Rabu, Oktober 16, 2024

Saigonsan, Restoran Ala Indochina Bernuansa Museum di Malang

  Budiarto Eko Kusumo       Rabu, Oktober 16, 2024
Bersantap di restoran bergaya museum adalah pengalaman unik yang memadukan seni dengan gastronomi. Suasananya elegan, dengan dekorasi artistik yang menggugah rasa ingin tahu dan percakapan. Setiap hidangan bukan sekadar santapan, tetapi sebuah karya seni, dibuat dengan cermat dan ditata dengan indah, yang mencerminkan semangat kreatif tempat tersebut.
Saat menikmati makanan, Anda mungkin akan dikelilingi oleh karya seni atau pameran yang menarik, yang akan meningkatkan pengalaman secara keseluruhan. Kombinasi kuliner lezat dan inspirasi budaya menciptakan suasana yang tak terlupakan. Layanan yang penuh perhatian menambah kesan mewah, membuat setiap momen terasa istimewa.
Salah satunya adalah Restoran Saigonsan spesialis Modern Vietnamese & Thai Food. Meskipun belum terlalu populer, restoran yang menawarkan masakan Indochina sudah bisa dijumpai di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk di Kota Malang, yang tepatnya berada di Jalan Kahuripan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Royal Angkor Room di Restoran Saigosan, Modern Vietnamese & Thai Food di Kota Malang

Sebagai bagian dari fasilitas Hotel Tugu Malang, sebuah hotel bintang 5 di dekat Alun-Alun Bundar, restoran Saigonsan melengkapi perpaduan unik antara sejarah dan budaya yang menjadi citra Hotel Tugu Malang.
Semenjak dari lorong hotel melewati taman hingga bangunan restoran, mengusung desain yang mengadopsi suasana negara-negara di Indochina. Negara-negara Indochina yang dimaksud di sini adalah Myamar, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Interiornya menarik, dan didominasi warna merah dengan pencahayaan indah.
Saya berkesempatan berkunjung ke Restoran Saigonsan, karena diajak makan malam sama Research Manager dalam penelitian NIHR Global Health Research Centre for Non-Communicable Diseases and Environmental Change (NIHR-GHRC NCDs & EC) bersama dengan Tim CEI (Community Engagement and Involvement) dan peneliti Environmental Sociology serta Maroof Khan dari The George Institute for Global Health (TGI) India.

Artefak dan karya seni Indochina dalam nuansa museum di Restoran Saigonsan Malang

Usai menghadiri Indonesia in-Country Meeting hari kedua (Selasa, 01/10) yang diselenggarakan oleh NIHR-GHRC NCDs & EC di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, mereka masih sempat berdiskusi informal di antara elemen tim yang ada dalam penelitian NIHR. 
Kemudian selepas Maghrib, Research Manager mengajak enam orang untuk makan malam di Saigonsan sambil melanjutkan diskusi dengan peneliti Environmental Sociology dengan Tim CEI yang dijembatani oleh Research Manager.
Begitu melewati selasar taman sebagai garden café dan masuk pintu menuju ruang utama, interior nuansa museum terlihat begitu kental. Artefak dan karya seni yang dikumpulkan oleh pemilik Hotel Tugu Malang dipajang. Di dalam restoran ini terdapat ruang Arts of The Gods, alias seni untuk Para Dewata, dengan karya seni Indochina bersejarah.

Makan malam sambil diskusi di Royal Angkor Room

Di ruang Arts of The Gods, Anda akan menyaksikan replika Candi Angkor Wat yang ada di Kamboja. Ruangan itu diberi nama Royal Angkor. Seperti candi Hindu di Indonesia pada umumnya, arsitektur tersebut merupakan bagian utama (main chamber) atau Garbhagriha yang  berada di dalam candi yang melambangkan rahim atau Grbhagra.
Biasanya yang ada di dalam candi adalah sebuah lingga yaitu sebuah batu yang melambangkan Siwa. Selain itu juga terdapat arca dewa-dewa lainnya yang ditaruh di bilik-bilik yang ada di dinding candi. Dalam desain arsitektur bangunan utama Restoran Saigonsan, bilik-biliknya berisi dewa-dewa yang dipercaya di daerah Indochina, dan patung Jaya Warman II. Bentuknya berbeda dengan arca-arca candi di Indonesia.
Di ruang inilah, Research Manager memilih meja panjang untuk makan malam. Begitu duduk di kursi, pramusaji memberikan daftar menu makanan. Sambil memesan makanan, mereka melanjutkan diskusi lagi. Diskusi tersebut fokus bertujuan untuk memadukan gerak langkah antara peneliti Enviromental Sociology dengan Tim CEI.

Bánh canh cua

Pada kesempatan itu, saya memesan Bánh canh cua (Sup Mi Kepiting Kental Khas Vietnam), dan minumnya memilih Thai Iced Herbal Tea (Teh Herbal Dingin Khas Thailand).
Bánh canh cua adalah pilihan yang lezat! Sup mi yang kental dan kenyal ini berisi daging kepiting, yang sering disajikan dalam kaldu yang gurih dan kaya dengan rempah-rempah dan hiasan. Mi ini memiliki tekstur yang lezat yang sangat cocok dengan kepiting yang lembut. Disajikan dengan daun ketumbar segar, daun bawang, dan terkadang perasan jeruk nipis, hidangan ini merupakan hidangan yang menenangkan dan beraroma yang menangkap esensi kuliner Vietnam.
Thai Iced Herbal Tea adalah pilihan yang menyegarkan! Teh ini dibuat dengan campuran bahan-bahan herbal, seperti serai, daun pandan, bunga telang, dan rempah-rempah aromatik lainnya. Disajikan dengan es, teh ini sering kali diberi pemanis dan dapat ditingkatkan dengan madu untuk mendapatkan rasa yang lembut. Kombinasi aroma bunga dan earthy notes (aroma yang terinspirasi dari bau tanah, dedaunan, dan akar-akaran) menciptakan keseimbangan yang menyenangkan, membuatnya sempurna untuk disantap bersama hidangan yang lezat.

Thai Iced Herbal Tea

Makan di Ruang Royal Angkor itu, seperti makan di candi yang pembuatannya diinisiasi oleh Raja Jaya Warman II. Konon dalam sejarahnya di Kamboja, Ruang Royal Angkor didedikasikan untuk Pangeran Jayawarman II dari Jawa, yang membangun kerajaan sebelum Angkor di Kamboja pada tahun 802 M.
Selesai makan di Ruang Royal Angkor, pulangnya berjumpa dengan Tim Penelitian NIHR dari luar negeri -  Prof. Christopher Millet (Imperial College London/ICL), Dr. Devarsetty Praveen (TGI India), Dr. Laura Downey (Advanced Research Fellow ICL), Dr. Nushrat Khan (Research Fellow ICL), dan Dr. Sabhya Pritwani (Research Officer TGI India) - yang kebetulan sedang makan malam juga di selasar restoran dekat dengan taman.
Bersantap di Saigonsan menawarkan cita rasa dan warna yang semarak. Dipenuhi dengan dekorasi ala Indochina dan keramaian yang mengundang. Setiap hidangan merupakan kenikmatan indera, disajikan dengan indah dan penuh dengan rempah-rempah. Layanan yang penuh perhatian meningkatkan pengalaman, membuat Anda merasa tenggelam dalam perjalanan kuliner. *** [161024]


logoblog

Thanks for reading Saigonsan, Restoran Ala Indochina Bernuansa Museum di Malang

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog