"Kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal." - Orrin Hatch
Kehadiran orangtua di wisuda sarjana anak sangat berarti, karena ini menandai pencapaian akademis yang besar. Orangtua sering merasakan kebanggaan dan haru, serta kesempatan untuk merayakan perjalanan pendidikan anak. Momen ini juga bisa menjadi waktu untuk refleksi atas kerja keras dan pengorbanan yang telah dilakukan selama ini.
Jumat (27/09) pagi, saya, istri dan anak wedok ragil mengantar anak wedok mbarep mengikuti upacara wisuda periode 1 tahun akademik 2024/2025 di Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang beralamatkan di Jalan Adi Sucipto No. 33 Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Wisuda periode 1 tahun akademik 2024/2025 di Kampus “Towards world class university” terbagi dalam 2 hari, yakni Kamis (26/09) dan Jumat (27/09). Akan tetapi untuk FKIP, Fakultas Geografi, dan Fakultas Teknik dijadwalkan secara bersamaan pada hari keduanya, yaitu Jumat.
Wisuda anak wedok mbarep di Gedung Edutorium UMS (Foto: 27/09/2024) |
Undangannya tertera pukul 07.30 WIB, anak wedok mbarep yang akan diwisuda menjadi sarjana pendidikan itu mengajak berangkat pada pukul 06.00 WIB. Kebetulan, semalam ia mendapat pinjaman mobil dari orangtua teman akrabnya sewaktu duduk di bangku SMA Negeri 2 Surakarta – kebetulan nama panggilannya sama dengan anak wedok mbarep, yang rumahnya masih satu kelurahan dengannya.
Berangkat dengan menjemput temannya yang ingin ikut menyaksikan wisudanya dulu di rumahnya, kemudian terus langsung menuju ke Gedung Induk Siti Walidah UMS untuk melakukan sesi foto bersama dengan keluarga sebelum acara wisuda berlangsung.
Di halaman gedung itu, sudah banyak yang berdatangan. Ada yang datang dari luar kota dan luar pulau. Mereka juga melakukan hal yang sama, yaitu berfoto ria di lingkungan kampus yang cukup megah.
Dari Gedung Siti Walidah, barulah mereka berangkat menuju ke Gedung Edutorium UMS yang berjarak sekitar 2,2 kilometer. Saya dan keluarga serta teman anak wedok mbarep menerabas melewati Kampus Politeknik ATMI Surakarta.
Suasana upacara wisuda program sarjana, magister dan doktor periode 1 tahun akademik 2024/2025 |
Begitu sampai parkiran Gedung Edutorium, saya dan keluarga serta teman anak wedok mbarep langsung menuju ke tangga menuju pintu A. Mengapa pintu A? Karena di undangan sudah diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan orang di satu pintu saja. Ada beberapa pintu untuk bisa mengakses masuk ke Gedung Edutorium tersebut.
Selain anak wedok mbarep, saya dan istri juga masuk ke dalam gedung. Sedangkan, anak wedok ragil dan teman SMA anak wedok mbarep menunggu di selasar gedung yang melingkar. Mereka melihat prosesi wisuda lewat layar televisi LED berukuran besar.
Begitu duduk di tempat duduk yang telah ditentukan panitia, saya dan istri bersama dengan orangtua yang lainnya menyaksikan prosesi upacara wisuda. Dengan mengenakan toga, anak wedok mbarep begitu dipanggil ke depan, langsung berjalan ke depan dan terus menundukkan kepala agar rumbai yang ada di topi hitam dipindahkan dari kanan ke kiri, sebagai pertanda ia telah diwisuda. Suasana seperti ini yang sering kali menjadi momen emosional dan simbolis, terutama seorang ibu.
Pelukan orangtua saat wisuda anak |
Ini menunjukkan dukungan dan kebanggaan atas pencapaian anak, sekaligus mengukuhkan hubungan keluarga. Momen ini bisa memperkuat ikatan dan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi semua pihak.
Sesuai Laproran dari Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, mengatakan bahwa wisuda di tahun ini mewisuda ratusan ribu mahasiswa S1 dan 123 mahasiswa S2. di antaranya ada yang berasal dari luar negeri selain dari yang luar pulau. Wisudanya 37% untuk S1 tergolong cumlaude, dan kebetulan anak wedok mbarep termasuk lulus dengan cumlaude dari FKIP.
Selesai prosesi wisuda, anak wedok mbarep mendapatkan ucapan dari teman SMP dan orangtuanya, teman SMA, dan guru les sewaktu di SMP/SMA sambil mereka berfoto ria. Kemudian, saya mengajaknya ke Dapur Solo Hj. Indrat yang berada di halaman Edutorium, dekat pintu masuk Kompleks Gedung Edutorium UMS.
Makan bersama di Dapur Solo Edutorium UMS |
Kebetulan anak wedok ragil yang sedari dini hari menemani kakaknya yang wisuda belum makan. Jadi, kita makan bareng bersama anak wedok mbarep yang selesai di wisuda. Ucapan selamat atas wisudanya, pun kembali muncul dalam makan bersama tersebut.
Tak terkecuali, kedua orangtua anak wedok mbarep tersebut. “Selamat ya … Cah ayu? Semoga ilmunya barokah!” kata saya kepada anak wedok mbarep.
Momen ini menjadi awal perjalanan menjadi diri dalam meraih mimpi. Seperti kata Orrin Grant Hatch (1934-2022), seorang pengacara dan mantan politikus Amerika Serikat, "Graduation is not the end; it's the beginning" (Kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal).
Kutipan yang begitu sederhana itu menunjukkan bahwa kelulusan menandai dimulainya peluang dan tantangan baru, bukan akhir dari perjalanan pendidikan seseorang.
Kutipan tersebut menekankan gagasan bahwa pembelajaran dan pertumbuhan terus berlanjut setelah pendidikan formal, yang mendorong para lulusan untuk mengejar pengembangan pribadi dan profesional lebih lanjut. *** [151024]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar