Di depan Penarukan Motor, Kepanjen, dekat dengan penjual pecel/tumpang Kediri, terdapat tanaman pace yang tumbuh di antara tumbuhan puring dan soka Jawa di bawah pohon trembesi (Samanea saman) yang berada di pinggir Kali Molek.
Tanaman pace dikenal umum di Indonesia dengan nama mengkudu, dan mudah dijumpai di pedesaan, seperti di pekarangan rumah, sekitar perkampungan, di sepanjang aliran sungai, di pantai maupun pinggiran hutan.
Dalam Serat Centhini, yang sering digunakan sebagai sumber informasi jenis makanan tradisional masa lampau, pace juga disebut di dalamnya yang bisa dimakan atau dibuat minuman sebagai wedang sêmêlak [
1Sunjata, Wahjudi Pantja and Sumarno, Sumarno and Mumfangati, Titi (2014) Kuliner Jawa dalam Serat Centhini. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, Yogyakarta. Retrieved from https://repositori.kemdikbud.go.id/23806/
]. Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra Jawa yang amat terkenal yang ditulis pada tahun 1814 dengan huruf Jawa tulisan tangan, dan kini telah banyak diterbitkan dalam huruf latin secara berjilid-jilid.Buah pace (Morinda citrifolia) yang masih hijau |
Tanaman pace memiliki nama ilmiah Morinda citrifolia L. Nama genus Morinda berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “morus” (murbei) dan “indicus” (India), mengacu pada kemiripan buah murbei India dengan buah murbei asli (Morus alba) [
2Nelson, Scot C. (2006). Morinda citrifolia (noni); Rubiaceae (coffee family). In Elevitch, Craig R. (Ed.). TRADITIONAL TREES OF PACIFIC ISLANDS: THEIR CULTURE, ENVIRONMENT, AND USE. Permanent Agriculture Resources. Retrieved from https://agroforestry.org/images/pdfs/Morinda-noni.pdf
].Sedangkan, nama spesiesnya, citrifolia, berasal dari bahasa Latin yang merupakan kombinasi dari kata “citrus” (jeruk) dan “folium” (daun), menggambarkan daun pohon tersebut, yang terlihat mirip dengan banyak spesies jeruk [
3Andreu, Michael & Friedman, Melissa & McKenzie, Mary & Quintana, Heather & Northrop, Robert. (2022). Ficus citrifolia, Shortleaf Fig: FOR 266/FR328, 2/2022. Retrieved from https://edis.ifas.ufl.edu/publication/FR328
].Spesies Morinda citrifolia pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753 dan dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas: Tomus I, atau Sp. Pl. 1: 176 (1753).
Nama umum lainnya yang dimiliki Morinda citrifolia adalah Indian mulberry, canary-wood, great morinda, noni tree (Inggris); Indische maulbeere, Indischer maulbeerbaum, Indischer maulbeerstrauch, noni-baum (Jerman); bois doleur, fromager, murier indien, morinde (Prancis); huevo de reuma, mora de la India, ruibarbo Caribe (Spanyol); pau-azeitona (Portugis); aal, aach, ak, ashi, barraal, bartundi, surangi (Hindi); nhoo baanz (Laos); cây nhàu, trái nhàu (Vietnam); nhoër srôk, nhoër thôm' (Kamboja); mata suea, yae yai, yo ban, yor (Thailand); bengkudu, bengkudu daun besar, bengkudu laki-laki, mengkudu, pacel (Malaysia); mengkudu (Indonesia); apatot, bankoro, tumbong-aso (Filipina); hai ba ji, wu ning, luo ling (China); noni (Hawai) [
4Morinda citrifolia L. in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-10-09.
,5Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Morinda citrifolia. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/morinda-citrifolia/?lang=en
,6Rojas-Sandoval, J. (2022) ‘Morinda citrifolia (Indian mulberry)’, CABI Compendium. CABI. doi: 10.1079/cabicompendium.34854.
].Tanaman pace (Morinda citrifolia) |
Di Indonesia, mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki nama lokal di sejumlah daerah. Keumeudee (Aceh); lngkuas, lengkudu (Gayo); bangkudu, pamarai (Batak); neteu (Mentawai); makudu (Nias); eudo, eoru (Enggano); bengkudu, mengkudu (Melayu), mmangkudu, bengkudu (Minangkabau), mengkudu (Lampung); kudu, cangkudu (Sunda), pace, kemudu (Jawa); kodhuk (Madura); tibah, wungkudu (Bali), ai kombo (Sumba), manakudu (Rote); mengkudu, wangkudu, labanau, rewonong (Dayak); noni (Manado dan Maluku) [
7Triwahyuningdiah, Triwahyuningdiah (2014) Perbandingan Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae Antara Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrofolia Linn.). Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
,8https://www.socfindoconservation.co.id/plant/388
,9https://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/8
].Tanaman pace (Morinda citrifolia) termasuk dalam famili Rubiaceae berasal dari kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Austalia maupun Oseania. Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdagin, dengan warna hijau kekuningan.
Pace sebenarnya merupakan tanaman liar yang mudah ditemukan di Indonesia. Kemudian pace banyak ditanam karena kulit akarnya mengandung zat warna merah yang dipakai untuk memberi warna pada kain batik atau pun anyaman tikar yang terbuat dari daun pandan.
Di masyarakat pedesaan, daun dan buah pace juga dimanfaatkan sebagai lalapan atau sayuran. Popularitas pace sebagai suplemen makanan, bahan fungsional makanan, atau sebagai penambah kesehatan alami maupun pengobatan tradisional semakin meningkat di seluruh dunia. Tanaman pace menjadi kece.
Bunga pace (Morinda citrifolia) berwarna putih |
Pace telah digunakan selama berabad-abad untuk menyembuhkan atau mencegah berbagai penyakit. Buah pace banyak dimanfaatkan untuk pengobatan banyak masalah kesehatan termasuk kanker, diabetes, hipertensi, dan lain-lain [
10Brown A. C. (2012). Anticancer activity of Morinda citrifolia (Noni) fruit: a review. Phytotherapy research : PTR, 26(10), 1427–1440. https://doi.org/10.1002/ptr.4595. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/221842302_Anticancer_Activity_of_Morinda_citrifolia_Noni_Fruit_A_Review
]Pace (Morinda citrifolia), menurut penjelasan Reem Abous Assi et. al (2017) [
11Assi, R.A., Darwis, Y., M. Abdulbaqi, I., Khan, A.A., Vuanghao, L., & Laghari, M. (2017). Morinda citrifolia (Noni): A comprehensive review on its industrial uses, pharmacological activities, and clinical trials. Arabian Journal of Chemistry, 10, 691-707.
], mengandung fitokimia yang memiliki efek antibakteri, antivirus, antijamur, antitumor, anthelmintik, analgesik, hipotensi, antiinflamasi dan meningkatkan kekebalan tubuh.Pace, tambah Assi et. al. juga telah digunakan sebagai obat untuk pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan serta pencegahan beberapa penyakit termasuk kulit, otak, saluran cerna, jantung, hati dan kanker. *** [101023]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar