Kamis, Oktober 05, 2023

Acalypha indica, Tanaman Anting-Anting Di Sekitar Kita

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Oktober 05, 2023
Anting-anting merupakan gulma yang umumnya tumbuh secara liar di pinggir jalan, lapangan rumput maupun di lereng bukit. Begitu Anda memasuki gapura Jalan Sidolurhur, Dusun Lemah Duwur, Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, anting-anting juga terlihat tumbuh di dekat selokan.
Tanaman anting-anting memiliki batang tegak dengan tinggi bisa mencapai 50 cm, bercabang dan berambut halus serta berakar tunggang. Daunnya tunggal, bertangkai silindris, bulat lonjong, letak daun berselang seling, ujung dan pangkal daun berbentuk lancip dan tepi bergerigi. Bunganya muncul dari ketiak daun, kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya berbentuk kotak, bulat, dan hitam. Bijinya berbentuk bulat panjang, berwarna cokelat.
Nama ilmiah tumbuhan anting-anting adalah Acalypha indica L. Nama genus Acalypha berasal dari bahasa Yunani “acaléphe” yang merupakan kombinasi dari kata “a-“ (tidak), “calos” (cantik, menyenangkan), dan “afe” (sentuh, kontak). Jadi, acaléphe berarti tidak enak untuk disentuh. Sedangkan, julukan khusus indica berasal dari bahasa Yunani klasik dan Latin yang berarti “dari India”. Hal ini dikaitkan dengan dugaan asal-usul tanaman tersebut dari India [
1Bissanti, Guido. (13 January 2023). Acalypha indica. Retrieved from https://antropocene.it/en/2023/01/13/acalypha-indica-2/#google_vignette
].

Bunga anting-anting (Acalypha indica) tumbuh di ketiak batang

Spesies Acalypha indica dideskripsikan pertama kali oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753 dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Tomus II [
2Linnaei, Caroli . (1753). Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas. Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. [Linnaeus] 2: 1003 (1753).
Nama umum lainnya dari tanaman anting-anting adalah Indian acalypha, Indian acalypha, Indian-nettle, copperleaf, three-seeded-mercury (Inggris); brennkraut, Indisches kupferblatt (Jerman); ricinelle des Indes, oreille de chatte, herbe chatte (Prancis); hierba de cancer, ricinela (Spanyol); ‘akaaliifa (Arab); kupaaimeni (Tamil); harita manjari, muktavarchas, rudra, aritmanjari (Sansekerta); tamyae tua phu, tamyae maeo, han maeo, lang ta kai (Thailand); chika mas, kucing galak, lis-lis, rumput lislis, tjeka mas (Malaysia); tie xian, re dai tie xian cai (China);  [
3Acalypha indica L. in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-10-04
,
4Webmaster. (November 2, 2022). Kucing galak aerial: Acalypha indica L. Retrieved from https://globinmed.com/medicinal_herbs/acalypha-indica-l/
,
5Schmelzer, G.H., 2007. Acalypha indica L. In: Schmelzer, G.H. & Gurib-Fakim, A. (Editors). PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale), Wageningen, Netherlands. Accessed 5 October 2023.
,
6https://eol.org/pages/1145503/names
,
7http://www.stuartxchange.org/Maraotong
,
8'WFO (2023): Acalypha indica L. Published on the Internet;http://www.worldfloraonline.org/taxon/wfo-0000953231. Accessed on: 05 Oct 2023'
].
Di Indonesia, Acalypha indica juga memiliki nama lokal. Ceka mas (Melayu); rumput kokosongan (Sunda); rumput bolong-bolong (Jakarta); kucing-kucingan, kucing galak, lateng (Cirebon); anting-anting, akar kucing, lelatingan (Jawa).

Tanaman anting-anting (Acalypha indica) tumbuh di tepi jalan dekat selokan

Tanaman anting-anting (Acalypha indica) termasuk dalam famili Euphorbiaceae dan tersebar luas di seluruh Asia dan Afrika. Tanaman ini dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai gulma dan mudah ditemukan di pekarangan, pematang sawah, pinggir jalan, selokan hingga bukit-bukit.
Meskipun tanaman ini merupakan tanaman gulma, namun Acalypha indica telah diakui oleh masyarakat setempat sebagai sumber obat yang bermanfaat untuk beberapa terapi pengobatan. Mereka mengkonsumsi bagian tanaman untuk berbagai tujuan terapeutik seperti obat cacing, anti maag, bronkitis, asma, penyembuhan luka, anti bakteri dan kegunaan lainnya [
9Zahidin, N. S., Saidin, S., Zulkifli, R. M., Muhamad, I. I., Ya'akob, H., & Nur, H. (2017). A review of Acalypha indica L. (Euphorbiaceae) as traditional medicinal plant and its therapeutic potential. Journal of ethnopharmacology, 207, 146–173. https://doi.org/10.1016/j.jep.2017.06.019
].
Dalam pengobatan tradisional, seluruh tanaman dan daun Acalypha indica telah digunakan untuk mengobati asma, pneumonia, ketidaknyamanan perut, luka kulit dan gigitan ular. Daun Acalypha indica  telah diuji secara ilmiah karena sifat anti-bakteri, anti-inflamasi dan antioksidan. 
Beberapa penelitian [
10Sahukari, R.; Punabaka, J.; Bhasha, S.; Ganjikunta, V.S.; Kondeti Ramudu, S.; Kesireddy, S.R.; Ye, W.; Korivi, M. Phytochemical Profile, Free Radical Scavenging and Anti-Inflammatory Properties of Acalypha Indica Root Extract: Evidence from In Vitro and In Vivo Studies. Molecules 2021, 26, 6251. https://doi.org/10.3390/molecules26206251
] mengisolasi dan mengidentifikasi konstituen fitokimia dari ekstrak daun Acalypha indica. Batang Acalypha indica juga dilaporkan memiliki sifat antioksidan, penurun glukosa dan pelindung hepato pada tikus percobaan diabetes. *** [051023]


logoblog

Thanks for reading Acalypha indica, Tanaman Anting-Anting Di Sekitar Kita

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog