Di bawah pohon ekor kucing (Acalypha hispida) bercampur rerumputan di samping pintu pagar Puskesmas Dau sebelah timur, terlihat tumbuh tanaman berpembuluh yang tidak mempunyai batang berkayu yang bertahan di atas permukaan tanah.
Di sela-sela menghadiri Pelatihan Kader SMARThealth yang diadakan Puskesmas Dau, saya berkesempatan memotret tumbuhan tersebut. Ketika bertanya pada tukang parkir Puskesmas, ia tidak tahu namanya.
Dalam laman Tokopedia, tanaman tersebut dipajang dengan nama daun kupu-kupu hijau. Demikian pula pada situs Picture This, tumbuhan tersebut disebut bunga kupu-kupu hijau karena daunnya menyerupai kupu-kupu, atau ada juga menyebutnya dengan calincing.
Nama ilmiahnya adalah Oxalis latifolia Kunth. Nama genus Oxalis berasal dari bahasa Yunani dari kombinasi kata “oxys” (asam) dan “hals, halós” (garam), yang mengacu para rasa asam dan asin dari daun tanaman tersebut [
1Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Oxalis floribunda. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from: https://www.monaconatureencyclopedia.com/oxalis-floribunda/?lang=en
].Bunga daun kupu-kupu hijau atau calincing (Oxalis latifolia) |
Sedangkan, nama spesiesnya, latifolia, berasal dari bahasa Latin dari gabungan kata “latus” (lebar) dan “folius” (daun), mengacu pada selebaran yang pendek di atas permukaan tanah (jongkok) dibandingkan spesies lainnya yang terkait [
2HerbiGuide. Fishtail Oxalis: Oxalis latifolia Kunth. Retrieved from https://www.herbiguide.com.au/Descriptions/hg_Fishtail_Oxalis.htm#:~:text=Oxalis%20is%20from%20the%20Greek,squat%20than%20in%20related%20species
].Spesies Oxalis latifolia dideskripsikan oleh botaniwan Jerman Carl Sigismund Kunth (1788-1850) pada tahun 1821/1822, dan dipublikasikan dalam Nova genera et species plantarum: quas in peregrinatione ad plagam aequinoctialem orbis novi collegerunt, descripserunt, partim adumbraverunt Amat. Bonpland et Alex. de Humboldt ; ex schedis autographis Amati Bonplandi in ordinem digessit Carol. Sigismund. Kunth, accedunt tabulae aeri incisae, et alexandri de Humboldt notationes ad geographiam plantarum spectantes, Tomus Quintus [
3Bonpland, A., Humboldt, Alexander von., & Kunth, K.S. (1821). Nova genera et species plantarum: quas in peregrinatione ad plagam aequinoctialem orbis novi collegerunt, descripserunt, partim adumbraverunt Amat. Bonpland et Alex. de Humboldt ; ex schedis autographis Amati Bonplandi in ordinem digessit Carol. Sigismund. Kunth, accedunt tabulae aeri incisae, et alexandri de Humboldt notationes ad geographiam plantarum spectantes, Tomus Quintus. Lutetiae Parisiorum: Apud N. Maze, Bibliopolam. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/11237
], atau Nov. Gen. Sp. [H.B.K.] v. 237. t. 467.Nama-nama umum (common names) lainnya dari Oxalis latifolia adalah garden pink-sorrel, broadleaf wood-sorrel, fishtail oxalis, large-leaf wood-sorrel, pink shamrock (Inggris); eväkäenkaali (Finlandia); Breitblättriger Sauerklee (Jerman); oxalide à larges feuilles (Prancis); aleluya, boliche, cebollera, chuminbederra, hierba mala, pan de cuco, trebolillo, trébol de huerta, vinagrera, vinagreta (Spanyol); azedinha-de-folhas-roxas (Portugis); acetosella a foglie larghe (Italia); peink tuinsuring (Afrika); khati-buti, phiphru., tipatia weed (India); calincing gede (Indonesia); kuān yè cù jiāng cǎo (China); acedera, acederilla, trebol (Meksiko); vinagrillo (Kuba); acedera, trebol de jardi,. trebol falso (Kolombia); trevo (Brasil); taru taru (Bolivia) [
4Oxalis latifolia Kunth in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2023-12-16.
,5EOL. Broadleaf Woodsorrel: Oxalis latifolia Kunth. Retrieved from https://eol.org/pages/486264/names
,6EPPO Global Database. Oxalis latifolia (OXALA). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/OXALA
,7cabicompendium.38157, CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.38157, CABI International, Oxalis latifolia (sorrel), (2022)
].Oxalis latifolia (calincing) termasuk dalam famili Oxalidaceae, dan berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan sepanjang khatulistiwa, dan terus menyebar secara luas di Afrika, Asia, dan Australia. Ia dapat tumbuh di mana saja di habitat yang lembab namun memiliki drainase yang baik dan sangat sering ditemukan di kebun, kebun buah-buahan di pinggir jalan, pagar, tanah terlantar, dan ladang.
Kuncup bunga daun kupu-kupu hijau atau calincing (Oxalis latifolia) |
Tanaman calincing atau daun kupu-kupu hijau (Oxalis latifolia) ini memiliki umbi atau rimpang. Ketinggian pohonnya hanya mencapi sekitar 25 cm. Batangnya berpembuluh, pendek dan menempel permukaan tanah. Daunnya berbentuk seperti hati atau ekor ikan dengan warna hijau, dan berasa asam. Bunganya kecil dengan warna merah meda atau ungu, bagian dalam (pangkal bunga) berwarna hijau kekuningan dengan garis-garis hijau. Memiliki dua set lima benang sari dengan panjang yang berbeda.
Oxalis latifolia (daun kupu-kupu hijau) diklasifikasikan sebagai gulma invasif di beberapa tempat karena biasanya akan tumbuh tanah dengan sendirinya setelah hujan lebat. Anil Poudel et. al. (2023) [
8Poudel, A.; Adhikari, P.; Na, C.S.; Wee, J.; Lee, D.-H.; Lee, Y.H.; Hong, S.H. Assessing the Potential Distribution of Oxalis latifolia, a Rapidly Spreading Weed, in East Asia under Global Climate Change. Plants 2023, 12, 3254. https://doi.org/10.3390/plants12183254
] menjelaskan Oxalis latifolia sebagai gulma berbahaya dan invansif kalau tidak ditangani dengan baik dan akan menyebabkan kerugian pada 30 jenis tanaman, termasuk padi, teh, kentang, dan apel di 37 negara. Pertumbuhannya yang tidak terkendali telah mengakibatkan pengurangan produksi jagung sebesar 56% di India, karena Oxalis latifolia menyerap sebagian besar nutrisi dan kelembaban tanah serta menciptakan alelopati, menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya.Kendati dikenal sebagai tanaman invasif, namun Oxalis latifolia (calincing) bisa dimakan dan juga merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki spektrum aktivitas biologis yang luas.
Di situs Himalayan Wild Food Plants, diuraikan bahwa seluruh bagian tanaman Oxalis latifolia yang secara lokal disebut Trikhada digunakan oleh masyarakat setempat yang hidup di lereng barat Gunung Himalaya sebagai makanan. Oxalis latifolia menjadi minuman populer yang menyegarkan pada saat musim panas. Bagian dan umbi tanaman dimasak menjadi sayuran. Daun dan bunganya dimanfaatkan dalam dalam chutney atau dimasak menjadi 'kachru', hidangan tradisional lokal yang lezat. Dalam keadaan mentah, ini dimakan dalam salad. Daun mentah segar disukai oleh semua orang, tetapi anak-anak khususnya menyukai daun asam ini saat bermain.
Daun kupu-kupu hijau atau calincing (Oxalis latifolia) |
Dalam penelitian Gopi Krishnan et. al. (2019) [
9Krishnan G., Murugesh., Patharaj. "Phytochemical analysis, anti microbial and anti-oxidant potential of oxalis Latifolia Kunth". European Journal of Biotechnology and Bioscience, Volume 7, Issue 3, 2019, Pages 88-93. https://www.biosciencejournals.com/archives/2019/vol7/issue3/7-3-31
], diterangkan bahwa di India, ramuan Oxalis latifolia dapat menghilangkan kapha, vata, dan wasir; astringen menyembuhkan disentri dan diare, penyakit kulit dan demam kuarten. Infus daun kecil digunakan secara eksternal untuk menghilangkan kutil dan kekeruhan kornea. Daunnya bersifat antiinflamasi, pendingin dan antiscorbutic (kudis).Ekstrak methanol daun Oxalis latifolia merupakan sumber antioksidan yang mudah diakses. Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun Oxalis latifolia menunjukkan sumber metabolit sekunder yang baik, yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan antibakteri alami.
Tidak hanya di India, menurut Prabin Adhikari et. al. (2022) [
10Adhikari, P., Acharya, S., Sigdel, S., & Kandel, G. (2022). Ethno-medicinal Usage of Invansive Plants in Tradisional Health Care Practices: A Review. International Journal of Applied Biology 6(2): 65-78. https://doi.org/10.20956/ijab.v6i2.20430. Online accesses: https://journal.unhas.ac.id/index.php/ijoab/article/view/20430
], Oxalis latifolia juga sebagai tumbuhan yang memiliki kegunaan dalam etnomedisin di Nepal. Pada tabel 1 nomor 18, dijelaskan bahwa Oxalis latifolia yang bernam lokal Thulo chari amilo, digunakan untuk pengobatan luka, demam, batuk, diare, traumatis cedera, dyspepsia, wasir, anemia, demensia, kejang, keseleo, dan kencing infeksi saluran.Sedangkan di daerah Amandewe, KwaCele, KwaZulu-Natal, Afrika Selatan [
11L.S., Mhlongo., B.-E., Van, Wyk. (2019). Zulu medicinal ethnobotany: new records from the Amandawe area of KwaZulu-Natal, South Africa. South African Journal of Botany, 122:266-290. doi: 10.1016/J.SAJB.2019.02.012. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S025462991832012X
], Oxalia latifolia digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit bayi (pediatric) dan sekaligus juga dimanfaatkan sebagai tonik. *** [181223]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar