Selasa, Oktober 31, 2023

Crotalaria pallida, Orok-Orok Hasilkan Bunyi Seperti Ular Derik

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, Oktober 31, 2023
Di lahan kosong sebelah utara Grajen Coffee Shop Kepanjen, dekat dengan pagar lintasan rel kereta api, terdapat keanekaragaman hayati tumbuhan, baik yang ditanam maupun yang tumbuh secara liar.
Selain pisang (Musa paradisiacal) dan singkong (Manihot esculenta) yang memang sengaja ditanam, juga terlihat spesies tanaman invansif yang tumbuh liar di dekat deretan tanaman singkong. Sepintas daunnya menyerupai kacang tanah namun mempunyai polong di paku terminalnya.
Orang Jawa menyebut tanaman itu dengan orok-orok. Dalam salah satu nama umum dalam bahasa Inggris, ia populer dengan sebutan rattlesnake (ular derik). Hal ini tidak terlepas dari kharakteristik tumbuhan tersebut. Polongnya yang sudah tua bila tertiup angin, biji yang ada di dalamnya akan bergetar dan menghasilkan bunyi seperti ekor ular derik yang digerakkan untuk memikat mangsa.

Bunga orok-orok (Crotalaria pallida)

Nama ilmiah tanaman orok-orok adalah Crotalaria pallida Aiton. Nama genus Crotalaria berasal dari bahasa Yunani “krotalos” (mainan atau alat musik), mengacu pada suara yang dihasilkan biji polong kering saat dikocok. Sedangkan, julukan khusus pallida berasal dari bahasa Latin “pallidus” (pucat, kusam) [
1https://somemagneticislandplants.com.au/streaked-rattlepod
].
Spesies Crotalaria pallida dideskripsikan secara ilmiah pertama kali pada tahun 1789 oleh William Aiton (1731-1793), seorang ahli botani Skotlandia yang juga ahli holtikultura pada The Royal Botanical Garden Kew (Kebun Botani Kew), Inggris, dan dipublikasikan dalam Hortus Kewensis, or, A catalogue of the plants cultivated in the Royal Botanic Garden at Kew: Vol. III [
2Aiton, William. (1789). Hortus Kewensis, or, A catalogue of the plants cultivated in the Royal Botanic Garden at Kew: Vol. III. London: Printed for George Nicol, Bookseller to his Majesty. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/23434
], atau Hort. Kew. [W. Aiton] 3: 20 (1789).
Nama-nama umum (common names) lainnya dari Crotalaria pallida adalah Moreton Island rattlepod, smooth rattlebox, salts rattlebox, smooth crotalaria, streaked rattlepod, striped crotalaria, rattlesnake (Inggris); crotalaire mucronée (Prancis); bleda krotalariya (Bulgaria); crotalaria striata (Italia); kanderandera (Shona, Zimbabwe); uhutesimil (Andaman, India); hingx ha:y (Laos); l[uj]c l[aj]c ba l[as] tr[of]n, c[aa]y mu[oox]ng tr[af], c[af] ph[ee] r[uw]ng (Vietnam); chângrô:ng sva, dâng hot khmaôch, sandaèk ku:öy (Kamboja); hinghai, honghai (Thailand); giring-giring, rang-rang (Malaysia); gorung-gorung, kolong-kolong, tambarisa (Filipina); zhū shǐ dòu,  zhū shǐ dòu gēn, huáng yě bǎihé (China) [
3Crotalaria pallida Aiton in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-10-30.
,
4Hanum, Faridah & Maesen, L.J.G. van der. (1997). Plant Resources of South-East Asia No. 11: Auxiliary plants. Leiden: Backhuys Publishers. Retrieved from https://m.moam.info/queue/plant-resources-of-south-east-asia_5b442e76097c47017e8b45f5.html
,
5https://eol.org/pages/690607/names
,
6Dey, A., & De, J. N. (2011). Traditional use of plants against snakebite in Indian subcontinent: a review of the recent literature. African journal of traditional, complementary, and alternative medicines: AJTCAM, 9(1), 153–174. https://doi.org/10.4314/ajtcam.v9i1.20
].

Polong orok-orok (Crotalaria pallida)

Nama lokal Crotalaria pallida di Indonesia adalah krek-krek hantu (Aceh Selatan); pijitran (Jakarta); kekecrekan (Sunda), orok-orok (Jawa), telpok (Madura), soruwowong (Kabupaten Sikka, NTT), kariri (Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara); belaluq lasooq (Kalimantan Timur dan Utara) [
7Restika, R., Erida, G., & Iqbar, I. (2023). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 8(1), 532-540. doi:https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23308.
,
8Putra, S. H. J., & Jeclin, M. (2019). Identifikasi Gulma Pada Kebun Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Di Desa Nitakloang Kecamatan Nita Kabupaten Sikka Tahun 2018. LUMBUNG, 18(2), 60–73. https://doi.org/10.32530/lumbung.v18i2.158
,
9Rugayah, Siti Sunarti, Diah Sulistiarini, Arief Hidayat, dan Mulyati Rahayu. (2015). Daftar Jenis Tumbuhan di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. DOI: Available at: penerbit.brin.go.id/press/catalog/book/50 . Access on 31 Oct. 2023
,
10Arung, Enos Tangke & Pasedan, W.F. & Kusuma, Irawan & Hendra, Medi & Supriadi, M.B.. (2017). Short Communication: Selected medicinal plants in East and North Kalimantan (Indonesia) against Propionibacterium acnes. Biodiversitas. 18. 321-325. DOI https://doi.org/10.13057/biodiv/d180141
].
Tanaman orok-orok (Crotalaria pallida) termasuk dalam famili Fabaceae. Ia berasal dari Afrika, anak benua India, dan Asia. Kemudian ia menyebar dan bernaturalisasi di seluruh wilayah Karibia, Meksiko di selatan hingga Amerika Selatan serta Pasifik dan Australia.
Crotalaria pallida (orok-orok) merupakan semak tegak, ujung batangnya berbulu pendek. Daunnya berbentuk bulat telur, tepi rata dan memiliki anak daun berjumlah tiga. Bunga di ketiak daun dan berwarna kuning, seringkali banyak bunga mekar secara bersamaan. Buahnya kecil agak memanjang, berwarna hijau ketika muda dan cokelat jika matang, serta terdapat banyak biji di dalamnya.

Daun dan kuncup kembang orok-orok (Crotalaria pallida)

Tanaman orok-orok (Crotalaria pallida) umumnya dikenal sebagai gulma yang invasif namun cocok sebagai tanaman penutup dan pupuk hijau serta bermanfaat dalam pengobatan tradisional. Crotalaria pallida dilaporkan mengandung berbagai kandungan fitokimia dengan khasiat terapeutik dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit.
Dalam A Comprehensive Review on Ethnobotany, Pharmacology, Phytochemistry and Biotechnology of Crotalaria pallida Aiton (Fabaceae): An Important Medicinal Plant (2019), Suman Paul [
11Paul, Suman. (2019). A Comprehensive Review On Ethnobotany, Pharmacology, Phytochemistry And Biotechnology Of Crotalaria Pallida Aiton (Fabaceae) : An Important Medicinal Plant, International Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (www.jetir.org), ISSN:2349-5162, Vol.6, Issue 1, page no.675-683. Available: http://www.jetir.org/papers/JETIR1901588.pdf
] menceriterakan manfaat Crotalaria pallida dari rangkuman pelbagai kajian etnobotani. Crotalaria pallida secara tradisional digunakan untuk mengobati masalah kencing dan demam. 
Di Nepal, daun Crotalaria pallida digunakan untuk pengobatan eksim. Di Cina, rebusan bagian tanaman diambil secara oral untuk panas dalam. Di Thailand Utara, rebusan akar Crotalaria pallida dikonsumsi secara oral oleh orang yang menderita batu ginjal dan masalah buang air kecil. Di Bangladesh, masyarakat suku Chakma mengonsumsi biji Crotalaria pallida dengan pisang matang minimal dua kali sehari untuk pengobatan rematik. Masyarakat perbukitan Vanavasi di distrik Salen, Tamil Nadu, memanfaatkan seluruh bagian tanaman untuk mengobati demam, mencegah infeksi kulit, eksim dan masalah saluran kemih.
 
Tanaman orok-orok (Crotalaria pallida) yang umumnya tumbuh liar di lahan kosong

Crotalaria pallida
digunakan untuk pengobatan penderita diabetes, gigitan ular, sakit perut dan infeksi kulit. Pasta daun dan kulit kayu Crotalaria pallida digunakan secara eksternal untuk mengobati penyakit kulit oleh suku Kani di Tamil Nadu. Di pantai barat daya India, sari daun Crotalaria pallida digunakan untuk pengobatan penyakit gondongan. Suku Mikir dari negara bagian Assam, India, mengambil sekitar 20 ml ekstrak daun di pagi hari untuk membunuh cacingan. 
Biji Crotalaria pallida digunakan untuk pengobatan neurasthenia, pusing, keputihan dan tumor, sedangkan daun dan batangnya digunakan untuk mengobati diare. Di Kamboja, bunga Crotalaria pallida dimakan sebagai sayuran sedangkan bijinya digunakan sebagai minuman kopi. Di Vietnam, akarnya dikunyah dengan buah pinang. Ekstrak daun digunakan untuk mengusir cacingan dan tapal akar digunakan untuk pembengkakan sendi. Di Laos, tanaman ini digunakan untuk menurunkan demam dan ekstrak akarnya digunakan untuk mengobati sakit perut dan gangguan pencernaan. Ekstrak daunnya diambil sebagai vermifuge.
Tanaman orok-orok (Crotalaria pallida) juga memiliki berbagai aktivitas farmakologi yang meliputi aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, anthelmintik, anti-HIV, antidiabetes, antiproliferatif, sitotoksik, apoptosis, dan analgesik. *** [311023]


logoblog

Thanks for reading Crotalaria pallida, Orok-Orok Hasilkan Bunyi Seperti Ular Derik

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog