Dua hari kemarin, pompa air SHIMIZU PS-128 BIT mengalami error, lilitan kawat tembaga (kumparan) yang ada di dalam mesin pompa air rusak. Mesin itu tidak bisa mengangkat air dari sumur yang ada di belakang Sekretariat SMARThealth Kepanjen. Terpaksalah penghuni Sekretariat SMARThealth mengakses air untuk aktivitas sehari-hari di tempat lain, seperti Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, rumah seorang kader maupun masjid yang kerap menjadi lokasi salat Jumat.
Cotho rasanya bila tak ada air. Kita tidak dapat dipisahkan dari air. Tidak ada air, tidak ada kehidupan. Air berperan penting dalam kehidupan kita, tidak ada yang bisa bertahan hidup tanpa air. Sejak kita bangun hingga saat kita mau tidur, kita berinteraksi dengan air dalam keseharian.
Mengangkat pompa air dari dalam sumur |
“Áriston mèn húdōr,” kata penyair lirik Yunani Pindar (518-438 SM) yang terkenal terutama karena syairnya dalam merayakan atlet yang menang. Lirik tersebut termaktub dalam Olympia 1:1, dan juga digunakan dalam prasasti di Ruang Pompa di Bath, sebuah kota di wilayah Somerset, Inggris, yang dikenal dan dinamai berdasarkan pemandian buatan Romawi itu. “Greatest however [is] water” (Namun yang terbesar [adalah] air) atau “Best is water” (Yang terbaik adalah air).
Air adalah zat yang paling menakjubkan. Hanya tiga atom sederhana, dua hidrogen yang menyatu menjadi satu oksigen, membentuk dasar dari semua kehidupan di bumi. Perannya dalam sejarah manusia lebih dari sekadar memberikan kehidupan. Seperti yang dikatakan oleh jurnalis sains dan teknologi untuk The Economist, Alok Jha: “Kami membangun seluruh peradaban kami berdasarkan akses terhadap hal-hal ini.”
Air sangatlah penting, sumber bagi semua kehidupan. Laut mencakup lebih dari dua pertiga planet bumi, dan sebagian besarnya merupakan air asin yang tidak dapat diminum dari samudera dan lautan. Hanya 0,5 persen dari total air bumi yang merupakan air tawar yang dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Pembongkaran pompa air |
Pentingnya air dalam kehidupan terlukis juga dalam puisi First Things First (1957) karya penyair Amerika kelahiran Inggris, Wystan Hugh Auden (1907-1973). Auden diakui sebagai salah satu penyair terhebat abad ke-20. Auden hidup melalui Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945) dan pengalamannya mempengaruhi tulisannya. Akibatnya, banyak puisinya berpusat pada moralitas dan politik.
Dalam puisi First Things First (Hal Pertama Yang Utama) pada baris terakhir tertulis “Thousands have lived without love, not one without water” (Ribuan orang hidup tanpa cinta, tak seorang pun hidup tanpa air) yanga kemudian saya perjelas menjadi judul tulisan ini.
Bunyi baris terakhir puisi Auden ini kini menjadi ujaran yang menginspirasi terutama menyangkut pembahasan menjelang World Water Day tiba. Memang benar bahwa air berperan penting dalam kehidupan kita, tidak ada yang bisa bertahan hidup tanpa air.
Lilitan kawat tembaga (kumparan) dalam pompa air rusak |
Meskipun seseorang mungkin hidup tanpa mendapatkan kembali “dirimu” yang hilang—seseorang yang “dulu, sangat berharga, saat ini”—namun mustahil untuk hidup tanpa air yang mengalir ke seluruh tubuh [
1Cameron Saltsman (BA ’23) wrote “W.H. Auden and Joseph Brodsky: An Impossible Other” in Lisa Goldfarb’s Fall 2022 Interdisciplinary Seminar “Modern Poetry and the Actual World.“ Retrieved from https://confluence.gallatin.nyu.edu/context/interdisciplinary-seminar/w-h-auden-and-joseph-brodsky-an-impossible-other
].Keelokan dari syair puisi ini, penyair Auden menyaring suatu kondisi seseorang yang terpaksa terombang-ambing antara hasrat imanjinatifnya dengan kebutuhan fisik yang nyata. Orang-orang dalam perjalanan hidupnya banyak yang terpental lantaran imajinasi cintanya yang indah berujung pada pengkhianatan cinta yang kata orang, “Sakitnya tuh di sini!”, namun dengan seiring perjalanan sang waktu “wuyung” akan berlalu.
Tapi tidak dengan air bagi kebutuhan fisiknya. Sehari tidak tersentuh air akan gelisah menanti resah, dehidrasi dan bila diteruskan lebih dari sehari bisa menjadi malapetaka yang bisa berujung pada kematian seseorang.
Pembersihan rotor dalam pompa air |
Oleh karena itu, saya yang mengalami dua hari tidak ada akses air karena pompa air rusak sudah kalang kabut, repotnya gak ketulungan. Apalagi bila membayangkan sebuah daerah yang mengalami krisis air tentunya akan kelabakan.
Beruntunglah Senin (29/01) kemarin, tukang air langganan Sekretariat SMARThealth, Ali, yang dibantu Parman bisa membenahi pompa air SHIMIZU PS-128 BIT tersebut. Cotho (repot) hilang, lega datang! *** [300124]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar