Seorang model, perancang busana, dan penata gaya Amerika, Laura “Luann” Bambrough (1964-2014), atau yang dikenal secara profesional sebagai L'Wren Scott, pernah berujar “I believe in stopping work and eating lunch” (Saya percaya untuk berhenti bekerja dan makan siang).
Ujaran (quote) ini berasa banget bagi Tim Penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Envronmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC), atau yang dikenal dengan penelitian “Dampak Polusi Udara terhadap Risiko Penyakit Paru-Paru Obstruktif dan Penyakit Jantung di Kabupaten Malang, Jawa Timur.”
Tim Penelitian NIHR, enumerator, dan staf PTM & Keswa Dinkes di Warung Podo Moro Mbak Ita Dempok |
Usai melakukan wawancara Annexure 2 dan in-depth interview Annexure 4 di Puskesmas Pagak, serta pengamatan langsung (direct observation) di Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, pada Sabtu (04/05), rombongan anggota Tim Penelitian NIHR bersama dengan dua enumerator dan seorang staf PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang diajak pimpinan rombongan Tim Penelitian NIHR, Sujarwoto, S.IP, M.Si, MPA, Ph.D, makan siang di kawasan tempat Wisata Mahoni Dempok (WMD).
WMD adalah suatu kawasan yang memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Air (SDA) di sisi timur Waduk Karangkates dengan menjadikan sebagai tempat wisata yang berdampak positif bagi perekonomian warga di sekitarnya.
Aneka menu hidangan makan siang bersama |
Di bagian sisi timur terlihat jajaran pohon mahoni yang menjadi saksi munculnya kuliner wisata di kawasan tersebut, sehingga daerah tersebut dikenal dengan Wisata Mahoni Dempok (WMD), yang berada di Dusun Dempok, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
Namun sekarang, kawasan WMD semakin berkembang setelah BumDes yang mengelola kawasan tersebut mendapatkan corporate social responsibility (CSR) dari PT Ekamas Fortuna. Pengembangannya diarahkan ke sebelah barat sisi timur waduk di dataran yang agak meninggi.
Suasana makan siang bersama di Wisata Mahoni Dempok, Desa Gampingan |
Di situlah, rombongan Tim Penelitian NIHR mangkal di antara jajaran warung yang menyediakan kuliner berbahan ikan maupun seafood lainnya, tepatnya di Warung Podo Moro Mbak Ita. Kesembilan orang ditambah seorang sopir mulai berkerumun di panggung lesehan yang berada di muka warung.
Setelah memesan food dan beverages, ada anggota rombongan yang memanfaatkan waktu tunggu masakan selesai untuk berkeliling di sekitar kawasan WMD untuk mengambil sejumlah gambar dengan pemandangan air yang menawan. Deretan perahu nelayan waduk dan perahu wisata untuk keliling waduk banyak merapat di tepian waduk. Sesekali juga terlihat seorang anak kecil menaiki kuda untuk wisata keliling WDM dengan dipandu seorang kusir.
Deretan perahu nelayan Waduk Karangkates dengan latar belakang lebatnya rerimbunan pohon mahoni |
Pemandangan hari itu, terlihat jelas karena mentari bersinar dengan teriknya. Lekukan punggung bukit yang mengitari kawasan WDM terlihat teksturnya secara transparan. Air waduk pun memantulkan sinar mentari membentuk kilauan-kilauan.
Setelah pesanan matang, rombongan pun kembali menuju panggung lesehan. Ada 14 piring lonjong berukuran sedang besar. Di situ ada sepring tumpukan lalapan (kol, kemangi, timun), dua piring mujaer bakar, dua piring terong goreng, tiga piring wader goreng, dua piring udang asam manis, gurami rica-rica pedas, dua piring tahu dan tempe goreng, dua loyang sambal, dan sepiring gurami goreng. Sedangkan, untuk minumannya mereka memilih kelapa muda utuh.
Sesuap makanan, sesendok tawa dalam makan siang bersama teman adalah resep kebahagiaan. Karena meluangkan waktu untuk makan saat makan siang sangat penting untuk kesehatan. Makan siang bersama memiliki keuntungan ganda, tidak hanya bagi kebugaran fisik tapi juga meningkatkan well-being. *** [050524]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar