“Where there’s tea, there’s hope” (Di mana ada teh, di situ ada harapan) adalah pemikiran bijak Sir Arthur Wing Pinero, seorang penulis drama Inggris yang produktif, yang diberi gelar kebangsawanan atas jasanya dalam drama sebagai rasa terima kasih atas penampilannya di panggung dan atas penyutradaraan panggung tidak kurang dari lima puluh sembilan drama.
Sir Arthur Wing Pinero (1855 —1934) adalah seorang penulis drama terkemuka pada akhir era Victoria dan Edwardian di Inggris yang memberikan kontribusi penting dalam menciptakan teater yang menghargai diri sendiri dengan membantu menemukan drama “sosial” yang menarik penonton yang modis. Leluconnya—yang terpelajar, dibangun dengan luar biasa, dengan alur cerita yang tepat dan tak terhindarkan serta penggunaan kebetulan yang brilian—terbukti memiliki nilai yang bertahan lama [
1Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2024, April 2). Sir Arthur Wing Pinero. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Arthur-Wing-Pinero
].CW Coffee: Coffee & Eatery, Malang |
Ujaran (quote) Arthur Wing Pinerao itu, terhayati saat saya diajak nongkrong teman dari Yayasan Percik Salatiga (YPS) di CW Coffee: Coffee & Eatery yang berada di Jalan Simpang Ijen No. 39 Blok B, Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, pada Senin (06/05) malam.
CW Coffee sendiri berdiri sejak 2015 dengan konsep café internet denga kecepatan tinggi yang buka 24 jam. Mula-mula bernama Cyber World iCafe, dan sejak 2019 dilakukan peremajaan dengan mengubah nama Cyber World iCafe menjadi CW Coffee.
Kehadiran Damar Waskitojati, S.Kom, M.Si dari YPS ini berkenaan dengan penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang di Indonesia dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronik dan Penyakit Jantung di kabupaten Malang, Jawa Timur.”
Nongkrong di CW Coffee, Malang |
Senin malam itu, teman dari YPS janjian bertemu dengan Ketua Ngalam Waste Bank (NWB) Kabupaten Malang di CW Coffee. Sambil menunggu Ketua NWB yang sedang menghadiri pertemuan dengan Bupati Malang di rumah dinasnya, saya diajak mojok di CW Coffee.
Tempat yang dipilih di halaman belakang yang out door dan sedikit remang-remang namun tidak sepadat yang berada di ruang dalam yang umumnya didominasi para mahasiswa. Mahasiswa senang berkumpul di situ, selain nyaman ala café kekinian, pemilik CW Coffee juga membuat branding produk dengan tulisan “Study From CW Coffee Free, No Participants Fee, Open For Public” yang begitu memikatnya.
Teman dari YPS memesan Classic Caffe Latte (Espresso Arabika + Susu) dan saya pilih Lemon Java Tea. Namun akhirnya yang terhidang di meja panjang yang membujur dari utara ke seletan di sisi timur halaman belakang itu, adalah Lemon Tea dan Java Tea, bukan Lemon Java Tea. Barista ternyata memisahkan Lemon Tea dan Java Tea. Jadi, pesanan saya yang harusnya satu gelas menjadi dua cangkir teh.
Lemon Tea dan Java Tea dalam tampilan dua cangkir ala CW Coffee, Malang |
Dua cangkir teh cukup menghangatkan tubuh sembari menunggu Ketua NWB untuk berdiskusi mengenai persampahan dari sudut pandang pengelola Bank Sampah. Waktu minum teh adalah kesempatan untuk bersantai dan menghargai lingkungan sekitar.
Teh merupakan ramuan menenangkan yang telah dinikmati selama berabad-abad, memiliki tempat istimewa di hati para penggemar teh di seluruh dunia. Dari momen tenang saat menyeruput secangkir hangat dalam kesendirian hingga pertemuan penuh semangat di mana teh menjadi pusat perbincangan, minuman ini memiliki cara untuk menenangkan jiwa dan menyegarkan indra.
Dua jam lebih saya dan teman dari YPS menunggu Ketua NWB di CW Coffee, namun tanpa terasa akhirnya perasaan yang telah menggelayuti diri antara bisa bertemu atau batal, terjawab sudah dengan kemunculannya di CW Coffee bersama istrinya. “Di mana ada teh, di situ ada harapan,” kata Sir Arthur Wing Pinero. *** [070524]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar