Di sekeliling lapangan futsal yang berada di tengah-tengah lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Paras Poncokusumo begitu rindang. Pohon berukuran tinggi dan tanaman kecil berpadu membentuk sebuah taman.
Salah satu tanaman yang mengelilingi lapangan futsal itu terlihat deretan tanaman beras tumpah yang bergerombol, terutama yang berada di sisi barat lapangan futsal yang menuju ke bangunan bank sampah induk.
Di kalangan penjual tanaman hias, beras tumpah dikenal sebagai daun bahagia, blanceng, atau sri rejeki. Dinamakan beras tumpah karena warna daunnya yang berwarna hijau mengkilap di tengah-tengahnya terdapat bercak-bercak warna putih seperti tumpahan beras.
Selain keindahan daun dan bentuk tajuknya yang menjadikan tanaman hias yang populer yang biasa ditanam di pekarangan, tanaman beras tumpah juga diyakini sebagai simbolisme perlindungan dari hal-hal negatif.
Deretan tanaman beras tumpah (Dieffenbachia seguine) di Kompleks TPA Paras Poncokusumo, Kabupaten Malang |
Tanaman beras tumpah memiliki nama ilmiah Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott. Nama genus Dieffenbachia disematkan untuk mengenang dan menghormati Josef Friedrich Dieffenbach (1790 1863).
Dieffenbach adalah seorang tukang kebun dan kurator taman di Istana Kerajaan Schönbrunn (the Royal Palace Gardens Schönbrunn) di Wina ketika Heinrich Wilhelm Schott menjadi direkturnya [
1González, J. Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva. Flora Digital De La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
]. Konon ia membawa tanaman ini ke Austria dari Brazil sekitar tahun 1830. Sedangkan, julukan khusus seguine tidak diketahui asal usulnya (unknown).Spesies ini mula-mula dideskripsikan oleh botaniwan Austria kelahiran Belanda Baron von Nikolaus Joseph Jacquin (1727-1817) sebagai Arum seguine pada tahun 1760, dan dipublikasikan dalam Enumeratio Systematica Plantarum, Quas In Insulis Caribaeis vicinaque Americes continente detexit nouas, aut jam cognitas emandauit [
2Jacquin, Nicolai Josephi. (1760). Enumeratio Systematica Plantarum, Quas In Insulis Caribaeis vicinaque Americes continente detexit nouas, aut jam cognitas emandauit. Lugduni Batavorum: Apud Theodorum Haak. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/14652
], atau Enum. Syst. Pl. 31 (1760).Kemudian pada tahun 1832, botaniwan Austria kelahiran Moravia Heinrich Wilhelm Schott (1794-1865) melakukan revisi terhadap spesies Arum seguine dan memasukkannya ke dalam genus Dieffenbachia sehingga menjadi Dieffenbachia seguine, serta dipublikasikan dalam Meletemata Botanica [
3Schott, Henrico & Endlicher, Stephano. (1832). Meletemata Botanica. Vindobonae: Typis Caroli Gerold. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/page/28142661#page/5/mode/1up
], atau Melet. Bot. 1: 20 (1832).Daun tanaman beras tumpah (Dieffenbachia seguine) berwana hijau dengan bercak-bercak putih |
Selain memiliki nama ilmiah (scientific preferred name) dan banyak sinonim, Dieffenbachia seguine juga mempunyai nama-nama umum (common names): dumb cane, mother-in-law plant, poison arum (Inggris); prickblad (Swedia); Täpläkirjovehka (Finlandia); Schierlingsdieffenbachie, Schweigrohrwurzel (Jerman); dieffenbachia (Belanda); canne à gratter, pédiveau vénéneux (Prancis); cana muda, aro seguino, pataquina, oto de lagarto (Spanyol); comigo-ninguém-pode, diefembáquia, planta-dos-mudos (Portugis); pianta del muto (Italia); ifinbakhiatun ghamidatun (Arab); tora-kochu (India); wān x̂āy bı̂ (Thailand); beras tumpah, daun bahagia, blanceng, sri rejeki, bunga keladi putih (Indonesia); cǎi yè dài fěn yè (China); dicha, malanga de la dicha (Kuba); donkin (Guyana); aninga, bananeira d’água, canna-de-imbe (Brasil).
Tanaman beras tumpah (Dieffenbachia seguine) termasuk dalam famili Araceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Karibia hingga Amerika Tropis Selatan. Ia adalah subsemak yang tumbuh terutama di bioma tropis basah.
Dieffenbachia seguine (beras tumpah) adalah tanaman tahunan yang memiliki ciri daunnya yang besar dan mencolok. Daunnya berwarna hijau dengan garis-garis putih atau krem dan dapat tumbuh hingga panjang 30 sentimeter. Tanaman dapat mencapai ketinggian hingga 1,5 meter dalam kondisi optimal. Bunganya jarang mekar dan jika mekar, ia menghasilkan bunga kecil berwarna putih.
Getah tanaman beras tumpah (Dieffenbachia seguine) mengandung kalsium oksalat dan beracun. Oleh karena itu, penanganan tanaman dieffenbachia harus sangat hati-hati, terutama jika getahnya masuk ke mulut dan mata.
Batang tanaman beras tumpah (Dieffenbachia seguine) |
Salah satu respons yang dipicu oleh getahnya adalah pembengkakan pada tenggorokan, yang mengkibatkan tidak bisa berkata-kata (bisu sementara). Oleh karena itu salah satu nama umumnya adalah dumb cane.
Di Amazon, masyarakat adat menggunakan getahnya untuk meracuni anak panah mereka dan dulunya digunakan sebagai hukuman bagi budak, menyebabkan mulut bengkak dan sangat nyeri serta air liur berlebihan. Meskipun dieffenbachia beracun, mereka banyak dijual sebagai tanaman pot [
4Oxford Plants 400. Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott (Araceae). Department of Biology, University of Oxford. Retrieved from https://herbaria.plants.ox.ac.uk/bol/plants400/Profiles/CD/Dieffenbachia#:~:text=Dieffenbachia%20seguine%20(Jacq.),Schott%20(Araceae)&text=The%20genus%20Dieffenbachia%20was%20named,Austria%20from%20Brazil%20around%201830
].Ada beberapa manfaat yang bisa digunakan oleh manusia walaupun tanaman ini menjadi salah satu tanaman beracun dan patut diwaspadai. Di Brazil, dilaporkan penggunaan rebusan daunnya sebagai obat kumur untuk angina. Tingtur (ekstrak) akar digunakan untuk pruritus genital (rasa gatal pada kemaluan) dan asam urat serta dipakai untuk curare yaitu racun kompleks Indian Amerika Selatan yang digunakan pada ujung panah yang menyebabkan relaksasi dan kelumpuhan otot [
5Duke, James A., Bogenschutz-Godwin, Mary Jo, & Ottesen, Andrea R. (2009). Duke’s Handbook of Medicinal Plants of Latin America. Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group.
].Penduduk asli Hindia Barat dan Kepulauan Karibia menggunakan ekstrak Dieffenbachia seguine untuk menyebabkan kemandulan pria sementara yang berlangsung 24-48 jam [
6Walter, W. G., & Khanna, P. N. (1972). Chemistry of the Aroids I. Dieffenbachia seguine, amoena and picta. Economic Botany, 26(4), 364–372. http://www.jstor.org/stable/4253379
]. Sementara itu, di Guyana Prancis, batangnya digunakan untuk mengobati bisul leishmaniasis dan hasil lumatan dari seluruh tanaman yang ditumbuk, digunakan sebagai bahan curare oleh orang Amerindian Guyana Prancis [7DeFilipps, R. A., Maina, S. L., Crepin, J., & National Museum of Natural History (U.S.). Department of Botany. (2004). Medicinal plants of the Guianas (Guyana, Surinam, French Guiana). Dept. of Botany, National Museum of Natural History, Smithsonian Institution.
].Sedangkan, dalam laman housing.com yang membahas Dieffenbachia seguine: Facts, Benefits, Grow & Care Tipsnullnull (January 23, 2023) disebutkan bahwa di Amerika tropis, getahnya dioleskan untuk menyembuhkan asam urat dan rematik serta sebagai penangkal iritasi gigitan ular. Selain itu, kutil dan tumor diobati dengannya. Minyak bijinya digunakan pada luka, luka bakar, dan peradangan. *** [260524]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar