Di belakang lapak pemeriksaan gratis giat kader kesehatan Desa Sitirejo dan tenaga kesehatan di lingkungan Puskesmas Wagir pada kegiatan gerak jalan sehat yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Desa Sitirejo di tanah kavling Lembah Sitirejo pada Rabu (19/07), saya melihat tanaman menjalar yang berbunga unik, yang berbeda dari bentuk bunga pada umumnya.
Saya pun bertanya kepada lelaki paruh baya yang sedang momong cucunya bermain layang-layang di dekat tanaman gulma yang menjalar tersebut. Kata lelaki paruh baya itu, tanaman itu dikenal dengan cemplonan. “Buahnya kalau matang, warna kuning kemerah-merahan. Rasanya manis-manis masam,” kenang lelaki paruh baya yang sering makan buah ini ketika masih kecil.
Tanaman cemplonan ini dalam bahasa Indonesia memiliki sejumlah istilah. Ada yang menyebut dengan rambusa maupun ulat bulu. Selain itu, berdasarkan laman CABI Digital Library, tanaman merambat itu di Indonesia, ada yang menamai buah tikus, ceplukan blunsun, katceprek, lemanas, permot maupun rambaton blunsun [
1CABI (2022) ‘Passiflora foetida (red fruit passion flower)’, CABI Compendium. CABI International. doi: 10.1079/cabicompendium.38800.
]. Masyarakat suku Bentong di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menyebutnya dengan bangkuneng, dan masyarakat subetnis Wolio di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menamainya angguru.Bunga Passiflora foetida |
Nama umum rambusa dalam bahasa Inggris dikenal dengan fetid passionflower, love-in-a-mist, red-fruit passionflower, running-pop, dan wild water-lemon. Dalam dunia botani, rambusa mempunyai nama ilmiah Passiflora foetida L. [
2Passiflora foetida L. in GBIF Secretariat (2022). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-07-19.
].Nama genus Passiflora berasal dari bahasa Latin dari kombinasi kata "passio, -onis" (gairah) dan "flos, -oris" (bunga). Penamaan genus ini mengacu pada struktur bunga tempat pendeta Spanyol pertama melihat instrumen sengsara Kristus [
3Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Passiflora foetida. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/passiflora-foetida/?lang=en
]. Bagi orang Spanyol, bunga yang masuk dalam genus Passiflora dikenal sebagai “La Flor de las cinco Llagas” atau “Bunga Dengan Lima Luka.”Adapun nama spesiesnya, foetida, berasal dari bahasa Latin dari kata sifat "foetidus, a, um" yang bermakna berbau busuk (having a bad smell). Hal ini mengacu pada bau tak sedap dedaunan saat diremas atau dipotong [
4Daniel J. Ohlsen. Passiflora foetida, in P.G. Kodela (ed.), Flora of Australia. Australian Biological Resources Study, Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water: Canberra. https://profiles.ala.org.au/opus/foa/profile/Passiflora%20foetida [Date Accessed: 20 July 2023]
]. Ini berkaitan dengan resin berbau yang ada di rambut kelenjar yang lengket di banyak bagian tanaman.Buah Passiflora foetida yang masih mentah, berwarna hijau |
Spesies Passiflora foetida pertama kali dijelaskan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753, dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II [
5Linnaei, Caroli. (1753). Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Available from: https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
].Tanaman rambusa (Passiflora foetida) merupakan spesies tanaman merambat yang berlabuh pada penyangga melalui sulur yang dihasilkan di ketiak daun. Batangnya berbentuk silindris tipis yang ditutupi oleh rambut kelenjar lengket tipis kekuningan.
Daunnya berseling, sederhana, dan bertangkai panjang. Bentuk daunnya cordatus (seperti jantung), ujungnya runcing dengan pangkal daun yang lebar mebentuk dengan tiga lekukan.
Bunganya berwarna keputihan hingga ungu muda/pucat, yang pada bagian tengahnya terlihat jauh lebih ungu. Letak bunga di ketiak tangkai daun. Mahkota berbentuk bulat telur terbalik, dengan diameter hingga 5 cm. Sementara itu benang sari berwarna putih yang panjangnya melampaui ukuran mahkota.
Daun, bunga, dan buah Passiflora foetida |
Buah rambusa berbentuk bulat kadang agak lonjong. Kulit buahnya hijau ketika muda dan berangsur menjadi kekuningan hingga jingga setelah matang, dan dibungkus oleh serabut berambut banyak. Buahnya yang matang dapat dimakan dan mengandung banyak biji. Daging buah berwarna keputihan dan harum.
Tanaman yang memiliki sebaran asal dari Amerika Tengah hingga Selatan itu tumbuh dengan cepat, menjadi invasif merambat di tanaman lainnya. Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi yang baik, mampu tumbuh dari dataran rendah, mulai garis pantai, hingga pegunungan sampai dengan 2500 di atas permukaan laut.
Di Thailand, daun muda tanaman rambusa bisa dimasak untuk dimakan [
6Phengklai, C. (1985). Some non-timber species of Thailand. Thai. For. Bull.(Bot.), 15, 48-108.
]. Begitu pula dalam kajian etnobotani tumbuhan pangan masyarakat suku Bentong, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, rambusa termasuk dalam keanekaragaman jenis tumbuhan pangan [7Amboupe, D. S. (2019). Ethnobotanical Study of Food Plant in Bentong Community from Barru Regency, South Sulawesi-Indonesia: KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN PANGAN MASYARAKAT SUKU BENTONG DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN-INDONESIA. Deparement of Forest Resources Conservation and Ecotourism - Bogor Agricultural University.
].Tanaman Passiflora foetida tumbuh di atas tanah kavling Lembah Sitirejo yang membelit batang-batang kering |
Selain itu, tanaman rambusa (fetid passionflower) juga merupakan tanaman obat. Ekstrak yang terbuat dari buah dan daun rambusa telah digunakan untuk mengobati asma dan penyakit empedu. Ekstrak akar dan daun telah digunakan untuk mengobati histeria, dan dalam kasus sakit kepala, pasta daun dioleskan di kepala. Rempah ini juga digunakan dalam tapal atau lotion untuk penyakit kulit dengan peradangan dan erisipelas di Brasil [
8Asadujjaman, Md & Mishuk, Ahmed Ullah & Hossain, Md & Karmakar, Utpal. (2014). Medicinal potential of Passiflora foetida L. plant extracts: biological and pharmacological activities. Journal of integrative medicine. 12. 121-6. 10.1016/S2095-4964(14)60017-0.
].Di Indonesia dalam Studi Etnobotani dan Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Masyarakat Sub Etnis Wolio Kota Baubau Sulawesi Tenggara [
9Slamet, A., & Andarias, S. H. (2018). Studi Etnobotani dan Identifikasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Masyarakat Sub Etnis Wolio Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 721–732. https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/33330
], dikatakan bahwa tanaman rambusa, atau orang Wolio menyebutnya angguru, termasuk jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat masyarakat subetnis Wolio. Bagian yang digunakan adalah akar, batang, daun, dan buah. Dengan cara direbus lalu diminum, berkhasiat dalam mengobati batuk, radang, dan kelenjar getah bening.Dalam artikel Shubashini K. Sripathi dan R. Dhanya Sruthi (2023) [
10Sripathi SK and Sruthi RD: A comprehensive review of the medicinal plant Passiflora foetida Linn. Int J Pharm Sci & Res 2023; 14(6): 2809-17. doi: 10.13040/IJPSR.0975-8232.14(6).2809-17.
] yang terbit di International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, disebutkan bahwa Passiflora foetida yang biasa dikenal dengan bunga markisa busuk telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit seperti infeksi tenggorokan, pusing, gangguan hati, diare, tumor, gangguan saraf, kecemasan; gangguan tidur, infeksi kulit, histeria dan asma. Selain itu, Passiflora foetida telah dilaporkan memiliki potensi antioksidan, antiinflamasi, antiepilepsi, antihiperglikemik, pelindung kardio, antidiare, dan antikanker. *** [200723]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar