Musim panen langsep di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, sepertinya segera tiba. Terbukti, puluhan pohon langsep yang ada di pekarangan milik tetangga samping Sekretariat SMARThealth Kepanjen sedang berbuah semua.
Sepintas pohon dan buahnya mirip dengan duku. Hanya saja, pohon langsep biasanya lebih kecil dengan batang pohon yang lurus dan ramping. Buahnya memiliki kulit yang lebih halus dan lebih tipis. Hal inilah yang menyebabkan langsep lebih cepat busuk ketimbang duku.
Pohon langsep bernama ilmiah Lansium domesticum Corrêa. Istilah Lansium diciptakan oleh ahli botani Prancis Adrien-Laurent-Henri de Jussieu (1797–1853) pada tahun 1830 untuk menghormati ahli botani Jerman Johann Christian Lange (1669-1756), yang bertanggung jawab untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan berbagai tumbuhan pada abad ke-19 [
1Bissanti, Guido. (13 June 2023). Lansium parasiticum. Un Mundo Ecosostenible: dntro i codic della Natura. Retrieved from https://antropocene.it/en/2023/06/13/lansium-parasiticum-2/
].Buah langsep (Lansium domesticum) |
Sedangkan, julukan khusus domesticum berasal dari bahasa Latin “domestius, -a, -um” (dijinakkan) [
2Missouri Botanical Garden. Pelargonium x domesticum. Retrieved from https://www.missouribotanicalgarden.org/PlantFinder/PlantFinderDetails.aspx?taxonid=263625&isprofile=0&
], mengacu kepada asal tanaman yang dari hutan (liar) dan banyak dibudidayakan karena buahnnya yang dikonsumsi.Spesies Lansium domesticum dideskripsikan oleh botaniwan Portugis José Francisco Corrêa da Serra (1751-1823) pada tahun 1807, dan dipublikasikan dalam Annales du Muséum d'Histoire Naturelle: Tome Dixieme [
3Muséum national d'histoire naturelle (France). (1807). Annales du Muséum d'Histoire Naturelle: Tome Dixieme. A Paris: Chez Tourneisen Fils. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/23268
], atau Ann. Mus. Hist. Nat., Paris x. 157 (1807).Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Lansium domesticum juga mempunyai nama-nama umum (common names): langsat (Inggris); langsat, langsep (Denmark); Lansibaum, Langsat (Jerman); langsat, langsep (Belanda); lansium, langsep (Prancis); lanzón, arbol de Lanza (Spanyol); árvore-do-lansa (Portugis); lengeset (Kenya); lansio, lanzone (Italia); langsak (Myanmar); bòn bon (Vietnam); longkong (Thailand); langsat (Malaysia); langsat, langsep (Indonesia); lansones (Tagalog); lán sā guǒ (China); ransatto, ransa (Jepang); langsas (Korea); duki (Kostarika, Honduras) [
4EPPO Global Database. Lansium domesticum (LNIDO). Retrieved from https://gd.eppo.int/taxon/LNIDO
,5EOL. Langsat: Lansium domesticum Correa. Retrieved from https://eol.org/pages/49906196/names
,6Abdallah, H. M., Mohamed, G. A., & Ibrahim, S. R. M. (2022). Lansium domesticum-A Fruit with Multi-Benefits: Traditional Uses, Phytochemicals, Nutritional Value, and Bioactivities. Nutrients, 14(7), 1531. https://doi.org/10.3390/nu14071531
].Ranting-ranting pohon langsep (Lansium domesticum) dipenuhi buah |
Di Indonesia sendiri, Lansium domesticum juga memiliki sebutan lokal di daerah-daerah: lase (Nias); langsak (Lampung); kokosan, pisitan (Sunda); langsep, langsat, celoring (Jawa); langsep (Madura); celoring (Bali); lansa (Sulawesi Selatan); lasat (Sulawesi Utara); lasete (Maluku).
Pohon langsep (Lansium domesticum) termasuk dalam Meliaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Semenanjung Thailand hingga Malesia (Barat dan Tengah). Ia merupakan pohon yang gemar tumbuh terutama di bioma tropis basah.
Menurut Orwa et. al. (2009) [
7Orwa C, Mutua A , Kindt R , Jamnadass R, Simons A. 2009. Agroforestree Database:a tree reference and selection guide version 4.0. https://apps.worldagroforestry.org/treedb2/AFTPDFS/Lansium_domesticum.PDF
], Lansium domesticum merupakan tanaman tegak, berbatang pendek, ramping atau menyebar, tinggi mencapai 10-15 m, dengan kulit batang beralur berwarna merah cokelat atau kuning cokelat. Daunnya menyirip dengan 5-7 helai daun bergantian, bulat telur atau elips-lonjong, runcing di kedua ujungnya, agak kasar, hijau tua dan mengkilat di permukaan atas, pucat dan kusam di bawah, dan dengan pelepah menonjol.Daun langsep (Lansium domesticum) |
Bunganya kecil, putih atau kuning pucat, berdaging, sebagian besar biseksual, tumbuh dalam bentuk sederhana atau bercabang yang mungkin soliter atau dalam kelompok berbulu di batang dan cabang tertua, mula-mula berdiri tegak dan akhirnya menggantung, panjang 10-30 cm.
Buah berjumlah 2-30 buah dalam satu tandan, lonjong, bulat telur-lonjong atau hampir bulat, dan berwarna kuning keabu-abuan sampai kecokelatan pucat atau merah muda, kulit seperti beludru, kasar, tipis atau tebal, dan mengandung getah susu. Ada 5 atau 6 ruas daging (arils) yang aromatik, putih, bening, berair, dengan rasa asam hingga agak asam.
Biji yang kurang lebih menempel pada daging buah biasanya terdapat pada 1 sampai 3 ruas. Warnanya hijau, relatif besar, sangat pahit, dan kadang-kadang, jika dagingnya menempel erat pada bijinya, rasanya akan terasa pahit.
Pohon langsep (Lansium domesticum) |
Secara tradisional, jelas Hossam M. Abdallah et. al. (2022) [
6Abdallah, H. M., Mohamed, G. A., & Ibrahim, S. R. M. (2022). Lansium domesticum-A Fruit with Multi-Benefits: Traditional Uses, Phytochemicals, Nutritional Value, and Bioactivities. Nutrients, 14(7), 1531. https://doi.org/10.3390/nu14071531
], Lansium domesticum (langsep) digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk radang mata, bisul, diare, disentri, demam, sesak, perut kembung, cacingan, gigitan serangga, sengatan kalajengking, dan malaria. Selain itu, digunakan sebagai pengusir nyamuk, pelembab kulit dan zat pemutih. Penelitian farmakologi menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki beragam bioaktivitas, termasuk antimalaria, antifeedant, anti penuaan, penyembuhan luka, antioksidan, sitotoksik, analgesik, antibakteri, antimutagenik, insektisida, dan larvisida. Aktivitas yang paling sering dijelaskan disebabkan oleh adanya terpenoid dan fenolik. Lebih lanjut, beberapa penelitian melaporkan pembuatan nanopartikel dan formulasi farmasi dari tanaman.
Bagian-bagian Lansium domesticum yang berbeda mempunyai kegunaan medis dan non-obat yang berbeda-beda di banyak negara. Kulitnya kaya akan oleoresin tidak beracun yang digunakan untuk melawan diare dan demam. Di Thailand, kulit dan dagingnya telah digunakan sebagai toner wajah, gel pencuci, dan masker, serta pelembab kulit dan krim pemutih. Selain itu, bijinya memiliki kapasitas antifeedant dan obat penurun panas dan pericarpnya digunakan untuk mengusir nyamuk. Kulit kayu Lansium domesticum dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah Pakuli Palu untuk pengobatan penyakit malaria. Selain itu, kulit kayu yang direbus dengan air dimanfaatkan untuk mengurangi rasa sakit dan demam. *** [250324]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar