Di bawah pohon sikat botol (Callistemon vinimalis) yang berada di sisi barat pintu pagar Puskesmas Dau sebelah timur, tumbuh tanaman berdaun kasar dengan bunga warna merah. Tanaman tersebut dikenal dengan sebutan ekor kucing, karena bunganya yang berbulu warna merah itu menjuntai bak ekor kucing.
Tanaman ekor kucing memiliki nama ilmiah Acalypha hispida Burm.f. Nama genus Acalypha berasal dari bahasa Yunani “akalēphē” (jelatang). Botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) mendirikan genus tersebut dan menamainya dengan Acalypha (1753) dari nama kuno yang digunakan untuk sejenis jelatang karena mengacu pada dedaunan yang kasar dan gatal bila tersentuh kulit [
1González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital de La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
]. Sedangkan, julukan khusus hispida berasal dari bahasa Latin “hispidus” (berbulu), merujuk pada sisik seperti bulu pada stipe (tangkai atau penyangga yang ramping) dan rachis (sumbu bunga yang memanjang) tanaman ini [
2P.J. Brownsey & L.R. Perrie. (2021). Lastreopsis hispida (Sw.) Tindale. NZflora. Retrieved from https://www.nzflora.info/factsheet/taxon/Lastreopsis-hispida.html
].Spesies Acalypha hispida dideskrispikan oleh botaniwan dan dokter Belanda Nicolaas Laurens Burman (1734-1793) pada tahun 1768, dan dipublikasikan dalam Flora Indica: cui accedit series zoophytorum Indicorum, nec non prodromus florae Capensis [
3Burmanni, Nicolai Laurentii. (1768). Flora Indica: cui accedit series zoophytorum Indicorum, nec non prodromus florae Capensis. Amstelaedami: Apud Cornelium Haek. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/123275
], atau Fl. Ind. (N. L. Burman) 303, t. 61 (1768).Tanaman ekor kucing (Acalypha hispida) |
Nicolaas Laurens Burman adalah anak Johannes Burman (1706-1779), seorang dokter dan botaniwan Belanda, yang menjadi teman dan koresponden Carolus Linnaeus. Dalam tradisi taksonomi, bila menjumpai ayah dan anak yang berprofesi sama, maka penulisan dalam nama ilmiah dari spesies harus dibedakan agar tidak rancu, dan peneliti yang lainnya mudah memahaminya.
Pada spesies Acalypha hispida di belakangnya dituliskan Burm.f. Artinya, huruf f. di belakang Burm berarti filial atau anak, yaitu Nicolaas Laurens Burman anak dari Johannes Burman yang keduanya adalah ahli botani.
Selain nama ilmiah (scientific name), Acalypha hispida mempunyai nama-nama umum (common names) lainnya: Philippine-medusa, bristly copperleaf, chenilleplant, red-cattail, red-hot cat's tail (Inggris); kattsvans (Swedia); isokissanhäntä (Finlandia); Roter Katzenschwanz (Jerman; rode kattestaart (Belanda); queue de chat (Prancis); cola de zorro, medusa de Filipinas (Spanyol); acalifa (Portugis); 'akalifa hisbida (Arab); tai tượng đuôi chồn (Vietnam); hu plachon, hang maeo, kiao klao, hang krarok daeng, mai phrom (Thailand); pokok ekor kucing (Malaysia); ekor kucing (Indonesia); buntot-pusa (Tagalog); hóng suì tiě xiàncài (China); benihimonoki (Jepang) [
4Acalypha hispida Burm.f. in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-12-18.
,5EOL. ChenillePlant: Acalypha hispida Burm.fil. Retrieved from https://eol.org/pages/1145525/names
,6EPPO Global Database. Acalypha hispida (ACCHI). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/ACCHI
,7The World Flora Online. Acalypha hispida Burm.f. Retrieved from https://www.worldfloraonline.org/taxon/wfo-0000950668#citation10
,8Philippine Medicinal Plants. Chenille plant: Acalypha hispida Burm.f. Retrieved from http://www.stuartxchange.org/Chenile.html
].Di Indonesia, Acalypha hispida memiliki nama lokal di berbagai daerah: tali anjing (Sunda); wunga tambang, lancuran, buntut kucing (Jawa); ikut lutung (Bali); lofoti (Ternate). Namun, dalam deskripsi Nicolaas Laurens Burman disebutkan dengan nama tambang Jawa (dadhung).
Bunga ekor kucing (Acalypha hispida) yang tumbuh dari ketiak daun |
Acalypha hispida (ekor kucing) termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Mengenai asal usul tanaman ini beragam. Ada yang mengatakan dari Kepulauan Bismarck, Papua Nugini, Pasifik Selatan maupun Indonesia. Ia menyukai suhu tinggi, kelembaban tinggi, dan lingkungan cerah.
Ekor kucing (Acalypha hispida) merupakan semak tropis. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, dan berwana cokelat kehijauan. Daunnya tunggal, berbentuk lonjong, permukaan mengkilap, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi daun bergerigi, dan berwarna hijau. Bunganya tumbuh dari ketiak daun, berbentuk bulir, tangkai pendek, silindris, berbulu dengan warna merah. Menyerupai ekor kucing.
Tanaman ekor kucing (Acalypha hispida) umumnya ditanam sebagai tanaman hias di tepi pagar, trotoar maupun taman. Di Jawa, hanya ditemukan yang berbunga betina, karena itu tidak pernah ditemukan buah maupun bijinya, sehingga menjadi menarik sebagai tanaman hias karena banyaknya bunga berwarna merah mencolok.
Acalypha hispida (ekor kucing) yang kini dikenal sebagai tanaman hias, sebenarnya telah lama dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat. Akar, kulit, dan bunganya digunakan untuk mengobati penyakit paru-paru, sedangkan daun dan bunganya dimanfaatkan untuk mengobati ginjal dan diuretik.
Daun ekor kucing (Acalypha hispida) bergerigi |
Di Indonesia, rebusan akar dan bunganya digunakan untuk obat muntah darah, dan daunnya digunakan sebagai tapal untuk penyakit kusta. Di Malaysia, rebusan daun dan bunga diambil secara internal sebagai obat pencahar dan diuretik untuk gonore. Kulit kayunya tampaknya bertindak sebagai ekspektoran, sehingga dapat meredakan asma [
9Royal Botanic Gardens, Kew (K). Acalypha hispida Burm. f. [family EUPHORBIACEAE]. Retrieved from https://plants.jstor.org/stable/10.5555/al.ap.upwta.2_49
].Dalam riset yang dilakukan Md. Afjalus Siraj et. al. (2016) [
10Siraj, M. A., Shilpi, J. A., Hossain, M. G., Uddin, S. J., Islam, M. K., Jahan, I. A., & Hossain, H. (2016). Anti-Inflammatory and Antioxidant Activity of Acalypha hispida Leaf and Analysis of its Major Bioactive Polyphenols by HPLC. Advanced pharmaceutical bulletin, 6(2), 275–283. https://doi.org/10.15171/apb.2016.039
] dilaporkan bahwa Acalypha hispida mengandung ellagitannin yaitu acalyphidins M1, M2, dan D1, anthocyanin yaitu cyanidin 3-O-(2″-galloyl-β-galactopyranoside), cyanidin 3-O-(2″-galloyl-β-galactopyranoside), dan cyanidin 3-O-β-galactopyranoside.Skrining fitokimia sebelumnya terhadap ekstrak daun Acalypha hispida menunjukkan adanya gula pereduksi, glikosida, steroid, flavonoid, dan saponin. Daun Acalypha hispida dilaporkan memiliki sifat sitotoksik, antibakteri, antileprotik, antimikroba, dan antijamur, sedangkan ekstrak bunganya dilaporkan memiliki DPPH (senyawa kimia organik 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) pembasmian radikal bebas dan aktivitas sitotoksik.
Sebagai bagian dari kelanjutan penelitiannya, dijelaskan mengenai skrining bioaktivitas tanaman tersebut memperlihatkan bahwa ekstrak daun Acalypha hispida memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. *** [191223]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar