dari India hingga Pasifik muapun Australia. Spesies ini kemudian menyebar luas melalui perdagangan hortikultura pada Ficus microcarpa yang terkenal sebagai tanaman hias dekoratif maupun bonsai.
Gynaikothrips ficorum yang dewasa bisa mencapai 35 mm. Tubuhnya berwarna hitam, kecuali ruas perut terakhir. Punggungnya ditutupi dengan ruas-ruas seperti lurik. Sementara yang muda, umumnya berwarna cokelat kekuningan.
Struktur daun beringin kimeng yang terserang Gynaikothrips ficorum |
Sejarah hidupnya, mereka berkembang di dalam gall berdaun gulung. Thrips dewasa menggunakan mulut pengisapnya untuk memakan daun hijau muda yang lembut, menyebabkan bintik-bintik merah keunguan yang cekung.
Hal makannya menghasilkan reaksi pertumbuhan yang spesifik dan terarah yang menyebabkan daun menggulung, atau daun dapat terlipat di sepanjang pelepah. Daun yang melengkung menjadi keras seperti menguning, terkadang rontok saat cuaca hujan atau berangin. Daun akhirnya jatuh dari tanaman sebelum waktunya [
6Funderburk, Joseph E. (August 2004). Gynaikothrips ficorum (Marchal) and Gynaikothrips uzeli (Zimmerman) (Insecta: Thysanoptera: Phlaeothripidae). Available from: https://entnemdept.ufl.edu/creatures/ORN/THRIPS/Gynaikothrips.htm
].Pohon yang terserang tidak akan mati, tetapi nilai hias tanaman berkurang secara nyata. Thrips jarang mengganggu tetapi terkadang dapat menggigit orang namun tidak beracun. Meski pohon beringin kimeng (Ficus microcarpa) kebal terhadap serangan Gynaikothrips ficorum, tetapi ketika thrips menjadi melimpah, mereka akan memakan spesies tanaman non-inang lainnya. *** [170723]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar