Di depan Warung Sahabat yang berada di tepian Waduk Karangkates yang beralamatkan di Dusun Dadapan RT 25 RW 06 Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, terlihat pohon talok tumbuh subur.
Ia tumbuh di sebelah utara pohon beringin, atau tepat di sudut pertemuan antara jalan menurun menuju ke dermaga penyeberangan dengan jalan menuju ke tanggul atau Dusun Druju yang berupa paving block.
Orang Malang menyebut pohon ceri. Orang Solo menamai dengan pohon talok. Orang Kalimantan, Lombok, dan Makassar menyebutnya dengan pohon kersen. Pohon tersebut rimbun dan berbuah ceri. Ceri merupakan buah berbji berdaging.
Pohon talok (Muntingia calabura) |
Pohon talok memiliki nama ilmiah Muntingia calabura L. Nama genus Muntingia diberikan untuk menghormati Abraham Munting (1626-1683) [
1Bissanti, Guido. (6 January 2024). Muntingia calabura. Un Mundo Ecosostenibile: dentro i codic della Natura. Retrieved from https://antropocene.it/en/2024/01/06/muntingia-calabura-2/
]. Abraham Munting adalah seorang ahli botani, dokter, dan seniman botani Belanda. Ia mengambil serta memperluas kebun raya yang didirikan oleh ayahnya Henricus Munting. Taman ini dikenal sebagai 'Surga Groningen' dan menjadi salah satu taman paling terkenal pada masanya. Rekan-rekan ahli botani mengiriminya benih berbagai tanaman eksotik dari Hindia Belanda, Hindia Timur dan Hindia Barat, Afrika Selatan, Amerika, dan lain-lain [2incollect. SET OF 6 BLACK AND WHITE BOTANICAL PRINTS BY ABRAHAM MUNTING (1626-1683). Retrieved from https://www.incollect.com/listings/fine-art/prints/abraham-munting-set-of-6-black-and-white-botanical-prints-by-abraham-munting-1626-1683-347241
].Sedangkan, julukan khusus calabura berasal dari nama lokal dari tanaman tersebut yang telah dikenal secara umum di daerah asalnya, yaitu Amerika Tropis pada umumnya maupun Jamaika pada khususnya [
3Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Muntingia calabura. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/muntingia-calabura/?lang=en
].Spesies Muntingia calabura dideskripsikan oleh botaniwan Swedia Carolus (Carl) Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, dan dipublikasikan dalam Species plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus I [
4Linnaei, Caroli, (1753). Species plantarum, Exhibentes Plantas Rite Cognitas, Ad Genera Relatas, Cum Differentiis Specificis, Nominibus Trivialibus, Synonymis Selectis, Locis Natalibus, Secundum Systema Sexuale Digestas. Tomus I. Holmiae: Impensis Laurentii Salvii. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/item/13829
], atau Sp. Pl. 1: 509 (1753).Bunga talok (Muntingia calabura) |
Nama-nama umum (common names) dari Muntingia calabura: calabura, capulin, jam tree, Jamaican cherry, Panama berry, strawberry tree (Inggris); Jamaica-kirsche, Panama-beere, Singapur-kirsche (Jerman); Japanse kers (Belanda); bois de soie marron, bois d’orme, bois ramier, cerisier de Panama (Prancis); capulí, capulín, cereza, majagua, nigüito (Spanyol); calabura, pau de seda (Portugis); hnget thagya (Myanmar); khoom sôm, khoom somz (Laos); mat sam, trung ca (Vietnam); kakhop, krakhob barang (Kamboja); krop farang, takhop farang (Thailand); buah ceri, kerkup, kerukup Siam (Malaysia); talok, kersen, keres, ceri (Indonesia); aratiles, datiles, latires, ratiles (Tagalog); calabur tree, capuleen (Belize); calabura, cereja-das-Antilhas, pau-de-seda (Brasil); strawberry tree (Jamaika); bolaina, bolina yamanza, guinda yunanasa, iumanasa, mullacahuayo, mullaca-huayo, yumanaza (Peru).
Pohon talok (Muntingia calabura) termasuk dalam famili Muntingiaceae, dan daerah jelajah asli spesies ini adalah Meksiko hingga Amerika Tropis Selatan. Ia tumbuh terutama dibioma tropis yang kering secara musiman.
Muntingia calabura (talok) merupakan tanaman perdu yang tingginya mencapai 3-12 meter. Cabangnya seperti kipas dan terkulai sehingga menghasilkan bentuk pohon yang berjenjang. Daunnya sederhana, bulat telur-lanset, hijau tua dan berbulu halus di sisi atas, pangkal helai daun asimetris, dan tepi daun bergerigi. Bunganya berwarna putih dengan bau yang khas dan agak kecil. Buahnya mula-mula berwarna hijau, ketika matang berubah menjadi merah cerah, dan isinya encer dengan ribuan biji kecil berwarna kuning yang tersebar sempurna di dalamnya, sedangkan buah matang rasanya manis.
Buah talok (Muntingia calabura) yang masih mudah |
Pohon talok (Muntingia calabura) memiliki banyak kegunaan. Digunakan untuk kayu bakar di daerah asalnya. Ketika benar-benar kering, kayu akan terbakar dengan cepat, menghasilkan nyala api yang besar dengan sedikit asap dan panas yang menyengat.
Di Florida selatan, pohon talok dibudidayakan untuk tanaman peneduh dan sekaligus diambil buahnya. Di Karibia, digunakan untuk kecantikan. Kulit kayunya menghasilkan serat yang keras dan halus yang digunakan untuk kain kulit kayu dan tali pengikat.
Karena hasil selulosanya sebesar 43 persen, pohon ini dianggap sebagai sumber pulp kertas yang potensial di Brasil. Buah beri yang manis dan berair banyak dicari oleh anak-anak dan ternak, burung, kelelawar, serta satwa liar lainnya [
5Raker, C. (4/11/1995). Muntingia calabura: Strawberry-tree. Nature Serve Explorer. Retrieved from https://explorer.natureserve.org/Taxon/ELEMENT_GLOBAL.2.156197/Muntingia_calabura
].Batang dan ranting talok (Muntingia calabura) |
Selain itu, talok (Muntingia calabura) juga mempunyai manfaat dalam pengobatan. Di Peru, bunga dan kulit kayunya digunakan sebagai antiseptik dan mengurangi pembengkakan pada ekstremitas bawah, sedangkan daunnya, direbus atau direndam dalam air, digunakan untuk mengurangi tukak lambung dan pembengkakan kelenjar prostat, serta meredakan sakit kepala dan selesma.
Di Kolombia, infus bunganya digunakan sebagai obat penenang dan tonik. Di Meksiko, tanaman ini digunakan untuk mengobati campak, jerawat di mulut, dan sakit perut. Di Filipina, bunganya juga digunakan untuk mengobati sakit kepala dan pilek atau sebagai obat penenang, antispasmodik, dan antidispeptik. Di Vietnam, akar Muntingia calabura digunakan sebagai emmenogogue, dan di Malaysia digunakan sebagai obat aborsi [
6Mahmood, N. D., Nasir, N. L. M., Rofiee, M. S., Tohid, S. F. M., Ching, S. M., Teh, L. K., … Zakaria, Z. A. (2014). Muntingia calabura: A review of its traditional uses, chemical properties, and pharmacological observations. Pharmaceutical Biology, 52(12), 1598–1623. https://doi.org/10.3109/13880209.2014.908397
].Dalam penelitian modern, Muntingia calabura memiliki aktivitas antidiabetik, antioksidan, antinociceptive, antiulcer, dan antiinflamasi serta berpotensi menjadi kandidat pangan fungsional untuk memperbaiki kondisi diabetes dan stres oksidatif [
7Taslim, N.A., Sutisna, N., Nurkolis, F., Qhabibi, F.R., Kurniawan, R., & Mayulu, N. (2023). Dietary supplementation of Muntingia calabura leaves ameliorates reactive oxygen species and malondialdehyde levels: clinical study on alloxan-induced hyperglycemic rats. Clinical Nutrition Open Science 48: 87-96. https://doi.org/10.1016/j.nutos.2023.03.004
].Sementara itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arif Nur Muhammad Ansori et. al. (2021) [
8Arif Nur Muhammad Ansori, Viol Dhea Kharisma, Tridiganita Intan Solikhah. Medicinal properties of Muntingia calabura L.: A Review. Research Journal of Pharmacy and Technology. 2021; 14(8):4509-2. doi: 10.52711/0974-360X.2021.00784 Available on: https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2021-14-8-90
], dilaporkan bahwa Muntingia calabura menjadi sumber besar senyawa baru dengan bioaktivitas berbeda, seperti antiinflamasi, antikanker, antivirus, antibakteri, dan pelindung jantung. Antioksidan juga berperan dalam meningkatkan kesehatan, dan diproyeksikan sebagai kandidat untuk pengembangan obat di masa depan melawan SARS-CoV-2. *** [070824]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar