Lissachatina fulica atau African giant land snail sedang melata di anak tangga halaman belakang Sekretariat SMARThealth di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang |
Di halaman belakang Sekretariat SMARThealth Kepanjen, mepet dengan tembok dapur samping keran air untuk wudlu, seekor bekicot besar melata di atas anak tangga pertama. Semula ia berada di kolom penyangga garasi yang bersebelahan dengan pot besar berisi tanaman anthurium gelombang cinta, terus bergerak entah kemana, dan terlihat lagi di anak tangga.
Dalam literatur, bekicot besar itu memiliki nama umum dengan sebutan siput darat besar Afrika (African giant land snail) atau siput kalutara (kalutara snail) [
1Vogler, R. E. and Beltramino, A. A. (2022) ‘Achatina fulica (giant African land snail)’, CABI Compendium. CABI International. doi: 10.1079/cabicompendium.2640.
]. Orang Belanda menamai siput darat besar itu dengan sebutan agaatslak.Bekicot tersebut mempunyai nama ilmiah Lissachatina fulica (Bowdich, 1822) dalam dunia fauna. Nama genus Lissachatina berasal dari bahasa Latin dari kata “achates” yang berarti “batu akik.” Hal ini mungkin menggambarkan pola yang menarik pada cangkang binatang tersebut. Fulica adalah bahasa Latin untuk sejenis unggas air (water fowl) [
2https://a-z-animals.com/animals/giant-african-land-snail/#single-animal-text
].Sebenarnya, spesies Lissachatina fulica telah dideskripsikan oleh André Étienne Justin Pascal Joseph François d’Audebert, Baron de Férussac (1786-1836), seorang naturalis Prancis, pada tahun 1821 sebagai Helix fulica, dalam Tableaux systématiques des animaux mollusques classés en familles naturelles, dans lesquels on a établi la concordance de tous les systèmes; suivis d'un prodrome général pour tous les mollusques terrestres ou fluviatiles, vivants ou fossils [
3Férussac [A.E.J.P.J.F. d’A.], Baron de, 1821. Tableaux systématiques des animaux mollusques classés en familles naturelles, dans lesquels on a établi la concordance de tous les systèmes; suivis d’un prodrome général pour tous les mollusques terrestres ou fluviatiles, vivants ou fossils. Premiere Partie Tableaux systématiques généraux de l’embranchemant divisés en familles naturelles Deuxième partie (premiere section.). Tableaux particuliers des mollusques terrestres et fluviatiles, présentant pour chaque famille les genres et espèces qui la composent. Bertrand, Paris. [j]-xlvij + [i] + [3]-27 + [3]-110 + [i]. http://www.biodiversitylibrary.org/item/41533#page/9/mode/1up
].Namun keterangannya dianggap kurang lengkap dalam runutannya, terutama menyangkut jenis lokalitasnya. Lalu, Thomas Edward Bowdich (1791-1824), seorang penjelajah, naturalis dan ahli geografi, mendeskripsikan spesies ini dengan runutan yang lebih jelas yang mengakses dari manuskrip Jean-Baptiste Pierre Antoine de Monet, Chevalier de Lamarck (1744-1829), seorang ahli biologi Prancis, pada tahun 1822 sebagai Achatina fulica, dalam Elements of Conchology, Including The Fossil Genera and The Animals [
4Bowdich, T.E., 1822. Elements of Conchology, Including The Fossil Genera and The Animals. Part I. Univalves. J. Smith, Paris. Pp. (1)-(78) + ii + 19 pls. w/ facing explanations. http://archive.org/details/elementsofconcho01bowd
].Karena lebih lengkap, maka deskripsi Bowdich yang dianggap mewakili dalam dalam dunia taksonomi. Sebagai anggota famili Achatinidae, awalnya diklasifikasikan dalam genus Achatina tetapi kemudian dipindahkan dengan analisis molekuler ke genus Lissachatina [
5Fontanilla, I. K. C. (2010). Achatina (Lissachatina) fulica Bowdich: its molecular phylogeny, genetic variation in global populations, and its possible role in the spread of the rat lungworm Angiostrongylus cantonensis (Chen). PhD thesis, University of Nottingham. 634 pp. https://www.molluscabase.org/aphia.php?p=sourcedetails&id=237986
].Sesuai nama umumnya, yaitu African giant land snail, bekicot besar ini mempunyai cangkang besar berbentuk kerucut dan berasal dari daerah Afrika bagian timur. Cangkangnya biasanya berwarna cokelat muda dengan garis-garis vertikal berwarna cokelat tua. Cangkang tersebut melindungi bekicot dari panas dan musuh (predator).
Di kepala bekicot terdapat dua tentakel panjang. Setiap tentakel memiliki mata di ujungnya. Sedangkan, tentakel pendek di bawahnya digunakan untuk menjadi radar dalam memantau lingkungan sekitarnya.
Spesies Lissachatina fulica (African giant land snail) ini termasuk kelas Gastropoda. Gastropoda berasal dari bahasa Yunani dari kombinasi kata “gaster” (genitif gatros) yang berarti “perut”, dan “pous” (genitif podos) yang berarti “kaki” [
6https://www.etymonline.com/word/gastropod
].Bekicot memiliki kaki berotot datar lebar yang digunakan untuk menopang dan untuk gerakan maju. Kaki ini berjalan di sepanjang bagian bawah, pada dasarnya di sepanjang perutnya. Mereka membuat cairan berlendir yang membantu kaki meluncur.
Kendati jalannya nglêlêr (berjalan pelan-pelan), bekicot besar tergolong tangguh dan sering bepergian di malam hari (nocturnal). Dikutip dari laman U.S Department of Agriculture: Animal and Plant Health Inspection Service, bekicot besar (Lissachatina fulica) bisa memakan lebih dari 500 jenis tanaman, termasuk kacang tanah, buncis, kacang polong, mentimun, dan melon. Jika buah dan sayuran tidak tersedia, bekicot akan memakan berbagai macam tanaman hias, kulit pohon bahkan cat dan plesteran pada rumah.
Dalam 200 tahun terakhir, bekicot besar Afrika ini telah menyebar dengan cepat melintasi daerah tropis dari daerah asalnya di Afrika Timur. Sekarang ditemukan di seluruh Afrika, anak benua India, Asia Tenggara, Pasifik, Karibia, dan Amerika Utara dan Selatan [
5Fontanilla, I. K. C. (2010). Achatina (Lissachatina) fulica Bowdich: its molecular phylogeny, genetic variation in global populations, and its possible role in the spread of the rat lungworm Angiostrongylus cantonensis (Chen). PhD thesis, University of Nottingham. 634 pp. https://www.molluscabase.org/aphia.php?p=sourcedetails&id=237986
].Lissachatina fulica adalah hama tanaman serius yang menyebabkan kerusakan signifikan pada sayuran dan tanaman pangan lainnya, dan berfungsi sebagai inang perantara cacing paru-paru tikus Angiostrongylus cantonensis yang menyebabkan meningitis eosinofilik pada manusia bila populasinya tidak dikendalikan. *** [240723]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar