Terus terang saya baru berjumpa dengan lalat ini. Hinggap di bawah sehelai daun beringin kimeng (Ficus malacocarpa) yang ada di lahan depan Sekretariat SMARThealth Kepanjen. Lalat berukuran sekitar 2 cm itu berwarna kuning dan hitam.
Sepertiya dia baru selesai melakukan penyerbukan dengan menghisap nektar. Di bawah daun, ia terlihat sedang menyeka mulutnya dengan kaki depannya. Saya bergegas mengambil handphone untuk memotretnya.
Dalam tulisan Zestin W.W. Soh dari Dewan Taman Nasional “Singapore Botanic Gardens” yang dimuat dalam Nature in Singapore (28/02/2022), dijelaskan bahwa lalat itu dikenal dengan “silver-faced hoverfly” dalam bahasa Inggrisnya. Sebutan ini didasarkan pada julukan spesies argyrocephala atau argyrocepahlus dari bahasa Latin,yang berarti “kepala perak” [
1Soh ZWW (2022) Biodiversity Record: First Singapore record of the hoverfly, Phytomia argyrocephalus. Nature in Singapore, 15: e2022024. DOI: 10.26107/NIS-2022-0024. Retrieved from https://lkcnhm.nus.edu.sg/wp-content/uploads/sites/10/2022/02/NIS-2022-0024.pdf
].Phytomia argyrocephala hinggap di bawah daun beringin kimeng di pekarangan Sekretariat SMARThealth, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang |
Phytomia argyrocephala adalah spesies dari suku Syrphidae dan marga Phytomia. Spesies ini juga merupakan bagian dari ordo Diptera, kelas Insecta, filum Arthropoda, dan kingdom Animalia. Phytomia adalah genus lalat dalam keluarga lalat bunga, dan mereka diurnal (beraktivitas di siang hari) [
2https://eol.org/pages/80943
].Genus Phytomia terdiri dari sekitar 25 spesies hoverflies. Menurut laman Merriam-Webster Dictionary, hoverfly merupakan salah satu famili Syrphidae dari lalat Dipteran yang sering mengunjungi bunga dan melayang-layang di satu tempat di udara dan termasuk beberapa larva yang memangsa kutu tanaman.
Identifikasi spesies Phytomia argyrocephala didasarkan pada deskripsi asli oleh Pierre-Justin-Marie Macquart (1778-1855), seorang ahli entomologi Prancis yang berspesialisasi dalam studi Diptera, pada tahun 1842, dan foto-foto lektotipe yang disimpan di Muséum National d'Histoire Naturelle di Paris, Prancis [
3Macquart J., 1842 - Diptères exotiques, nouveaux ou peu connus. Memoires de la Société (Royale) des sciences, de l'agriculture et des arts à Lille, 1841(1) : 63-200 p. 105. Retrieved from https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/ed/item/ed6379?listIndex=10&listCount=73
].Kepala Phytomia argyrocephala terlihat ada warna peraknya |
Daerah asal serangga lalat bunga ini dinyatakan oleh Macquart sebagai “Des Indes orientales” (Hindia Timur). Spesies khas ini tampaknya tersebar luas di Asia Selatan dan Tenggara, seperti India, Thailand, Singapura, dan Indonesia. Salah satunya yang saya lihat di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, kemarin sore.
Tidak seperti lalat yang kita kenal selama ini yang gemar berada di sampah atau kotoran yang berbau lainnya. Spesies ini bergantung lingkungan setempat. Ketersediaan sumber daya bunga, kelembaban, dan suhu perlu diperhitungkan.
Kebetulan lokasi Sekretariat SMARThealth yang berada di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, sepertinya mendukung serangga untuk berkunjung. Selain memiliki banyak koleksi tanaman juga didukung oleh situasi kondisi yang tenang, karena penghuni Sekretariat SMARThealth yang begitu luas itu cuma saya seorang diri. *** [040723]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar