“Bagi saya, karpet rimbun yang terbuat dari daun pinus atau rumput spons lebih disukai daripada karpet Persia termewah.”
—Helen Keller (1880-1968), penulis Amerika, pembela hak-hak disabilitas, aktivis politik dan dosen
Berada di ketinggian 2175 meter di atas permukaan laut, tak heran Jemplang menjadi kawasan wisata alam yang menakjubkan. Jemplang adalah sebuah salah satu area atau pos dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terletak di Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Di daerah ini, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang spektakuler, mulai dari pegunungan yang memukau hingga kawah aktif gunung berapi Bromo. Jemplang juga sering dijadikan sebagai basecamp atau titik awal pendakian menuju Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Dari Jemplang, pendaki biasanya akan melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pane atau Ranu Kumbolo sebelum memulai pendakian ke puncak Gunung Semeru.
Pertigaan Jemplang, rest area tertinggi TNBT di Kabupaten Malang |
Jemplang juga menawarkan pemandangan alam yang memukau, seperti keindahan hamparan pegunungan dan kehidupan pedesaan yang masih sangat alami. Sehingga, kerap menjadi tujuan wisata yang populer bagi pecinta alam dan fotografi karena keindahan alamnya yang unik dan memesona.
Ahad (30/06) siang usai mengikuti acara bersih-bersih sampah plastik di pinggir Waduk Karangkates, saya diajak Wakil Direktur (Wadir) Yayasan Percik Salatiga (YPS) mengadem (menyejukkan diri) di Jemplang yang berhawa dingin.
Kaldera Bromo berupa lautan pasir |
Perjalanan dari Kepanjen menuju Jemplang sekitar satu jam lamanya. Selepas melewati Poncokusumo naik menuju Desa Ngadas, Anda akan disuguhi pemandangan yang indah. Desa Ngadas sendiri salah satu dari beberapa desa adat yang berada di dalam TNBTS.
Ngadas adalah satu-satunya desa yang didiami Suku Tengger yang berada di Malang. Suku Tengger sudah menempati kawasan tersebut sejak ratusan tahun lalu dan turut menjaga keseimbangan alam di sana. Keberadaan mereka dikenal masih memegang adat istiadat dan budaya meskipun tidak tertulis. Awal mula keberadaan Desa Ngadas dimulai tahun 1774. Ketika itu, terdapat seorang seorang tokoh bernama Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya yang membuka Desa Ngadas. Orang-orang Tengger yang mendiami Ngadas sekarang pun merupakan keturunan Mbah Sedhek beserta 7 pengikutnya [
1Taman Ilmu SMPN 1 KK. Desa Wisata Adat Ngadas Malang. Retrieved from https://anyflip.com/gurza/stbu
].Puncak Gunung Semeru dilihat dari Jemplang |
Begitu memasuki pintu masuk kawasan TNBTS di resor Coban Trisula, pengunjung harus membeli tiket masuk dulu. Setelah itu, Anda akan mulai perjalanan menanjak berkelok-kelok yang kiri kanannya terdapat hutan yang masih alami yang sesekali diselingi lereng pegunungan yang ditanami aneka sayur-sayuran maupun kentang. Kentang suku Tengger begitu terkenal.
Sekitar 8 kilometer dari pintu masuk tadi hingga sampai Jemplang. Begitu memasuki area parkir di Jemplang yang merupakan rest area tertinggi, Anda akan merasakan sejuknya udara dan takjub dengan pemandangan yang disuguhkan di kawasan tersebut.
Bromo Hillside berarsitektur unik di timur rest area Jemplang |
Kawasan Jemplang cukup ramai. Pengunjung bisa menyaksikan Bukit Jemplang dengan hijaunya padang sabana Bromo bagai permadani hijau akan langsung menyambut wisatawan ketika masuk kaldera Bromo. Pertigaan Jemplang adalah salah satu yang terbaik untuk sekadar jalan-jalan santai melepas penat.
Di selatan area parkir terdapat deretan warung yang bisa untuk nongkrong sambil mencicipi kopi Tengger, atau bakso. Di bukit depan area parkir berdiri Bromo Hillside, sebuah café unik yang menyuguhkan bangunan dengan sky bridge melingkar di area rooftop yang mengajak wisatawan menyaksikan 360 derajat keindahan alam Bromo. Selain itu, Anda juga bisa kongkow santai di lantai dasar café ini.
Menikmati kopi Tengger di rest area Jemplang |
Bagi peminat Plant Sociology seperti saya ini, Jemplang membantu saya hunting tanaman yang ada di kawasan tersebut untuk dipotret sambil menikmati kemegahan puncak Gunung Semeru yang terlihat jelas di sebelah barat, yang sesekali menyemburkan asap.
Jika Anda mempertimbangkan untuk “ngadem” (beristirahat atau bersantai) di Jemplang, itu bisa berarti istirahat dari hiking atau menjelajahi Gunung Bromo dan sekitarnya. Ini cara yang bagus untuk menyerap budaya lokal dan menikmati ketenangan pedesaan Indonesia serta menjadi sarana healing. Kata Albert Einstein (1879-1955), seorang jenius fisikawan kelahiran Jerman, “Look deep into nature, and then you will understand everything better” (Lihatlah jauh ke dalam alam, dan Anda akan memahami segalanya dengan lebih baik). *** [020724]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar