Kelas Festival Pemula Kata Perorangan Putri di GOR Amongrogo Yogyakarta, hari ketiga |
Pada tribun GOR Amongrogo Yogyakarta saat perhelatan olahraga bertajuk International Karate Championship Yogyakarta Open Tournament (IKCYOT) III 2023 yang diikuti oleh 130 kontingen dengan jumlah peserta 3.100 orang, dari tanggal 11 hingga 13 Agustus 2023, terlihat banyak banner atau spanduk yang terpajang. Salah satu di antaranya, banner di tribun sisi selatan yang berbunyi “Jaga Sportivitas Sebagai Harga Diri Karateka Sejati.”
Menurut Jennifer M. Beller & Sharon Kay Stoll (1993) dalam “Sportsmanship: An Antiqued Concept?” yang terbit dalam Journal of Physical Education, Recreation & Dance, secara umum sportivitas diidentifikasikan sebagai perilaku yang menunjukkan sikap hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap menerima dengan baik apapun hasil suatu pertandingan [
1Beller, J.M. & Stoll, S.K. (1993) Sportsmanship: An Antiquated Concept?, Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 64:6, 74-79, DOI: 10.1080/07303084.1993.10610009
].Jadi, sesungguhnya sportivitas adalah perilaku individu yang menunjukkan sikap dan perilaku yang menghormati setiap aspek dalam olahraga, baik pihak terkait, peraturan maupun etika dalam bermain.
Dalam IKCYOT III 2023 kemarin memperlihatkan sportivitas, khususnya bagi para karateka yang berlaga dalam kelas open maupun kelas festival. Kontingen dari berbagai daerah di Indonesia dan satu dari mancanegara yang mengikuti turnamen tersebut, berupaya memperlihatkan kemampuannya masing-masing, dan ini tentunya juga membawa konsekuensi ada yang menang dan kalah. Menang-kalah adalah sesuatu yang lumrah.
Hampir setiap kontingen yang berasal dari klub-klub yang ada juga mengalaminya, tak terkecuali apa yang dialami oleh kontingen asal Solo, Ryu S Fighters Club. Pada seri Kata maupun Komite dalam kelas Open, juga memperlihatkan ada yang menang dan kalah. Begitu pula, pada kelas Festival, baik Kata maupun Komite juga mengalami hal serupa.
Sehingga banner yang terpampang di tribun sisi timur yang berbunyi “Kekalahan itu adalah hal yang biasa, tapi kita harus mampu untuk berangkat kembali dan terus berjuang hingga akhirnya keluar sebagai sang pemenang”, seakan melengkapi dan menegaskan dari banner yang ada tribun sisi selatan tersebut.
Takahashi Miyagi, satu-satunya putra master karateka Miyagi Chojun yang mempertahankan dan melanjutkan ajaran seni bela diri karate warisan ayahnya itu, Orthodox Goju Ryu Karate-Do, pernah berujar “Karate begins and ends with courtesy. This means respect others, refrain from violent behavior, practice fairness in the spirit of good sportsmanship.” [
2https://www.goodreads.com/author/quotes/15142824.Takahashi_Miyagi
]Ujaran (quote) Takahashi Miyagi yang juga dipasang dalam tribun pada gelaran IKCYOT III 2023 itu telah dialihbahasakan menjadi “Tradisi Karate Dimulai Dan Diakhiri Dengan Penghormatan. Ini Berarti Bahwa Menghormati Orang Lain, Menahan Diri Dari Perilaku Kekerasan, Mempraktekkan Keadilan Dalam Semangat Sportivitas Yang Baik” menjadi penegas dalam dunia karate yang diyakini oleh seorang karateka.
Saya yang berkesempatan mendampingi dan mengantar anak wedok yang masih duduk di bangku kelas 6 SD Djama’atul Ichwan Solo, mengapresiasi perhelatan IKCYOT III 2023 yang digelar oleh Dikpora DIY, KONI DIY, Forki DIY, Inkado DIY, dan World Karate Federation (WKF) DIY di GOR Amongrogo selama tiga hari tersebut.
Panitia tidak hanya menyuguhkan turnamen yang berkualitas tetapi juga memberikan pendidikan yang menggugah jiwa melalui banner-banner yang dipajang dalam tribun. Di sini, panitia terlihat jeli dalam memahami dunia karate. Bukan skill dalam olah gerak tubuh belaka yang dikedepankan, namun juga perlu sportivitas yang harus diemban oleh seorang karateka, baik di kala menang maupun kalah. Osu! *** [140823]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar