Senin, Oktober 07, 2024

Melihat Kemeriahan Bantengan Di Jalan Sidoluhur Dilem

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Oktober 07, 2024
Bak pasar malam! Bantengan yang diadakan di Jalan Sidoluhur RT 07 RW 01 Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang itu terlihat meriah. Tidak hanya menampilkan kesenian saja, akan tetapi juga diikuti dengan lapak-lapak para pedagang yang menjajakan di dekat lokasi bantengan tersebut.
Di sepanjang Jalan Sidoluhur yang berada di RT 07 RW 01, tercatat ada 29 lapak berada di sisi lokasi bantengan dan 6 lapak di sebelah barat lokasi bantengan atau berada di sekitar Langgar Waqof Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Sedangakan, yang berada di RT 01 RW 02 sebelah barat saluran irigasi terdapat 21 lapak.

Penonton melihat panggung pertunjukkan bantengan yang dipagari bambu

Deretan lapak penjual – kuliner, barang pecah belah, arena permainan anak, dan aksesoris - yang memanjang dari timur ke barat itu  menampilkan lampu yang menyala terang sehingga membentuk pasar malam.
Pertunjukkan kesenian bantengan ini mampu menyedot penonton. Bantengan adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Jawa, khususnya di Jawa Timur. Kesenian ini biasanya melibatkan tarian yang diiringi musik dan diwarnai dengan penampilan wayang yang menggambarkan cerita rakyat atau mitos lokal.
 
Atraksi bantengan di dalam pagar bambu, dan ketika mberot akan keluar dari pagar bambu

Konon jejak kesenian ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Singhasari, yang diyakini memiliki fungsi religius dan digunakan dalam upacara-upacara tertentu serta ritual adat. Hingga saat ini, kesenian tradisional bantengan telah berkembang di beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Mojokerto, Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Pasuruan.
Bantengan dimainkan oleh dua orang, satu orang berada di depan sebagai kepala dan kaki depan, dan satu lagi berada di belakang sebagai ekor untuk mengendalikan tarian banteng itu sendiri. Polanya seperti barongsai. Yang membedakannya hanya tampilan sosoknya.
 
Lapak sisi timur panggung di Jalan Sidoluhur RT 07 RW 01 Desa Dilem

Sesuai namannya, dalam pertunjukan bantengan, para penari biasanya mengenakan kostum yang mencolok, sering kali menampilkan topeng atau atribut hewan, seperti banteng. Tarian ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam, sering kali terkait dengan tradisi agraris dan penghormatan terhadap alam.
Bantengan juga sering diadakan dalam acara perayaan, seperti pesta panen atau festival budaya, dan menjadi salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya lokal. Jika Anda tertarik, ada banyak aspek menarik dari kesenian ini, mulai dari teknik tarian hingga musik yang digunakan!

Lapak sisi barat panggung di Jalan Sidoluhur RT 07 RW 01 Desa Dilem, depan Langgar Waqof Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Penonton tidak datang dari Desa Dilem saja, tetapi juga dari desa sekitarnya maupun luar desa lainnya. Termasuk di antaranya penghuni Sekretariat SMARThealth turut keluar untuk melihat kemeriahannya.
Keunikan dari kesenian bantengan adalah tatkala pemainnya yang konon mengalami kesurupan mulai berulah. Istilah Jawanya mberot (lari dan mengamuk). “Kudu mberot ya iku pratandha dadi kang marai nganiaya ing lyan” (Harus mberot sebagai pertanda pemain mulai kesurupan yang terkadang akan mengganggu orang lain).

Lapak sisi barat di Jalan Sidoluhur RT 01 RW 02 Desa Dilem, barat saluran irigasi

Pada momen ini, biasanya penonton terlebih ibu-ibu dan anak-anak akan lari tunggang langgang takut kena mberot pemain bantengan. Namun demikian, umumnya panitia akan membekali kesenian bantengan itu dengan menghadirkan pawang yang mampu membimbing pemain bantengan yang mberot kesurupan agar tidak mengganggu orang lain. Yang mberot biasanya pemain bagian depan yang memegang topeng bantengnya.
Bantengan di Jalan Sidoluhur, Desa Dilem, lokasinya dipagari setinggi orang. Sehingga ketika ada pemain yang mulai mberot-mberot, ia harus melompati pagar terlebih dahulu sehingga penonton yang ada di dekatnya bisa siap-siap untuk lari.
Meski demikian, kesenian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal. Selain itu, juga muncul aktivitas ekonomi dengan kemunculan lapak-lapak penjual yang menyertainya. Sehingga suasana gelaran bantengan tersebut meriah bak pasar malam! *** [071024]


logoblog

Thanks for reading Melihat Kemeriahan Bantengan Di Jalan Sidoluhur Dilem

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog