Kamis, Oktober 17, 2024

Pawon Renjana: Warisan Kuliner Jawa Di mana Masa Lalu dan Masa Kini Bersatu

  Budiarto Eko Kusumo       Kamis, Oktober 17, 2024
Pemanfaatan kembali rumah-rumah tua menjadi restoran sering kali menciptakan pengalaman bersantap yang unik. Tempat-tempat ini biasanya mempertahankan detail arsitektur yang menawan sambil menawarkan menu-menu kuliner yang aktraktif.
Salah satu di antaranya yang ada di Kota Malang adalah Pawon Renjana yang berada di Jalan Gajah Mada No. 11. Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Lokasi ini berada di sebelah timur Balai Kota Malang, yang letaknya juga tak jauh dari Stasiun Kota Baru Malang.
Pawon Renjana Malang merupakan sebuah usaha atau bisnis yang bergerak dibidang rumah makan atau restoran yang menyajikan aneka menu makanan dan minuman. Restoran ketiga yang dilaunching belum genap setahun ini merupakan bisnis usaha yang dikembangkan oleh staf pengajar Universitas Widyagama (UWG) Malang.
Menempati bangunan yang menjadi aset PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di atas tanah seluas 453,6 m², usaha bisnis Pawon Renjana ini memberi kesan tersendiri. Bangunan dengan nomor portal aset KAI 08.02.00227 masih terlihat desain kuno.

Fasad Pawon Renjana Malang

Bangunan tempo dulu ini, bila dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola Pawon Renjana, dapat memicu nostalgia di antara pengunjung dan memberikan dampak pada niat untuk mengunjungi kembali bangunan lama dengan desain ulang ini (adaptive reuse).
Adaptive reuse berakar dari gabungan kata ‘ad’ (untuk) dan ‘aptare’ (cocok) yang berarti tindakan atau proses penyesuaian [
1Arfa, F. H., Zijlstra, H., Lubelli, B., & Quist, W. (2022). Adaptive Reuse of Heritage Buildings: From a Literature Review to a Model of Practice. The Historic Environment: Policy & Practice, 13(2), 148–170. https://doi.org/10.1080/17567505.2022.2058551
]. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, adaptasi merupakan upaya pengembangan cagar budaya untuk kegiatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan perubahan-perubahan terbatas yang tidak mengakibatkan penurunan nilai pentingnya atau kerusakan pada bagian-bagian yang mempunyai nilai penting.
Selama bangunan tempo dulu atau bersejarah memiliki konstruksi bangunan yang masih dapat dieksplorasi dan diproses untuk fungsi baru yang dapat bermanfaat secara ekonomi dan sosial serta tidak merusak lingkungan, penggunaan kembali adaptif adalah pilihan terbaik. 
Melalui penggunaan kembali adaptif, pengelola Pawon Renjana dapat memanfaatkan nilai nostalgia yang tersimpan di dalam bangunan. Nostalgia meningkatkan motivasi orang untuk memesan ulang atau mengonsumsi dan ini memberikan sisi positif bagi nilai ekonomi.

Makan siang bersama peneliti dari George Institute for Global Health, India

Saya berselesa mengunjungi Pawon Renjana ketika diajak makan siang oleh Wakil Direktur (Wadir) 2 Percik Salatiga yang sedang menjamu koleganya dari India, yaitu Dr. Nushrat Khan (Research Fellow di Imperial College London/ICL), Dr. Sabhya Pritwani (Research Officer George Institute for Global Health, India), dan Maroof Khan (CEI George Institute for Global Health, India), usai menyaksikan photovoice di Desa Tlogorejo (Kecamatan Pagak) dan menyambangi kader di Balai Desa Bakalan (Kecamatan Bululawang).
Rombongan memilih meja panjang yang ada di bangunan utama dengan pintu belakang menuju halaman belakang yang ada tamannya. Di taman itu terdapat sepasang meja kursi ala taman yang terkesan etnik.
Sambil berdiskusi, mereka memesan menu makanan dan minuman sesuai selera masing-masing. Pada kesempatan ini, saya memesan garam asem dan minumnya memilih es sinom. Garam asem di Pawon Renjana beda penampilan dan bumbu seperti garam asem pada umumnya. 
Garam asem di Pawon Renjana menyerupai dengan sup. Oleh karena itu, penyajiannya tidak dengan daun pisang melainkan dengan wadah saji sup warmer stainless mini (warmer-food-soup warmer), atau yang juga disebut dengan steam boat atau panci sealion.

Nasi garang asem khas Pawon Renjana Malang

Bangunan yang dulunya kurang terawat kini menjelma menjadi restoran dalam kawasan urban heritage. Restoran dengan desain lamanya terbukti menarik semua generasi, dari generasi muda hingga tua. Mengacu pada hal ini, bangunan daur ulang dengan desain lamanya dapat menjadi alat promosi untuk menarik pengunjung untuk datang.
Keberadaan bangunan kuno yang sarat dengan nilai histori dengan pemberian nama Pawon Renjana terasa selaras. Renjana adalah kata yang berasal dari bahasa Sansekerta, dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memiliki arti keinginan yang kuat, untuk sebuah perasaan seperti rindu atau cinta.  Padanan katanya dalam bahasa Inggris adalah passion.
Mengacu pada hal ini, bangunan daur ulang dengan desain lamanya dapat menjadi alat promosi untuk menarik pengunjung untuk datang menikmati menu-menu yang ada di Pawon Renjana yang menampilkan hidangan khas Jawa (Javanese dish).
Sambil bernostalgia dalam kawasan urban heritage, pengunjung sekaligus juga bisa menyantap warisan kuliner Jawa di mana masa lalu dan masa kini bersatu. *** [171024]


logoblog

Thanks for reading Pawon Renjana: Warisan Kuliner Jawa Di mana Masa Lalu dan Masa Kini Bersatu

Newest
You are reading the newest post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog