Jumat, Februari 16, 2024

Aegle marmelos, Pohon Maja Yang Kayunya Dibuat Tongkat Dewa Siwa

  Budiarto Eko Kusumo       Jumat, Februari 16, 2024
Di sebuah taman yang rindang di halaman SMK Brantas Karangkates, terlihat lima pohon maja yang berjajar dari utara ke selatan. Letaknya berada di pinggir jalan paving block menuju gazebo yang ada di dalam taman.
Pohon maja tersebut berketinggian sekitar 3 meter, dan telah memperlihatkan buahnya. Ada yang masih terlihat hijau atau mentah, dan ada pula yang sudah berubah kecokelatan pada warna kulit buahnnya, pertanda sudah matang. Besar buahnya umumnya seukuran bola voli.
Di Indonesia, pohon maja cukup dikenal. Kerajaan Hindu Buddha di Nusantara yang termasyhur konon dinamai Majapahit karena saat Raden Wijaya dan para pengikutnya babat alas Tanah Tarik, mereka menemukan banyak pohon maja yang sedang berbuah.

Buah maja (Aegle marmelos) yang masih mentah

Menurut mereka, buah yang mereka temukan itu rasanya pahit. Karena itu, mereka kemudian memberi nama daerah itu sebagai maja-pahit. Menurut Shoba & Thomas (2001), buah maja yang masih mentah rasanya pahit, tajam, asam, dan sepat [
1Shoba, F. G., & Thomas, M. (2001). Study of antidiarrhoeal activity of four medicinal plants in castor-oil induced diarrhoea. Journal of ethnopharmacology, 76(1), 73–76. https://doi.org/10.1016/s0378-8741(00)00379-2
], tapi kalau sudah matang rasanya manis.
Umat Hindu meyakini pohon maja sebagai pohon suci. Pohon maja biasanya ditanam di dekat kuil yang didedikasikan untuk Dewa Siwa dan rutin dipuja oleh para pemujanya. Orang Bali menyebut pohon maja dengan pohon bila/wilwa/bilva. Bivaldandin, ia yang memiliki sebuah tongkat yang terbuat dari kayu bilva, adalah nama lain dari Dewa Siwa [
2Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. Pohon Bilva, Rambut Dewa Brahma. Retrieved from https://phdi.or.id/artikel.php?id=pohon-bilva-rambut-dewa-brahma
].
Pohon maja memiliki nama ilmiah Aegle marmelos (L.) Corrêa. Nama genus Aegle berasal dari nama nimfa Hesperides, mengacu pada Linnaeus (dan, sebelum dia, Giovanni Battista Ferrari) yang mendefinisikan jeruk Hesperides atau buah-buahan dari Hesperides [
3Bissanti, Guido. (15 January 2023). Aegle marmelos. Un Mundo Ecosostenibile: dentro i codic della Natura. Retrieved from https://antropocene.it/en/2023/01/15/aegle-marmelos-2/
].
Dalam mitologi Yunani, Hesperides merupakan penjaga apel emas terkenal yang diberikan Gaia kepada Hera saat pernikahannya dengan Zeus. Dalam pengawasan mereka terhadap apel emas, mereka dibantu atau diawasi oleh naga Ladon [
4Smith, William, Sir, ed. (1867). A Dictionary of Greek and Roman biography and mythology. Boston: Little, Brown and co. Retrieved from https://quod.lib.umich.edu/m/moa/acl3129.0001.001
].

Daun maja (Aegle marmelos)

Nama-nama Hesperides Aegle atau Aiglê digambarkan sebagai salah satu peri air yang menguasai sungai dan mata air yang suka muncul pada saat cahaya keemasan matahari terbenam. Kata Aiglê bila diterjemahkan bermakna sunlight (sinar matahari), radiance (cahaya) [
5Theoi.com. Hesperides. Theoi Project: Netherlands & New Zealands. Retrieved from https://www.theoi.com/Titan/Hesperides.html
].
Sedangkan, julukan khusus marmelos berasal dari bahasa Portugis “marmelo”, sebutan untuk quince fruit (buah kwinsi) di sana. Istilah marmelo sendiri dipinjam dari bahasa Latin “melimelum” (apel manis), turunan dari kata Yunani Kuno “melímēlon” dari gabungan kata “méli” (madu) dan “mêlon” (apel) [
6Ferraz, Rafaela. (December 5, 2018). Why Portugal’s Marmelada Tastes Nothing Like Marmalade. Atlas Obscura. Retrieved from https://www.atlasobscura.com/articles/what-is-marmelada
].
Spesies ini mula-mula dinamai Crateva marmelos oleh botaniwan Swedia Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis selectis, Locis natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus I [
7Linnaei, Caroli. (1753). Species Plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis selectis, Locis natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas: Tomus I. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13829
], atau Sp. Pl. 1: 444 (1753).
Pada tahun 1800, spesies Crateva marmelos dipindahkan ke dalam genus Aegle menjadi Aegle marmelos oleh botaniwan Portugal José Francisco Corrêa da Serra (1751-1823), dan dipublikasikan dalam Transactions of the Linnean Society of London, Vol. V [
8Linnean Society of London. (1800). Transactions of the Linnean Society of London, Vol. V. London: Printed by J. Davis, Chancery-Lane. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13715
], atau Trans. Linn. Soc. London 5: 223 (1800).

Buah maja (Aegle marmelos) yang matang

Nama-nama umum (common names) dari Aegle marmelos adalah bael fruit, bael tree, Bengal quince, golden apple, Indian bael, Japanese bitter orange, stone apple, wood apple (Inggris); slijmappelboom (Belanda); Belbaum, Schleimapfelbaum (Jerman); bel indien, cognassier du Bengale (Prancis); marmeleiro-da-Índia, marmeleiro-de-Bengala, sirifoles, marmelos (Portugis); qatha' hindiun (Arab); bel (Bengala); baelputri, bela, sirphal, siri-phal, kooralam, bael (Hindi); wilwa (Sansekerta); opesheet, ohshit (Myanmar); toum (Laos); trai mam, mbau nau (Vietnam); bnau (Kamboja); matum, mapin, tum (Thailand); bilak, bel, bila (Malaysia); maja, maja batu, maja legi, bel (Indonesia); bael (Tagalog); mù jú (China); berunoki (Jepang) [
9EPPO Global Database. Aegle marmelos (AELMA). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/AELMA
,
10Sekar D.K., G.K., Karthik L. and Bhaskara Rao K. V., A Review on Pharmacological and Phytochemical Properties of Aegle marmelos (L.) Corr. Serr. (Rutaceae), Asian Journal of Plant Science and Research, 1 (2): 8-17 (2011)
,
11EOL. Indian Bel: Aegle marmelos (L.) Corrêa. Retrieved from https://eol.org/pages/483583/names
].
Pohon maja (Aegle marmelos) termasuk dalam famili Rutaceae, dan berasal dari India. Pohon ini disebutkan dalam tulisan prasejarah yang berasal dari tahun 800 SM. Peziarah Buddha Tiongkok, Hiuen Tsiang, ketika datang ke India (1629 M), memperhatikan keberadaan pohon ini di India. Ini dibudidayakan di seluruh India dan karena kepentingan mitologisnya; itu terutama ditanam di dekat kuil [
12Sharma, Nidhi & Dubey, Widhi. (2013). History and taxonomy of Aegle marmelos: a review. Int J Pure App Biosci. 1 (6): 7-13.
].
Aegle marmelos (maja) merupakan pohon perdu dengan tajuk yang tumbuh menjulang ke atas dan kayunya sangat keras. Batangnya berkayu, berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama lain, berwarna cokelat kotor, permukaan kasar, dan terkadang pada batang pohon terdapat duri yang menyebar pada ketiak daun.
Daunnya tumbuh berselang-seling, berbentuk lonjong, dan daunnya terdiri dari 3-5 helai. Helaian di terminal memiliki tangkai daun yang panjang. Bunga pohon maja berwarna putih kehijauan atau kuning pucat dan berbau harum, sedangkan buah maja berwarna hijau saat belum matang dan warnanya berubah menjadi kekuningan ketika sudah tua. Daging buahnya manis, kental, beraroma, seperti agar-agar, berwarna jingga, sehingga cocok untuk dibuat selai, sirup, dan puding.

Batang pohon maja (Aegle marmelos)

Ukuran buah maja bisa sebesar bola voli dan memiliki kulit tempurung yang sangat keras, bahkan dua kali lebih keras dari tempurung kelapa, sehingga tempurung buah maja banyak digunakan sebagai bahan perkakas rumah tangga, mulai gayung air, takaran beras, serta penyimpanan aneka biji-bijian [
13Rismayani, R. (2013). Manfaat Buah Maja Sebagai Pestisida Nabati Untuk Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella). Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri, 9(3), 24-26.
].
Biji dalam buah maja berjumlah banyak, berbentuk lonjong dan pipih. Biji maja memiliki asam lemak unik (asam 12-hydroxyoctadec-cis-9-enoic atau asam risinoleat), yang dapat diubah menjadi biodiesel [
14Chamila Kumari Pathirana, Terrence Madhujith, Janakie Eeswara, "Bael (Aegle marmelos L. Corrêa), a Medicinal Tree with Immense Economic Potentials", Advances in Agriculture, vol. 2020, Article ID 8814018, 13 pages, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/8814018
].
Di India, pohon maja (Aegle marmelos) mempunyai tempat penting dalam sistem pengobatan pribumi dan dianggap sebagai lambang kesuburan. Buah, daun, akar, kulit kayu, dan bijinya yang dapat dimakan juga dihargai dalam pengobatan Ayurveda di India. Menurut Charaka (1500 SM), tidak ada obat yang lebih lama atau lebih dikenal atau dihargai oleh penduduk India selain pohon maja. Daun, akar, kulit kayu, biji, dan buahnya dihargai dalam sistem cerita rakyat dan sistem pengobatan Ayurveda tradisional di India [
15Palatty, P.L., Shivashankara, A.R., Baliga, M.S., Jaiswal, A., Pankaj, P., & Joseph, N. (2013). Chapter 41 - The Indian Medicinal Plant Aegle marmelos in the Treatment of Diabetes Mellitus: Promise and Prospects. In Bioactive Food as Dietary Interventions for Diabetes, pp. 519-536. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397153-1.00083-4
].
Dalam penelitian Manjeshwar Shrinath Baliga et. al. (2013) [
16Baliga, M. S., Thilakchand, K. R., Rai, M. P., Rao, S., & Venkatesh, P. (2013). Aegle marmelos (L.) Correa (Bael) and its phytochemicals in the treatment and prevention of cancer. Integrative cancer therapies, 12(3), 187–196. https://doi.org/10.1177/1534735412451320
] dilaporkan bahwa ekstrak yang dibuat dengan merebus kulit kayu, daun atau akar dalam air bermanfaat sebagai pencahar, obat penurun panas, dan ekspektoran. Ekstraknya juga bermanfaat untuk penyakit mata, tuli, radang, radang selaput lendir hidung, diabetes, dan keluhan asma. Buahnya digunakan untuk mengobati diare, disentri, sakit perut, dan penyakit jantung.

Pohon maja (Aegle marmelos)

Studi ilmiah telah memvalidasi banyak sifat etnomedisinal maja (Aegle marmelos) dan potensi efek antimikroba, hipoglikemik, astringen, antidiare, antidisentri, penawar rasa sakit, analgesik, antiinflamasi, antipiretik, penyembuhan luka, insektisida, dan sifat gastroprotektif. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa beberapa fitokimia Aegle marmelos memiliki efek antineoplastik, radioprotektif, kemoprotektif, dan kemopreventif, sifat yang berkhasiat dalam pengobatan dan pencegahan kanker.
Kemudian penelitian terbaru dari Rukhsar Parwez et. al. (2024) [
17Parwez, Rukhsar, Naeem, M. & Aftab, Tariq. (2024). Chapter 5 - Employing cost-effective and eco-friendly technologies for the sustainable agriculture of antidiabetic plants. In Antidiabetic Medicinal Plants, Applications and Opportunities, Academic Press, pp.195-228. https://doi.org/10.1016/B978-0-323-95719-9.00002-1
] menjelaskan bahwa ekstrak Aegle marmelos menggantikan insulin dengan meningkatkan potensi penyerapan glukosa sel. Efek hipoglikemik maja diuji lebih efisien dibandingkan glibenclamide (obat antidiabetes) bila dikonsumsi dengan dosis 250 mg kg−1 berat. Laporan menunjukkan bahwa kumarin dalam Aegle marmelos adalah komponen kunci untuk meningkatkan sekresi insulin dari sel beta.
Terlepas dari potensi antidiabetes, ekstrak Aegle marmelos telah mendapat pengakuan kognitif atas sifat terapeutiknya dalam pengobatan anemia, patah tulang, radang sendi, penyakit kuning, tipus, penyembuhan luka, dan tekanan darah tinggi. Daging buahnya mengandung zat, pencahar, pencernaan, obat perut, dan tonik. *** [160224]


logoblog

Thanks for reading Aegle marmelos, Pohon Maja Yang Kayunya Dibuat Tongkat Dewa Siwa

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog