Saat ambil libur pulang ke Solo, saya mendapati tanaman rosela yang ditanam mertua memperlihatkan bunganya yang begitu indah. Bunga tunggal yang keluar dari ketiak daunnya berwarna merah muda dengan bagian tengahnya berwarna gelap.
Sejak menikahi anak bungsunya, saya melihat kegemaran mertua menanam rosela. Kebetulan saat pulang (19/01), dua tanaman roselanya sedang bermekaran. Setiap mekar hanya perlu beberapa jam saja.
Bunga rosela (Hibiscus sabdariffa) |
Dari pengamatan saya, ketika bunga mekar di pagi hari akan layu menjelang siang. Tidak bisa melewati tengah hari maupun malam hari. Sehingga, saya pun bergegas untuk mengabadikannya dengan menggunakan kamera handphone Xiomi Redmi Note 8 Pro.
Tanaman rosela memiliki nama ilmiah Hibiscus sabdariffa L. Nama genus Hibiscus berasal dari bahasa Latin “hibiscum”, nama yang digunakan oleh penyair Romawi Publius Vergilius Maro (70 SM – 19 SM) atau sering disebut Virgil, untuk menunjukkan tanaman marshmallow (Althaea officinalis). Sedangkan, julukan khusus sabdariffa merupakan Latinisasi nama vernakular yang digunakan di India bagian barat.
Spesies Hibiscus sabdariffa dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II [
1Linnaei, Caroli. (1753). Species plantarum: exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus trivialibus, synonymis selectis, locis natalibus, secundum systema sexuale digestas, Tomus II. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13830
], atau Sp. Pl. [Linnaeus] 2: 695 (1753).Sepal bunga rosela (Hibiscus sabdariffa) |
Nama-nama umum dari Hibiscus sabdariffa adalah Indian-sorrel, Jamaica-sorrel, red-sorrel, roselle, sorrel, sour-sour (Inggris); hibiscus-tee, malvantee, rosella (Jerman); oseille de Guinée, thé rose d’Abyssinie (Prancis); acedera de Guinea, rosa de Jamaica, serení (Spanyol); vinagreira (Portugis); carcadè (Italia); bissap (Senegal); sobolo (Ghana); ngai-ngai (Kongo); zobo, isapa, yakuwa, ashwe (Nigeria); ufuta, ufuta dume (Swahili); karkadé (Arab); chukiar (Assam); chukar (Benggala); gongura, lal lambari (Hindi); ambasthaki (Sansekerta); erragomgura, gongura (Telegu); chin baung (Myanmar); som pho di (Laos); sandan teh (Kamboja); rau chua (Vietnam); kra chiap daeng (Thai); asam paya, asam susur (Malaysia); rosela (Indonesia); mei gui qie, luo shen kui, shan qie zi (Chinese); roozera, roozeru, rozerusou, rohzelu (Jepang) [
2Hibiscus sabdariffa L. in GBIF Secretariat (2023). GBIF Backbone Taxonomy. Checklist dataset https://doi.org/10.15468/39omei accessed via GBIF.org on 2024-01-22.
,3Hibiscus sabdariffa. Malaysia Biodiversity Information System (MyBIS). Accessed via https://www.mybis.gov.my/sp/37237. [Retrieved 24 January 2024].
,4EOL. Roselle: Hibiscus sabdariffa L. Retrieved from https://eol.org/pages/487306/names
,5Philippine Medicinal Plants. Roselle: Hibiscus sabdariffa Linn. Retrieved from http://www.stuartxchange.org/Roselle.html
].Di Indonesia, tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) juga mempunyai nama lokal di berbagi daerah: asam belanda (Melayu); rosella, perambos, gamet walanda (Sunda); rosela (Jawa); kasturi roriha (Ternate).
Hibiscus sabdariffa (rosela) termasuk dalam famili Malvaceae, dan berasal dari Angola, Nigeria, Guinea, Mesir, India, Myanmar, Filipina, Guatemala [
6Orwa C, A Mutua, Kindt R , Jamnadass R, S Anthony. (2009). Agroforestree Database: a tree reference and selection guide version 4.0. Retrieved from https://apps.worldagroforestry.org/treedb/AFTPDFS/Hibiscus_sabdariffa.PDF
]. Ia tumbuh di iklim tropis yang hangat dan lembab.Pucuk tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) |
Tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa) merupakan semak tahunan yang tegak dan sebagain besar bercabang. Batangnya berwarna kemerahan dengan ketinggian bisa mencapai 2 – 3 meter. Daunnya berselang-seling dan beraneka warna, hijau tua sampai sedikit kemerahan. Tepi daun bergerigi.
Bunganya besar, bertangkai pendek, berwarna merah muda (pink) dengan bagian tengah berwarna merah gelap. Sepal yang besar dan berdaging menjadi membesar dan segar, menghasilkan jeli yang sangat baik.
Rosela adalah spesies serbaguna dengan bunga yang indah. Budidaya ekstensif di Indonesia dimulai pada tahun 1920an ketika masih bernama Hindia Belanda di bawah program subsidi pemerintah yang bertujuan untuk memperoleh serat untuk pembuatan karung gula (karung goni).
Daun rosela (Hibiscus sabdariffa) |
Selain serat batangnya dimanfaatkan untuk bahan pembuatan karung goni, daun, kelopak dan bijinya mempunyai kegunaan lainnya, termasuk dalam pengobatan. Tanaman ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional, kaya akan fitokimia seperti polifenol terutama antosianin, polisakarida dan asam organik sehingga memiliki prospek yang sangat besar dalam penggunaan terapi modern.
Penelitian menunjukkan efek antioksidan, antihipertensi, dan penurun lipid dari konsumsi rutin Hibiscus sabdariffa [
7Guardiola, S., & Mach, N. (2014). Potencial terapéutico del Hibiscus sabdariffa: una revisión de las evidencias científicas [Therapeutic potential of Hibiscus sabdariffa: a review of the scientific evidence]. Endocrinologia y nutricion : organo de la Sociedad Espanola de Endocrinologia y Nutricion, 61(5), 274–295. https://doi.org/10.1016/j.endonu.2013.10.012
]. Ekstrak polifenol yang berasal dari kelopak Hibiscus sabdariffa bermanfaat pada pengelolaan patologi terkait obesitas [8Herranz-López, M.; Olivares-Vicente, M.; Encinar, J.A.; Barrajón-Catalán, E.; Segura-Carretero, A.; Joven, J.; Micol, V. Multi-Targeted Molecular Effects of Hibiscus sabdariffa Polyphenols: An Opportunity for a Global Approach to Obesity. Nutrients 2017, 9, 907. https://doi.org/10.3390/nu9080907
]. Hibiscus sabdariffa juga memiliki potensi terapeutik untuk melawan neurotoksisitas zat besi, suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi yang mendorong perkembangan kecacatan pada multiple sclerosis [9Mishra, M.K.; Wang, J.; Mirzaei, R.; Chan, R.; Melo, H.; Zhang, P.; Ling, C.-C.; Bruccoleri, A.; Tang, L.; Yong, V.W. A Distinct Hibiscus sabdariffa Extract Prevents Iron Neurotoxicity, a Driver of Multiple Sclerosis Pathology. Cells 2022, 11, 440. https://doi.org/10.3390/cells11030440
].Kemudian pada penelitian Lucy R Ellis et. al. (2022) [
10Lucy R Ellis, Sadia Zulfiqar, Mel Holmes, Lisa Marshall, Louise Dye, Christine Boesch, A systematic review and meta-analysis of the effects of Hibiscus sabdariffa on blood pressure and cardiometabolic markers, Nutrition Reviews, Volume 80, Issue 6, June 2022, Pages 1723–1737, https://doi.org/10.1093/nutrit/nuab104
] dijelaskan bahwa mengonsumsi Hibiscus sabdariffa secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Diperkirakan senyawa bioaktif dalam Hibiscus sabdariffa memberikan efek antioksidan dan antiinflamasi yang berkontribusi terhadap pengurangan penanda risiko penyakit kardiovaskular. *** [240124]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar