Di samping Warung Rujak Bu Mutmainah atau Coffee Time, langganan Hendrik Nugroho, salah seorang teman sewaktu bertugas penelitian STAR (The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery) di Aceh (2006-2010), terdapat tanaman cantik dengan bracts (daun pelindung) yang warnanya merah.
Tanaman tersebut berada di halaman rumah Pak Eko, yang berada tepat di sebelah barat Warung Rujak Bu Mutmainah, beralamatkan di Dusun Diyeng RT 16 RW 03 Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Tumbuhan tersebut dikenal dengan kastuba. Orang Aceh menyebutnya pohon silaklak. Orang Sunda menamainya kigeulis. Orang Jawa mengenal dengan sebutan racunan. Orang Tengger dari Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menamai kudisan, dari Desa Beleq, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, menyebutnya tampak bela.
Tanaman kastuba (Euphorbia pulcherrima) |
Tanaman kastuba memiliki nama ilmiah Euphorbia pulcherrima Willd. ex Klotzsch. Nama genus Euphorbia diciptakan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778) pada tahun 1753, untuk menghormati Euphorbus, dokter pribadi Raja Numidia dari Mautitania, yakni Raja Juba II (52 SM – 23 M). Juba menempuh pendidikan di Roma dan menikah dengan putri Cleopatra dan Marcus Antonius (Mark Antony) [
1González, J. "Explicación Etimológica de las Plantas de La Selva". Flora Digital De La Selva: Organización para Estudios Tropicales. Retrieved from https://sura.ots.ac.cr/florula4/docs/ETIMOLOGIA.pdf
]. Euphorbus melakukan penelitian terhadap tanaman dan mendedikasikan untuk Raja Juba II dalam sebuah karya yang menggambarkan khasiat obatnya [2Puccio, Pietro (Text) & Beltramini, Mario (English translation). Euphorbia punicea. Monaco Nature Encyclopedia: Discover the biodiversity. Retrieved from https://www.monaconatureencyclopedia.com/euphorbia-punicea/?lang=en
].Sedangkan, julukan khusus pulcherrima berasal dari bahasa Latin “pulcher” (cantik dan menawan) [
3North Carolina Extension Gardener Plant Toolbox. Caesalpinia pulcherrima. NC State Extension. Retrieved from https://plants.ces.ncsu.edu/plants/caesalpinia-pulcherrima/
], mengacu pada bracts yang dimiliki tanaman tersebut berwarna merah menyala yang kontras dengan warna daunnya, sehingga penampilan tanaman ini begitu mencolok.Spesies ini mula-mula dinamai Euphorbia pulcherrima oleh botaniwan Jerman Carl Ludwig Willdenow (1765-1812) namun tidak dideskripsikan secara ilmiah dan tidak diterbitkan. Kemudian pada tahun 1834, botaniwan Jerman Johann Friedrich Klotzsch (1805-1860) melengkapi spesies yang diberi nama oleh Willdenow dengan deskripsi ilmiah dan dipublikasikan dalam Allgemeine Gartenzeitung. Zwiter Jahrgang [
4Otto, Friedrich & Dietrich, Albert. (1834). Allgemeine Gartenzeitung. Zwiter Jahrgang. Berlin: Verlag Raudschen Buchhandlung. Retrieved from https://www.biodiversitylibrary.org/page/14572585#page/28/mode/1up
], atau Allg. Gartenzeitung (Otto & Dietrich) 2(4): 27 (1834).Bunga dan bracts kastuba (Euphorbia pulcherrima) |
Klotzsch memberikan kontribusi yang signifikan terhadap klasifikasi dan deskripsi berbagai spesies tanaman, dan karyanya tentang Euphorbia pulcherrima menyoroti nilai ornamen dan karakteristik bunga yang unik. Bracts tanaman yang berwarna-warni dan hubungannya dengan tradisi liburan telah membuatnya dikenal luas dan dibudidayakan di seluruh dunia.
Selain nama ilmiah (preferred scientific name), Euphorbia pulcherrima juga mempunyai nama-nama umum (common names): Christmas flower, Christmas star, common poinsettia, lobster plant, Mexican flame-leaf, painted leaf (Inggris); julstjärna (Swedia); Julestjerne (Denmark); Adventsstern, Weihnachtsstern (Jerman); prachtwolfsmelk (Belanda); euphorbe superbe, poinsettia, rose de Noël, étoile de Noël (Prancis); bandera, catalina, estrella de Navidade, flor de noche buena, guacamayo, nochebuena, pascuero, poinsetia (Spanyol); bico-de-papagaio, cardeais, estrela-de-Natal, flor-de-janeiro, flor-de-Santo-Antônio, flor-de-São-João, folha-de-sangue, jangada, manhãs-de-Pascoa, poinsétia (Portugis); stella di Natale, poinsettia (Italia); lalpatta (Hindi); lalupate (Nepal); cheu eun, poh pan, song ra-doo (Thailand); kastuba (Indonesia); pascuas (Tagalog); yī pǐn hóng (China); shôjôboku, poinsechia (Jepang); papagaio, rabo-de-arara (Brasil).
Tanaman kastuba (Euphorbia pulcherrima) termasuk dalam famili Euphorbiaceae, dan daerah asal spesies ini adalah Meksiko hingga Guatemala. Ia tumbuh terutama di bioma tropis yang kering secara musiman.
Daun kastuba (Euphorbia pulcherrima) |
Euphorbia pulcherrima (kastuba) merupakan semak abadi yang tumbuh hingga ketinggian 3,3 meter bila dibiarkan tumbuh di alam liar. Daunnya tipis berwarna hijau tua berbentul oval dengan tepi halus, atau lobus runcing dan ujung yang panjang serta tipis. Daunnya muncul dari batang tegak hijau yang halus. Bunganya tumbuh di ujung batang. Bunganya sebenarnya cukup kecil (mereka adalah struktur kuning di bagian tengah "bracts" berwarna cerah).
Karena morfologinya ini, kastuba (Euphorbia pulcherrima) menjadi tanaman hias komersial yang populer, yang telah didomestikasi dan ditingkatkan melalui teknik pemuliaan tradisional untuk menghasilkan kultivar dengan perbungaan yang menghasilkan bracts (daun pelindung) yang berwarna merah, jingga, merah muda atau putih karena adanya akumulasi atau tidaknya antosianin jenis sianidin atau pelargonidin.
Selain dikenal sebagai tanaman hias, Euphorbia pulcherrima (kastuba) juga merupakan tanaman obat penting yang digunakan dalam sistem tradisional karena khasiat penyembuhannya seperti potensi analgesik, antipiretik, antiinflamasi, potensi sedasi, dan antidepresan serta penyembuhan penyakit seperti penyakit kulit.
Batang kastuba (Euphorbia pulcherrima) |
Bagian udara (aerial part) Euphorbia pulcherrima digunakan dalam sistem tradisional untuk pengobatan penyakit seperti sembelit yang terjadi secara normal/lambat, penyakit kulit, dan peningkatan sekresi ASI pada ibu menyusui. Selain itu, Euphorbia pulcherrima didokumentasikan memiliki berbagai aktivitas biologis in vitro dan in vivo [
5Aljohani, A. S. M., Alhumaydhi, F. A., Rauf, A., Hamad, E. M., & Rashid, U. (2022). In Vivo Anti-Inflammatory, Analgesic, Sedative, Muscle Relaxant Activities and Molecular Docking Analysis of Phytochemicals from Euphorbia pulcherrima. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM, 2022, 7495867. https://doi.org/10.1155/2022/7495867
].Di Tiongkok, kastuba (Euphorbia pulcherrima) telah digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan hipermenore, memar, pendarahan traumatis, dan patah tulang [
6Dai, Y., Liu, S., Xu, J., Zhao, C., & Gu, Q. (2019). Triterpenoids from Euphorbia pulcherrima with inhibitory effects on osteoclastogenesis. Fitoterapia, 134, 355–361. https://doi.org/10.1016/j.fitote.2019.02.028
]. Selama abad ke-14-16 getah Euphorbia pulcherrima digunakan untuk mengendalikan demam [7Tropical Plant Database – Plant Details. Euphorbia pulcherrima. Hawaii: National Tropical Botanical Garden. Retrieved from https://ntbg.org/database/plants/detail/euphorbia-pulcherrima
].Sementara itu, Basnett et. al. (2024) [
8Basnett, A., Pradhan, S., Das, R., Sharma, C., & Mohanty, J.P. (2024). Euphorbia Pulcherrima: A Scientific Update. IJBPAS, 13(5): 2233-2243. https://doi.org/10.31032/IJBPAS/2024/13.5.8006
] menceritakan bahwa di Meksiko dan Guatemala, kastuba (Euphorbia pulcherrima) telah digunakan sebagai losion penghilang bulu. Lateksnya telah digunakan sebagai anti-muntah dan pengobatan sakit gigi. Rasa sakit dan nyeri telah diobati dengan tapal daun. Meskipun ada masalah keamanan, seluruh tanaman dan getahnya (lateks) digunakan untuk membuat obat-obatan. Tanaman ini diyakini dapat menyebabkan aborsi jika dikonsumsi oleh wanita hamil, namun demikian beberapa orang mengonsumsi kastuba untuk mengobati demam dan meningkatkan produksi ASI. Dalam penemuan terkait, telah diklaim bahwa daun tanaman tersebut memiliki beberapa kemampuan penyembuhan luka seperti ekstrak etanol dan ekstrak bebas air. *** [220924]
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh ......
BalasHapusMmmuuuaaannntttaaappp pisan euy ......