Menjelajahi Desa Genengan, salah satu desa yang ada di wilayah administratif Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, untuk berburu durian lokal memang mengasyikan. Ratusan pohon durian yang tumbuh di setiap pekarangan milik penduduk di sepanjang jalan hingga perbukitan menjadi pesona tersendiri.
Ide ini muncul tatkala pulang dari kumpul bareng alumni Indonesia Family Life Survey (IFLS) 1993 di Restoran Kusuma Sari Solo pada malam sebelumnya. Ketika balik ke tempat menginapnya di Swiss-Belhotel Solo, Korlap IFLS 1993 Jateng Ir. Eko Ganiarto, M.M. melihat pedagang durian berjajar dengan lampu-lampu terang saat melintas Pasar Legi.
Nikmati durian lokal di Desa Genengan, Kec. Jumantono, Kabupaten Karanganyar |
Korlap Jateng yang sekarang menjadi staf pengajar di Fakultas Bisnis, President University itu mengajak untuk makan durian di sepanjang trotoar belakang Pura Mangkunegaran, tapi karena barusan pulang makan-makan dalam acara kumpul bareng, rasanya sudah tidak sanggup lagi kalau perut ini diisi lagi.
Esok harinya, dimulailah berpetualang mencari durian di tempat kebun durian itu berada, yaitu Desa Genengan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Kami bertiga, yakni Korlap IFLS 1993 Jateng, salah seorang enumerator IFLS 1993 yang sekaligus teman semasa kuliah, Agus Winarno, S.Sos atau yang akrab dipanggil Templar, dan saya, bergegas meluncur ke lokasi.
Kenapa jauh sekali? Karena mumpung Korlap Jateng berada di Solo, ingin makan durian sambil melihat pesona/panorama desa penghasil durian yang mulai naik daun itu. Jadi, ada unsur refreshingnya di saat musim durian tiba.
Korlap IFLS 1993 Jateng lakukan tes rasa sebelum akad harga |
Di antara pesona dan panorama itu, kata John Lubbock (1834-1913), “Udara segar baik untuk pikiran dan tubuh. Alam sepertinya selalu berusaha berbicara kepada kita seolah-olah dia punya rahasia besar untuk diceriterakan. Dan memang begitu.”
Durian Genengan telah lama dikenal sebagai salah satu durian lokal yang enak di Kabupaten Karanganyar. Masyarakat Desa Genengan membudidayakan pohon durian secara intensif karena tanah dan udaranya memang cocok untuk tumbuh subur.
Begitu memasuki gerbang Desa Genengan, Anda akan disuguhi penjaja durian di sepanjang jalan maupun pekarangan dengan aroma duriannya yang menyengat. Salah satu di antara penjual durian yang sedang ramai adalah Pondok Durian “Pak Abas” Jumantono yang berada di Dusun Jatirejo RT 02 RW 05 Desa Genengan, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
Salah satu penjual durian yang cukup ramai di Desa Genengan |
Memanfaatkan teras rumahnya dengan pekarangan yang luas, cocok untuk ‘berpetualang lidah’ mencecap buah durian yang berjuluk King of Fruits. Saya sendiri juga leluasa untuk mengamati puluhan pohon durian yang berada di belakang rumah, dan sekaligus bisa mengabadikan buah durian yang bergelantungan di dahan melalui kamera handphone (HP).
Menurut penjualnya, Desa Genengan menjadi salah satu jujugan wisatawan semenjak menjuarai Festival Durian pada tahun 2012. “Sebelumnya memang sudah menjadi sentra durian di Jumantono tapi belum begitu dikenal,” jelas penjual. “Dulu umumnya diambil pedagang durian dari Matesih.”
Di Pondok Durian “Pak Abas”, kami bertiga menghabiskan lima buah berukuran sedang dan besar dari tujuh yang dibelinya. Dari lima yang disantap di tempat, memiliki sejumlah rasa. Ada yang isinya sedikit tapi dagingnya tebal, ada buahnya banyak tapi bijinya besar, dan ada yang isinya sedikit tapi bijinya kecil. Warnanya pun beraneka setelah dibelah oleh penjual, ada yang berwarna kuning ke oranye-oranyean dan kuning pucat. Ada yang lumer dan ada yang keset. Rasanya pun ada yang manis, kurang manis, dan ada yang sedikit ada pahitnya.
Puluhan pohon durian di pekarangan rumahnya banyak yang berbuah |
Dengan beralaskan tikar, kami bertiga mencicipi lima buah durian dengan aneka warna, bentuk, dan rasa, sambil melihat hamparan pohon durian yang ada di sekelilingnya. Pohon-pohon itu umumnya berbuah semua. Ada yang berukuran besar pohonnya karena telah berumur 70 an tahun dan ada yang masih kecil berumur sekitar 4 tahunan.
Korlap Jateng menawari terus untuk makan durian sepuas-pasnya, namun demikian kita juga perlu memperhatikan usia mengingat makan durian terlalu banyak juga tidak baik. Kalium berlebih dari durian dapat menyebabkan penumpukan di dalam tubuh, memicu lemah otot dan masalah lain, seperti peningkatan gula darah maupun hipertensi.
Durian itu memang rasanya enak tapi kita tidak boleh makan berlebihan, atau dengan kata lain secukupnya saja. Seorang novelis keturunan Irlandia kelahiran Liverpool James Gordon Farrell, atau yang dikenal sebagai J.G. Farrell (1935-1979) melukiskan hal itu dalam ujarannya, “If you were adventurous, scoop out the fragrant, heavenly, alarming flesh of the durian” (Jika Anda suka bertualang, cicipi daging durian yang harum, nikmat, dan menakutkan). *** [180124]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar