Di belakang rumah seorang kader SMARThealth Desa Sepanjang, Masita, terlihat banyak tanaman yang tumbuh, baik liar maupun dibudidayakan. Salah satu tanaman yang tumbuh liar di bibir kolam pemancingan, cukup menarik perhatian. Tanaman tersebut dikenal dengan jali-jali.
Lagu Betawi “Jali-Jali” yang diiringi dengan musik tradisional khas gambang kromong, yang dipopulerkan oleh M. Sagi pada tahun 1943, konon judul itu memang berasal dari tanaman jali-jali meski lagu tersebut merupakan jalinan pantun yang dipadukan dengan melodi riang.
Pada waktu saya masih bocil, jali-jali sangat digemari oleh anak-anak. Buahnya bisa dijadikan peluru senapan mainan, manik-manik hias seperti kalung dan gelang, dan tasbih. Buahnya yang sudah matang, tengahnya berlobang. Lobang inilah kemudian dimasukin benang jahit untuk dirangkai menjadi manik-manik, tasbih maupun mainan lainnya.
Buah/biji jali-jali (Coix lacryma-jobi) |
Nama ilmiahnya tanaman jali-jali adalah Coix lacryma-jobi L. Nama genus Coix berasal dari bahasa Yunani kuno “koix” yang digunakan filsuf Theophrastus (371-287 SM) untuk pohon palem Mesir Hyphaene thebaica, mengacu pada kemiripan involucres (buah palsu) dari Coix ke buah palem ini. Sedangkan, julukan khusus spesies lacryma-jobi berasal dari dua bahasa Latin yang disandingkan, yaitu “lacryma” (tetesan air mata) dan “jobi” (Ayyub).
Jadi, lacryma-jobi itu mengacu pada rupa buahnya yang berbentuk bulat telur berwarna keabu-abuan atau kebiru-biruan dari spesies ini yang menyerupai atau melambangkan air mata yang ditumpahkan oleh Nabi Ayyub ’alaihissalam.
Dalam Al Qur’an, Nabi Ayyub dikisahkan banyak menanggung penderitaan sebagai bentuk ujian kesabarannya sebagai wujud ketakwaannya. Dari seorang rupawan dan kaya raya, Nabi Ayyub diberi sakit oleh Allah Subhanahu wa ta'ala selama 18 tahun, kekayaannya dicabut, anak-anaknya meninggal, tapi Allah masih memberikan istri yang sholehah dan dua saudaranya yang mau mendampingi dalam sakitnya.
Coix lacryma-jobi dideskripsikan dari India oleh Carolus Linnaeus (1707-1778), seorang ahli botani Swedia, pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II, atau Sp. Pl. 2: 972 (1753).
Bunga dan buah jali-jali (Coix lacryma-jobi) yang masih muda |
Tanaman jali-jali (Coix lacryma-jobi) juga memiliki nama-nama umum lainnya: Job's tears, adlay, adlay millet (Inggris); Jobs tårar (Swedia); jobstranen (Belanda); hiobsträne (Jerman); larme-de-Job, larmille (Prancis); lágrimas de Job, lágrimas de San Pedro (Spanyol); erva dos rosaries, lágrima-de-nossa-senhora (Portugis); lacrime di Gesù (Italia); amadrayan, damu ayub (Arab); gavethu (Sansekerta); düay (Laos); ka-leik, kalein, kalein-thi, kyeik (Myanmar); bo bo, cuom gao (Vietnam); duai (Thailand); jelai batu, jelai pulut, jilai, lanchang, melai tikus, menjelai, senjelai (Malaysia); abúkai, adlái, agága, iaglái, alimúdias, atákai, balantákan (Filipina); chuan gu, shan yi mu, yi mi, yi yi (China); juzudama (Jepang); karikari (Papua Nugini).
Di Indonesia, jali-jali (Coix lacryma-jobi) mempunyai nama lokal di berbagai daerah: singkoru batu (batak); anjalae batu (Minangkabau); jali batu (Melayu); hanjeli (Sunda); jali-jali (Betawi); kali watu, jangle (Jawa); kelei, luwong (Kalimantan); lele, irule (Sulawesi); sela (Manggarai); komangge (Sumba); dele (Atambua); jagung jali kasekore (Halmahera); klumba (Papua).
Coix lacryma-jobi (jali-jali) merupakan rumpun setahun yang termasuk famili Poaceae, dan berasal dari Asia (Selatan, Timur, dan Tenggara). Di Asia, tanaman ini kabarnya sudah dikenal pada zaman Weda, orang Arab menyebutnya "Damu Daud" (air mata Daud) dan kemudian "Damu Ayub" (air mata Ayub), mengacu pada bentuk involucres. Tanaman ini diperkenalkan oleh orang Arab ke Barat [
1Jain, S. K., & Deb Kumar Banerjee. (1974). Preliminary Observations on the Ethnobotany of the Genus Coix. Economic Botany, 28(1), 38–42. http://www.jstor.org/stable/4253465
].Jali-jali dibagi dua varietas yaitu varietas pertama yang memiliki cangkang keras, biasanya yang bercangkang keras dijadikan manik-manik hiasan (kalung). Varietas kedua yaitu jali-jali yang berbuah lunak, varietas ini biasanya dijadikan bahan pangan.
Tanaman jali-jali (Coix lacryma-jobi) di pinggir kolam pemancingan |
Jali-jali berpotensi besar menjadi pangan serealia diversifikasi dan sudah diketahui masyarakat Indonesia terutama di daerah Jawa Barat. Masyarakat Indonesia umumnya mengolah dan mengkonsumsi jali dengan dibuat menjadi bubur, minuman, kue hingga produk fermentasi.
Selain berfungsi sebagai tanaman sereal, jali-jali (Coix lacryma-jobi) juga memiliki manfaat dalam pengobatan tradisional. Tercatat dalam buku ilustrasi tanaman herbal China, biji Coix lacryma-jobi dapat mengobati edema paru, radang selaput dada basah, penyakit saluran cerna kronis, maag kronis, disuria dan penyakit lainnya.
Menurut pengobatan tradisional China [
2Feng, L., Zhao, Y.H., Zhang, Z.Q., Zhang, S.A., Zhang, H.X., Yu, M.L. and Ma, Y.W. (2020) The Edible and Medicinal Value of Coix lacryma-jobi and Key Cultivation Techniques for High and Stable Yield. Natural Resources, 11, 569-575. https://doi.org/10.4236/nr.2020.1112034
], biji Coix lacryma-jobi memiliki fungsi meningkatkan kelembaban dan diuresis, menghilangkan panas dan menghilangkan nanah, menguatkan limpa, dan menghentikan diare. Jali-jali (Coix lacryma-jobi) banyak digunakan tidak hanya dalam perawatan kesehatan dan makanan, tetapi juga dalam kecantikan. *** [081123]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar