Di selatan Warung Kopi Pojok Kaliori, atau timur Masjid Ahmad Noor, yang berada di Dusun Krajan, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, terlihat pohon waru tumbuh di antara jalan cor dan sungai kecil. Dilihat dan dipotret dari roster lubang angin serambi gedung Madrasah Diniyah Ahmad Noor, tampak latar persawahan dan pegunungan.
Nama ilmiahnya pohon waru adalah Talipariti tiliaceum (L.) Fryxell. Nama genus Talipariti berasal dari bahasa Malayalam (negara bagian terselatan India) yang merupakan gabungan dari kata “thaali” (sampo) dan “paruthi” (kapas), masing-masing mengacu pada penggunaan dan kemiripan [
1http://floranorthamerica.org/Talipariti
].Sedangkan, julukan khusus tiliaceum berasal dari kata sifat dalam bahasa Latin “tiliaceus, a, um” yang berakar dari kata “tilia” (linden), karena daunnya mirip dengan daun linden (Tilia europaea) [
2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Hibiscus tiliaceus. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/hibiscus-tiliaceus/?lang=en
].Batang waru (Talipariti tiliaceum) berdiri tegak dan menyebar |
Pohon waru (Talipariti tiliaceum) dideskripsikan secara ilmiah pertama kali oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753 dan diberi nama Hibiscus tiliaceus, yang dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digesta:. Tomus II, atau Sp. Pl. [Linnaeus] 2: 694 (1753).
Kemudian pada tahun 2001, spesies pohon waru ini diklasifikasikan ulang oleh ahli taksonomi Malvaceae Amerika, Paul Arnold Fryxell (1927-2011), ke dalam genus baru Talipariti, yang dipublikasikan dalam Contributions from the University of Michigan Herbarium: Volume 23, atau Contr. Univ. Michigan Herb. 23: 258 (2001).
Nama umum lainnya dari Talipariti tiliaceum adalah Sea hibiscus, hau tree, mahoe, Hawaii se-hibiscus, beach hibiscus, coast cottonwood, lime-tree-leaved hibiscus, mallow tree (Inggris); waroe (Belanda); linden-roseneibisch (Jerman); bois de liege, hibiscus tilléiforme, liège des Antilles, mahot blanc (Prancis); majagua, majaguito de playa (Spanyol); algodão da praia, embita do mangue, uacima de praia, velipara (Portugal); afapotry, aviavy, varo (Madagaskar); thalipparuthi, bolia, chelwa (India); beli-patta (Sri Lanka); bhola (Bangladesh); thinban (Myanmar); hou sua, ta sua (Laos); bụp tra, tra làm chiếu (Vietnam); baru laut, baru-baru, bebaru, bebaru bulu (Malaysia); babaru, baru, waru, waru laut (Indonesia); bago, bauan, dangling, ganglog; hanót, labágn, laógo, marakápas, ragindi (Filipina); huang jin (China); yama-asa (Jepang); cottontree, malwan, mapandhurr, native hibiscus, native rosella, yal (Australia) [
3Talipariti tiliaceum (L.) Fryxell in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-10-08.
,4https://eol.org/pages/584774/names
,5https://indiabiodiversity.org/species/show/231302
,6Vélez-Gavilán, J. (2022) ‘Talipariti tiliaceum (sea hibiscus)’, CABI Compendium. CABI. doi: 10.1079/cabicompendium.27132.
].Daun waru (Talipariti tiliaceum) berbentuk hati |
Talipariti tiliaceum termasuk dalam famili Malvaceae dan asli dari Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Oseania. Ini adalah pohon yang umum di sepanjang pantai di wilayah aslinya dan dinaturalisasi, dan di alam liar ditemukan di dekat aliran air, rawa bakau dan muara, sering kali membentuk semak belukar yang tidak dapat ditembus dan menutupi wilayah yang sangat luas di sepanjang garis pantai.
Pohon waru ini bisa digunakan sebagai tanaman hias. Batangnya tegak dan menyebar, dengan daun besar berbentuk hati serta dedaunan lebat. Daunnya biasanya berwarna hijau tua, tetapi ada beberapa pilihan dengan dedaunan beraneka ragam atau keunguan. Bunga mirip kembang sepatu berwarna kuning cerah dengan bagian tengah berwarna merah tua, dan biasanya mengarah ke bawah pada pohon atau agak ke samping.
Selain memiliki kegunaan sebagai pohon hias maupun pohon peneduh pinggir jalan, pohon waru (Talipariti tiliaceum) juga mempunyai kegunaan dalam pengobatan tradisional. Di Jawa, daun yang direbus dengan gula digunakan untuk obat batuk dan bronkhitis. Selain itu, daun rebusnya dioleskan pada bagian yang bengkak dan dioleskan pada bisul serta digunakan untuk rambut di Jawa [
7Lim, T.K. (2014). Edible Medicinal and Non Medicinal Plants: Volume 8, Flowers. Springers Netherlands. Retrieved from https://books.google.com.ph/books?id=-nvGBAAAQBAJ&pg=PA393&lpg=PA393&dq=hibiscus+tiliaceus+medicinal+study&source=bl&ots=NHUpbmaSqc&sig=XfOQZjYYICp7ZHMhoU18LobjC_g&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=hibiscus%20tiliaceus%20medicinal%20study&f=false
].Pohon waru (Talipariti tiliaceum) |
Di Bangladesh, Talipariti tiliaceum yang secara lokal dikenal sebagai bhola diperiksa fitokimia dan aktivitas sitotoksis, antibakteri, analgesik dan neurofarmakologisnya menggunakan ekstrak etanol dan kulit kayu oleh S.M. Abdul-Awal et. al (2016) [
8Abdul-Awal, S.M., Nazmir, S., Nasrin, S. et al. Evaluation of pharmacological activity of Hibiscus tiliaceus . SpringerPlus 5, 1209 (2016). https://doi.org/10.1186/s40064-016-2891-0
].Penelitian ini menunjukkan bukti bahwa ekstrak daun dan kulit kayu Talipariti tiliaceum mengandung senyawa bioaktif yang penting secara medis, sehingga dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Sebelumnya, penelitian Cláudia Vanzella et. al (2012) [
9Vanzella, C., Bianchetti, P., Sbaraini, S. et al. Antidepressant-like effects of methanol extract of Hibiscus tiliaceus flowers in mice. BMC Complement Altern Med 12, 41 (2012). https://doi.org/10.1186/1472-6882-12-41
] juga telah mengungkapkan bahwa ekstrak methanol Talipariti tiliaceum memiliki aktivitas seperti antidepresan tanpa efek samping obat penenang. *** [091023]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar