Jumat, November 10, 2023

Ocha & Hendra Wedding

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, November 10, 2023
Ba’da Jumatan, rumah di sebelah barat Pasar Pagelaran yang dihias terop pengantin mulai ramai. Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk dari teman-teman pengantin wanita dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.
Saya yang kebetulan sedang mengurus surat izin penelitian disertasi milik dr. Arief Alamsyah, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) di Dinkes, diajak Sub Koordinator Substasi PTM dan Keswa Paulus Gator Kusharyanto, SKM dan staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ners untuk menghadiri pernikahan Kharismaya Osha Ariadi, A.Md.Keb (Ocha) dan Dwi Hendra Wahyuda, A.Md.Pel (Hendra).
Pada waktu tiba di lokasi perhelatan pengantin tersebut, sedang akan dilakukan upacara panggih antara pengantin wanita dan pria. Tampak orang berpakaian gatot kaca sebagai cucuk lampah mulai dari menjemput pengantin pria untuk melangsungkan upacara panggih hingga mengantarkan mempelai bersama orangtuanya menuju ke pelaminan.

Usai panggih, mempelai dipandu orangtuanya menuju ke pelaminan dengan menggunakan sindur

Dibelakangnya diikuti pagar ayu dan bagus yang membawa kembar mayang. Dalam pesta pernikahan adat Jawa terdapat tradisi kembar mayang sebagai simbol berakhirnya masa lajang calon pengantin.
Begitu di pelaminan, duduk sebentar dengan dipangku oleh orangtua laki-laki pengantin wanita, dan dilanjutkan dengan sungkeman. Baik orangtua pengantin wanita maupun pengantin pria duduk di sebelah mempelai.
Lalu, diteruskan dengan kacar kucur atau tampa kaya. Ini melambangkan tanggung jawab penuh seorang suami dalam memberi nafkah lahir maupun batin kepada istrinya. Dalam upacara ini, mempelai pria menuangkan kembang, uang logam, hingga empon-empon dlingo bengle dalam sebuah wadah yang diterima mempelai wanita tanpa tercecer.

Mempelai duduk di pelaminan

Setelah itu, terlihat kedua mempelai samya dhahar kembul bujana kanthi dulang dinulang, makan dulang-dulangan atau saling menyuapi sebagai sebuah gambaran kesetiaan mempelai berdua dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Akan selalu setia dan dirasakan bersama dalan suasana suka maupun duka.
Tamu undangan bisa melihat tata cara lampahing pangantin (tata cara pelaksanaan mempelai), sambil mencicipi hidangan yang telah disedaiakan di meja panjang. Sifatnya prasmanan dan semi standing party.
Soal layanan konsumsi dan menunya, diserahkan kepada Radinzza Café & Catering dari Wajak. Ada nasi putih, daging bumbu hitam, sambal goreng kentang dan paru, cah sawi pakai udang, bakmi goreng, nasi goreng, rawon, dan es kelapa muda maupun aqua.

Tamu undangan sambil menikmati hidangan, turut menyaksikan mempelai

Acara cukup meriah, dan mungkin selama saya bertugas di Kabupaten Malang sedari 2016 hingga sekarang, baru kali menjumpai acara pernikahan yang masih menggunakan tradisi Jawa. Ini adalah kebetulan tradisi Jawa yang digunakan.
Tradisi boleh dari mana saja, tergantung mempelainya. Yang terpenting dari semua itu adalah hakikat dari pernikahan. Pernikahan adalah tentang cinta, tentang persahabatan, tentang kesabaran, dan tentang kehidupan.
Dr. Susan Loughlin, seorang sejarawan dan penulis dari London dan saat ini tinggal di Irlandia, pernah menulis puisi terkait sebuah pernikahan. Puisi itu diberi judul “For My Husband” (Untuk Suamiku):

Polisi yang hadir pun juga langsung dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan


"Mencintaimu tidak memiliki akhir dan tidak memiliki awal,
Mencintaimu adalah segalanya,
tak terbatas dalam waktu,
dan tak terbatas besarnya,
bahkan melampaui pemahamanku sendiri

Cintamu membawaku pulang
Membungkusku dan menghangatkanku
Dalam pelukan abadi
Tak berujung dan gamblang
Melampaui semua badai kehidupan

Hubungan yang tiada duanya
Dua puluh tahun lamanya
Tapi tak lekang oleh waktu di hati kita
Jauh dan benar
Sampai maut kita berpisah.”

Congratulations on your wedding: Ocha & Hendra. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. *** [101123]


logoblog

Thanks for reading Ocha & Hendra Wedding

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog