Sabtu, September 28, 2024

Wedangan Pak Untung: Saksi Tiga Alumni SMP N 19 Surakarta Berkumpul

  Budiarto Eko Kusumo       Sabtu, September 28, 2024
Tiga alumni SMP N 19 Surakarta angkatan pertama berkumpul di Wedangan Pak Untung Solo

SMP 19 Surakarta siaga mengabdi nusa
Dengan giat belajar dan bekerja menuju cita-cita
Tunas muda pembawamu negeri pembela Pancasila sakti
Penerus generasi tanah air Indonesia
Patuh serentak siswa harapan bangsa hingga pembangunan semesta
Setia patuh di naungan pembina ... Tut Wuri Handayani
-Mars SMP 19 Surakarta 

Tiga alumni SMP Negeri 19 Surakarta dari kelas 1 hingga 3 B – Budi Susilo, Maryanto, dan saya – bertemu dalam Wedangan Pak Untung yang beralamatkan di Jalan Agus Salim No. 39 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, atau yang beken dengan sebutan Kota Solo, pada Kamis (26/09).
Tiga alumni itu nongkrong di meja di bawah pohon kelengkeng, yang berada di belakang potong rambut M. Doddy. Kita ngobrol nostalgia semasa di bangku SMP hingga kekinian. Dengan Budi Susilo yang berjambang lebat itu baru sekali bersua usai lulus dari SMP sekitar 40 tahun yang silam. Sedangkan, dengan Maryanto kerap bertemu.
Tiga alumni itu memiliki jalan hidup yang berbeda-beda namun kebersamaan tetap terjaga. Budi Susilo mahir dalam pertekstilan, Maryanto dalam perkayuan, dan saya biasa berkecimpung dalam data penelitian. Namun hal itu bukan suatu penghalang bagi mereka untuk ngobrol dan bercanda.
Tiga alumni tersebut sejak SMP memang bersahabat. Hampir tiap hari dulu kita berkumpul di rumah Budi Susilo yang memiliki pendopo dengan dikelilingi banyak tanaman dan kolam ikan. Sehingga, kendati jalan hidupnya tidak sama akan tetapi setiap bertemu mereka bisa merasakan kebersamaan kembali.
Wedangan Pak Untung menjadi saksi tiga alumni SMP N 19 Surakarta berkumpul untuk bercerita nostalgia atau kenangan masa di bangku SMP dengan kesederhanaan yang menjadi “bahan bakar” untuk meraih cita yang penuh asa sesuai selera mereka.
Suasana pertemuan tiga alumni SMP N 19 Surakarta angkatan yang pertama itu seolah-olah terpatri dalam kutipan Tennessee Williams (1911-1983), seorang sastrawan asal Amerika Serikat, “Time doesn't take away from friendship, nor does separation” (Waktu tidak menghilangkan persahabatan, begitu pula perpisahan).
Kutipan (quote) ini menunjukkan bahwa persahabatan sejati dapat bertahan meskipun waktu berlalu dan jarak fisik menjauh. Kutipan ini menekankan bahwa ikatan yang kuat bersifat tangguh; bahkan jika teman-teman terpisah atau tidak bertemu satu sama lain dalam beberapa waktu, hubungan mereka tetap utuh. Kutipan ini menyoroti gagasan bahwa persahabatan sejati didasarkan pada ikatan emosional yang lebih dalam, bukan sekadar kontak yang sering. Intinya, nilai persahabatan melampaui waktu dan jarak.
Pertemuan ini bisa terlaksana karena sebuah kebetulan. Budi Susilo yang tinggal di daerah Colomadu pas longgar. Maryanto yang sedang merampungkan pekerjaan perkayuan di Gresik juga bisa ambil libur, dan saya pun kebetulan mendapatkan tumpangan mobil dari teman-teman di Yayasan Percik Salatiga (YPS) yang hendak kembali ke Salatiga dari Kepanjen, Kabupaten Malang.
Kebetulan yang menjadi pertemuan itu setidaknya lebih menyenangkan ketimbang angan-angan yang ada di awan saja. Gercep (gerak cepat) dari teman-teman alumni itu patut diapresiasi. Begitu saya tiba di Solo dan japri, langsung siangnya bertemu.
Pertemuan selama tiga jam itu seakan telah menyirami rasa kangen dengan teman-teman kala masih duduk di bangku SMP. Teman-teman itu juga turut menjadi saksi perjalanan berdirinya SMP N 19 Surakarta. *** [280924]


logoblog

Thanks for reading Wedangan Pak Untung: Saksi Tiga Alumni SMP N 19 Surakarta Berkumpul

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog