Kamis, Agustus 03, 2023

Aster tataricus, Tanaman Aster Dengan Kembang Purple

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Agustus 03, 2023
Di samping kedai rujak cingur yang berada di sebelah barat Sekretariat SMARThealth Kepanjen, tumbuh tanaman aster yang berhimpitan dengan tanaman melati dan adas pulowaras. Kembangnya berwarna ungu (purple).
Bagian atas bunga (kembang) bercabang dengan bebas, menghasilkan banyak kuncup bunga yang mekar. Bunga-bunga memiliki 10 kuntum lavender-biru atau purple yang menyerupai kelopak, mengelilingi pusat kuntum berbentuk cakram kuning dan merah muda, menciptakan tampilan yang indah.
Dalam dunia botani, bunga aster berwarna ungu ini memiliki nama ilmiah Aster tataricus L.fil. Aster tataricus berasal dari daerah dingin Siberia, Cina Utara, Mongolia, Korea, dan Jepang, di mana ia berasal dari padang rumput yang lembab dan lahan basah.

Aster tataricus di Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, bermekaran

Spesies ini termasuk dalam keluarga Asteraceae, yang berisi hampir 32.000 spesies. Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, adalah orang yang pertama kali menulis genus pada tahun 1753 yang diambil dari bahasa Yunani dari kata “astēr” (bintang), yang mengacu pada bentuk bungan seperti bintang.
Kemudian Carolus Linnaeus the Younger (1741-1783), melanjutkan jejak ayahnya, menerbitkan spesies Aster tataricus pada tahun 1781 dalam Supplementum plantarum Systematis vegetabilium editionis decimae tertiae, Generum plantarum editionis sextae, et Specierum plantarum editionis secunda [
1Linné, Carolo a. (1781). Supplementum plantarum Systematis vegetabilium editionis decimae tertiae, Generum plantarum editionis sextae, et Specierum plantarum editionis secunda. Brunsvigae: Impensis Orphanotrophei. Available from: https://www.biodiversitylibrary.org/item/10321
], atau biasa disingkat menjadi Suppl. Pl. : 373 (1781 publ. 1782).
Julukan spesies tataricus berasal dari kata “Tartay”, nama kuno untuk wilayah geografis yang terbentang dari Laut Kaspia dan Pegunungan Ural ke timur hingga Samudera Pasifik, termasul daerah asal tumbuhan ini [
2Crawford, Bruce. Aster Tataricus: A Floral Star in the November Garden. Retrieved from: https://njaes.rutgers.edu/plant-of-the-month/aster-tataricus.php
].
Nama lokal di Indonesia, spesies ini disebut bunga aster. Di Inggris dikenal dengan tatarian aster, dan orang Jerman menamainya tatarische aster. Di Jepang, Aster tataricus dikenal dengan shion. Dalam hanakotoba, yaitu seni Jepang kuno untuk memberikan arti pada bunga, yang pada gilirannya memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa kata-kata yang diucapkan.

Kuncup Aster tataricus

'Bunga berbicara' sehingga untuk berbicara! Bahasa bunga untuk Aster tataricus adalah “Aku tidak akan melupakanmu” (Don't forget you) [
3https://www.hana300.com/sion00.html
], Ini mengungkapkan ingatan, sebuah penghargaan yang merujuk pada sifatnya yang mekar terlambat!
Tanaman aster purple (Aster tataricus) yang memiliki ketinggian antara 30 hingga 50 cm itu berbatang tegak, dan berbulu halus atau berbulu lurus. Bentuk daunnya kasar dan lanset dengan panjang sekitar 20 cm dan lebar sekitar 3 cm.
Kendati spesies Aster tataricus merupakan keluarga bunga aster, namun bentuk bunganya cenderung mirip dengan bunga daisy. Karena keindahan bunganya, tanaman ini dibudidayakan sebagai tanaman hias.
Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman bunga aster purple (tatarian aster) ini juga dikenal sebagai tanaman obat. Di Tiongkok, akar Aster tataricus telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad.

Dalam satu pohon punya warna mahkota yang berbeda

Dalam kajian ethnofarmakologi [
4Li, K.-J.; Liu, Y.-Y.; Wang, D.; Yan, P.-Z.; Lu, D.-C.; Zhao, D.-S. Radix Asteris: Traditional Usage, Phytochemistry and Pharmacology of An Important Traditional Chinese Medicine. Molecules 2022, 27, 5388. https://doi.org/10.3390/molecules27175388
] disebutkan bahwa akar Aster tataricus (Radix Asteris) pertama kali dicatat dalam karya medis kuno Shen Nong Ben Cao Jing (Dinasti Han), dan kemudian ditulis dalam banyak karya herbal kuno, seperti Wu Pu Materia Medica (Wei Jin, 420–589 M), Ben Cao Jing Shu (Ming, 1625 M), dan Ben Cao Feng Yuan (Qing, 1695 M) untuk berbagai efek “menghangatkan” paru-paru, meredakan batuk, asma, mengi, menghilangkan dahak, dan menurunkan qi.
Akarnya digali pada musim semi dan musim gugur, dan dikepang dan dikeringkan di bawah sinar matahari, atau langsung dikeringkan setelah menghilangkan rimpang yang diikat (umumnya dikenal sebagai "akar induk") dan sedimen. Disebut "Sheng Zi Wan" saat langsung dikeringkan dan "Mi Zi Wan" saat diproses dengan madu murni. 
Selain dikenal untuk mengobati bronkitis kronis, dan tuberkulosis dalam pengobatan tradisional, studi farmakologi modern telah menunjukkan bahwa akar Aster tataricus memiliki efek antibakteri, antiulcer, antiinflamasi, antikanker, antioksidan, dan antidepresan. Kemudian penelitian dari J.S. Kim et. al (2020) [
5Kim, J. S., Koppula, S., Yum, M. J., Shin, G. M., Chae, Y. J., Kopalli, S. R., & Song, M. D. (2020). Aster tataricus linn., suppresses hepatic stellate cell activation and protects against thioacetamide-induced liver fibrosis in rats. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, 82(1), 104-113. https://doi.org/10.36468/pharmaceutical-sciences.627
] memberikan bukti ilmiah untuk manfaat Aster tataricus dalam pengobatan gangguan hati (liver disorders). *** [030723]


logoblog

Thanks for reading Aster tataricus, Tanaman Aster Dengan Kembang Purple

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog