Selasa, Oktober 17, 2023

Breynia androgyna, Tanaman Katuk Pelancar ASI

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Oktober 17, 2023
Di dekat gapura masuk Jalan Sidoluhur, Desa Dilem, dari arah Jalan Panglima Sudirman, terlihat tanama katuk yang bunganya sedang bermekaran. Warna bungannya merah tua seperti warna darah.
Tanaman katuk sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan sekaligus dikonsumsi dalam bentuk sayuran. Oleh karena itu, tumbuhan ini kerap ditanam untuk tanaman pagar agar mudah memetiknya bila akan memasaknya.
Nama ilmiah tanaman katuk adalah Breynia androgyna (L.) Chakrab. & N.P. Balakr. Nama genus Breynia dinamai untuk menghormati seorang ahli botani Polandia abad ke-17 Jacob Breyne dan putranya Johann Philipp Breyne.

Bunga katuk (Breynia androgyna)

Sedangkan, julukan khusus androgyna berasal dari bahasa Yunani dari gabungan kata “andros” (laki-laki) dan “gynos” (perempuan), mengacu pada perbungaannya yang berisi bunga jantan dan betina pada tanaman yang sama [
1I.R.H. Telford, J.J. Bruhl, D.J. Du Puy. Breynia androgyna, in P.G. Kodela, A.J.G. Wilson (ed.), Flora of Australia. Australian Biological Resources Study, Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water: Canberra. https://profiles.ala.org.au/opus/foa/profile/Breynia%20androgyna [Date Accessed: 11 October 2023]
].
Spesies Breynia androgyna mula-mula dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1767 sebagai Clutia androgyna dan dipublikasikan dalam Mantissa plantarum: Generum editionis VI. et specierum editionis II, atau Mant. Pl. 128 (1767).
Pada tahun 1903, spesies ini dikoreksi dan dimasukkan dalam genus Sauropus menjadi Sauropus androgynus oleh Elmer Drew Merril (1876-1956), seorang ahli botani Amerika, yang dipublikasikan dalam Report on investigations made in Java in the year 1902 [
2Merrill, Elmer D. (1903). Report on investigations made in Java in the year 1902. Manila: Bureau of Public Printing. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/63053
].
Kemudian pada 2012, Sauropus androgynus direvisi dan diklasifikasikan ke dalam genus Breynia menjadi Breynia androgyna oleh Tapas Chakrabarty dan Nambiyath Puthansurayil Balakrishnan, dan dipublikasikan dalam Nineteen new combinations and a new name in <i>Breynia</i> J.R. Forst. & G. Forst. (Phyllanthaceae) from Indian subcontinent [
3Chakrabarty, T., & Balakrishnan, N. P. (2012). Nineteen new combinations and a new name in Breynia J.R. Forst. & G. Forst. (Phyllanthaceae) from Indian subcontinent. Bangladesh Journal of Plant Taxonomy, 19(2), 119–122. https://doi.org/10.3329/bjpt.v19i2.13125
], atau Bangladesh J. Pl. Taxon. 19(2): 120 (2012).

Buah katuk (Breynia androgyna)

Nama umum (common names) lainnya untuk tanaman katuk adalah Star gooseberry, androgynous snowbush, sweet leaf bush  (Inggris); so kun mu, shu zi cai, mani cai (China); ruridama no, aname shiba (Jepang);  rau ngot, pahac ot (Vietnam); dom nghob (Kamboja); pak waan, pak wanban, phak waan baan (Thailand); cekur manis, sayur manis, asin-asin, cekak manis, tarok manis (Malaysia) [
4Breynia androgyna (L.) Chakrab. & N.P.Balakr. in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-10-11.
,
5https://www.selinawamucii.com/plants/phyllanthaceae/breynia-androgyna/
,
6http://plantamor.com/species/info/sauropus/androgynus#gsc.tab=0
,
7http://www.stuartxchange.com/Binahian.html
].
Di Indonesia, tanaman katuk juga memiliki nama lokal di beberapa daerah. Katuk, memata, cekur manis (Melayu); simani (Minang); katuk (Sunda); kebing, katukan, katuk (Jawa); dan  kerakur (Madura) [
8https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2018/05/17/katuk-sauropus-androgynus-l-merr/
].
Breynia androgyna termasuk dalam famili Phyllanthaceae, dan tersebar luas di seluruh daratan Asia Tenggara dan Australia serta kemudian banyak dibudidayakan di India, Bangladesh, dan China (Guangxi, Guangdong, Hainan, dan Yunnan).
Breynia androgyna merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh pada suhu tinggi dan kondisi lembab. Cabang-cabangnya berbentuk silinder atau bersudut. Daunnya majemuk menyirip dengan bentuk bakal biji atau tombak. Bunganya berwarna merah tua dan buahnya berbentuk bulat berwarna kuning muda.

Pucuk dan batang muda katuk (Breynia androgyna)

Tanaman katuk (Breynia androgyna) kaya akan nutrisi, seperti beta-karoten, vitamin C dan E. Di Asia Selatan dan Asia Tenggara, daun dan batangnya yang masih muda umumnya dimasak untuk sayur, baik bening atau ditumis. Tanaman ini hanya boleh dimakan setelah di masak dengan matang.
Selain cocok digunakan sebagai tanaman hias untuk menambah percikan warna dan dimanfaatkan untuk sayuran, tanaman katuk dikenal khasiatnya sebagai obat tradisional. Dalam kajian etnobotani, sejumlah negara telah menggunakan tanaman katuk dalam pengobatan tradisional [
9Bunawan, H., Bunawan, S. N., Baharum, S. N., & Noor, N. M. (2015). Sauropus androgynus (L.) Merr. Induced Bronchiolitis Obliterans: From Botanical Studies to Toxicology. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM, 2015, 714158. https://doi.org/10.1155/2015/714158
].
Di China, katuk dipakai untuk obat batuk, melegakan paru-paru, menurunkan demam, pelangsing alami, dan dikonsumsi sebagai sayuran. Di India, daunnya digunakan sebagai antidiabetes, mengobati maag, penyakit mata, dan radang amandel. 
Di Thailand, akarnya digunakan untuk menurunkan demam dan mengurangi keracunan makanan serta sebagai antiseptik. Di Malaysia, akarnya digunakan untuk mengobati penyakit kardiovaskular dan hipertensi. Daunnya digunakan untuk meningkatkan laktasi dan untuk pengobatan kandidiasis mulut pada bayi serta lotion mata.

Tanaman katuk (Breynia androgyna)

Sementara itu, di Indonesia, katuk dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi ASI, antipiretik, dikonsumsi sebagai sayuran dan digunakan sebagai pewarna. Di Jawa Timur, dulu tanaman katuk dimanfaatkan sebagai hiasan dahi pengantin wanita. Daunnya dihaluskan, diperas, dan airnya digunakan untuk mewarnai dahi pengantin sebagai riasan pengantin [
10Hayati, A. & Arumingtyas, Estri Laras & Indriyani, S. & Hakim, Luchman. (2016). Local knowledge of katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) in East Java, Indonesia. IJCPR, 7(4); 210-215. https://impactfactor.org/PDF/IJCPR/7/IJCPR,Vol7,Issue4,Article6.pdf
].
Breynia androgyna merupakan sayuran berdaun hijau penting dengan potensi nutrisi dan terapi yang tinggi. Kehadiran berbagai fitokimia seperti fenol, terpenoid, tanin, steroid, alkaloid, asam lemak, flavonoid, dan minyak atsiri menjadikannya tanaman obat yang sangat penting dan dapat dimakan. Senyawa ini mungkin bertanggung jawab atas bioaktivitasnya seperti yang diungkapkan oleh studi farmakologi [
11Anju, T., Rai, N.K.S.R. & Kumar, A. Sauropus androgynus (L.) Merr.: a multipurpose plant with multiple uses in traditional ethnic culinary and ethnomedicinal preparations. J. Ethn. Food 9, 10 (2022). https://doi.org/10.1186/s42779-022-00125-8
].
Telah dibuktikan secara farmakologis bahwa Breynia androgyna memiliki aktivitas antioksidan, antikanker, antidiabetik, antimikroba, dan antiinflamasi yang signifikan, anti obesitas, dan penginduksi laktasi, antijamur, anti-alopecia, antianemia, antitusif, analgesik, dan aktivitas antiulkus. *** [171023]


logoblog

Thanks for reading Breynia androgyna, Tanaman Katuk Pelancar ASI

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog