Selasa, November 14, 2023

Ficus racemosa, Pohon Elo Yang Buahnya Bergerombol

  Budiarto Eko Kusumo       Selasa, November 14, 2023
Selain cemara China (Juniperus chinensis) yang ada di depannya, di belakang Gedung Rektorat Universitas Ma Chung Malang juga terlihat dua pohon elo yang tak kalah menariknya dan rindang. Yang satunya besar dan yang satunya lagi berukuran sedang. Pohon elo yang berukuran besar tumbuh berdampingan dengan pohon ketapang biola (Ficus lyrata).
Saya mengenal pohon elo ketika masih bocil. Kala itu kakek yang berada di Solo bercerita tentang Uthak-Uthak Ugel yang gemar menyantap buah elo. Ceritera Uthak-Uthak Ugel adalah ceritera teladan yang memberi gambaran tentang buruknya sifat tamak terhadap makanan maupun minuman.
Pemuda tambun bernama Uthak-Uthak Ugel setelah berladang ingin menyantap buah elo. Mulai dari sepohon, lima pohon hingga satu hutan ingin dihabiskannya sendirian sehingga menjadi kemlekaren. Kemlekaren merupakan istilah dari bahasa Jawa yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi manakala timbul kesakitan di bagian perut akibat terlalu banyak makan.

Buah elo (Ficus racemosa) yang menempel begerombol di batang atas

Istilah ini dalam arti luas menggambarkan sesuatu yang dilakukan secara berlebih-lebihan sehingga mengakibatkan dampak negatif, seperti yang dialami oleh Uthak-Uthak Ugel hingga mengakibatkan ajalnya. “Segala sesuatu yang melampaui batas itu tidak baik,” pesan kakek waktu itu.
Pohon elo memiliki nama ilmiah  Ficus racemosa L. Nama genus Ficus berasal dari bahasa Latin “fecunditas” atau “fecondita”, yang artinya “subur”, mengacu pada produksi buah melimpah yang umumnya ditunjukkan tanaman ini [
1González, J. "Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva" (PDF). Flora Digital de La Selva: Organización Estudios Tropicales. Retrieved 13 November 2023
].
Sedangkan, julukan khusus racemosa berasal dari bahasa Latin “racemosus” dari gabungan kata “racēmus” (sekumpulan, setandan) [
2"racemosus" – WordSense Online Dictionary (13th November, 2023) URL: https://www.wordsense.eu/racemosus/
] dan “-ōsus” (rentan atau penuh) [
3https://vocab.chat/blog/latin-suffixes.html
], mengacu pada buahnya yang bergerombol atau sekumpulan penuh.

Daun elo (Ficus racemosa)

Ficus racemosa
yang spesimennya diambil dari India ini dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753 dan dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas: Tomus II [
4Linnaei, Caroli. (1753). Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas: Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. 2: 1060 (1753).
Nama-nama umum (common names) lainnya dari Ficus racemosa adalah cluster fig, clustertree, country fig (Inggris); dumurfikon (Swedia); tin alriyf (Arab); gular, rumbal, umber (Pakistan); udumbara (Sansekerta); attikka (Sri Lanka); s hpaann, atti, umbar (Myanmar); dua kiengz (Laos); cây sung, sung (Vietnam); chreilieb, atti (Kamboja); duea kliang, duca nam, madeụ̄̀x chumphr (Thailand); tangkol (Malaysia); atteeka (Singapura); crattock, loa (Indonesia); lí guǒ róng, ju guo rong (China) [
5Ficus racemosa L. in GBIF Secretariat. GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-11-13.
,
6https://eol.org/pages/491537/names
,
7https://asianplant.net/Moraceae/Ficus_racemosa.htm#:~:text=Ficus%20racemosa%20L.%2C%20Sp.,'%2C%20referring%20to%20the%20inflorescences.
,
8Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Ficus racemosa. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/ficus-racemosa/?lang=en
].
Di Indonesia, selain dikenal dengan crattock atau loa, Ficus racemosa juga mempunyai nama lokal di beberapa daerah: ara (Aceh); gelabuk (Pesisir Selatan, Sumatera Barat); gala-gala (Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara); kayu aghau (Sukur Serawai, Bengkulu Selatan; hanita (Krui, Lampung Barat); loa (Sunda); elo (Jawa); arah (Madura); ae (Sukasada, Buleleng); ere (Lombok Tengah); araq (Sumbawa); ara na’a (Bima); bubuk, bubun (Meto); kuun (Tetun); kenrang, duajeng, biraeng (Sulawesi Selatan); loa (Tanah Laut, Kalimantan Selatan); gondal (Kei Kecil, Maluku Tenggara).

Buah elo (Ficus racemosa) yang masih muda tumbuh di batang bawah dekat akar

Ficus racemosa
(elo) termasuk dalam famili Moraceae, dan berasal dari Australia (Australia Barat bagian utara, Queensland dan Wilayah Utara), Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur, yang tumbuh di hutan lembab di tepi aliran air dan di daerah rawa, dari permukaan laut hingga ketinggian sekitar 1500 m.
Pohon elo (Ficus racemosa) bisa mencapai ketinggian dari 20 hingga 30 m. Kulit batang berwarna putih kehijauan, halus, kulit bagian dalam berwarna kekuningan, dan bergetah putih bila tergores. Daunnya tunggal, berbentuk lanset, ujung lancip, dasar lancip, tepi rata, permukaan agak kasap, dan tersebar. Bunga majemuk bentuk periuk, pada batang, bentuk tandan, putih kemerahan. Buah buni, bulat, berair, dan agak manis.
Pohon ini membutuhkan sinar matahari penuh atau sedikit naungan dan dapat digunakan sebagai spesimen terisolasi di kebun besar dan taman di kawasan iklim tropis dan subtropis lembab, yang menjadi daya tarik berkat kumpulan buah-buahan yang tersebar dan bergerombol di batang serta cabang utama.

Akar elo (Ficus racemosa) yang menopang batang

Di Bali, pohon elo (Ficus racemosa) dilindungi karena diyakini tumbuhan tersebut turut andil dalam menjaga sumber air [
9Wijaya, I Made Saka & Defiani, Made Ria. (2021). Diversity and distribution of figs (Ficus: Moraceae) in Gianyar District, Bali, Indonesia. Biodiversitas 22(1). DOI https://doi.org/10.13057/biodiv/d220129
], sehingga pohon ini dianggap cocok diyakini tumbuhan untuk restorasi dan perlindungan sumber air karena sistem perakarannya yang luas dan dalam sehingga meningkatkan infiltrasi air serta kanopinya yang rapat dan lebar sehingga dapat mengurangi kecepatan turunnya air hujan. Percabangan yang lebat pada Ficus racemosa yang menyokong banyak tumbuhan epifit juga berkontribusi terhadap penurunan kecepatan tetesan air hujan.
Selain itu, pohon elo juga memiliki banyak khasiat obat. Dalam pengobatan tradisional di India, pohon ini banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti maag, demam, kusta, muntah, disentri, sifilis dan radang hati [
10Kumar, M., Verma, P.K., Sharma, I., Upadhyay, S.K., & Singh, R. (2021). Taxonomical and Ethnobotanical Studies of Ficus racemosa L. (Dicotyledonae: Moraceae) in Socioeconomic Perspective from New Forest Dehradun . Bulletin of Pure & Applied Sciences- Botany, 40(2), 56–62. https://doi.org/10.48165/
], dan buahnya telah dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kusta, menoragia, keputihan, dan kelainan darah, serta luka bakar, cacingan, batuk kering, dan infeksi saluran kemih [
11Kannan, M. P., Sreeraman, S., Arokiyaraj, S., Sundaram, V., Kushwah, R. B. S., Bupesh, G., ... & Amalorpavanaden, N. D. (2023). EXPLORING MAJOR BIOACTIVE PHYTOCOMPOUNDS OF FICUS RACEMOSA AND ITS KEY PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES. Journal of King Saud University-Science, 36(1).102956. https://doi.org/10.1016/j.jksus.2023.102956
].
Dalam tinjauan singkat risetnya, Nilanjan Pahari et. al. (2022) [
12Pahari, N., Majumdar, S., Karati, D., & Mazumder, R. (2022). Exploring the Pharmacognostic properties and pharmacological activities of phytocompounds present in Ficus racemosa linn.: A concise review. Pharmacological Research - Modern Chinese Medicine, 4 - 100137. https://doi.org/10.1016/j.prmcm.2022.100137
], yang telah mengekplorasi sifat farmakognostik dan aktivitas farmakologis senyawa fito yang ada dalam Ficus racemosa yang dirujuk dalam tradisi Ayurveda, Siddha, Unani dan Homeopati kuno, melaporkan bahwa Ficus racemosa memiliki berbagai aktivitas pengobatan seperti antidiuretik, antitusif, antiulkus atau pelindung gastro, aktivitas antioksidan, anthelmintik, antibakteri, antipiretik, antikolinesterase, potensi aktivitas antikanker, antifilaria, penyembuhan luka, antidiare, antiinflamasi, antiulkus, analgesik, hepatoprotektif, radioprotektif, fungisida, hipoglikemik, hipolipidemik, larvasida, antikarsinogenik ginjal, peningkatan kognitif, dan khasiat lainnya. *** [141123]


logoblog

Thanks for reading Ficus racemosa, Pohon Elo Yang Buahnya Bergerombol

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog